Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2021

Kamu Hanya Belum Pernah Kehilangan

Kamu hanya belum pernah kehilangan Justru,  kamu yang nggak tau bahwa aku sering kehilangan. Jangan hanya karena kamu belum pernah melihat aku terluka karena kehilangan kamu beranggapan bahwa aku nggak pernah kehilangan.  Bahkan sebelum kamu bilang seperti itu,  aku sudah terlebih dahulu kehilangan orang paling berharga dalam hidup, orang yang punya pengaruh  besar dalam hidup. Bukan hanya sekedar kehilangan seseorang, tapi aku kehilangan banyak hal.  Aku kehilangan momen-momen di mana aku seharusnya bisa menikmati itu semua. Berada di dekat orang-orang tersayang, mendapat kasih sayang dan hal lainnya.  Jangan kira,  karena kamu baru merasakan kehilangan kamu sudah merasa menjadi orang paling menyakitkan. 

Pelan Aja Yang Penting Berjalan

Yaps,  emang sih rasa semangat itu enggak selamanya konstan dalam diri kita. Ada kalanya rasa semangat itu menurun bahkan seturun-turunnya, kadang juga naik bahkan sangking semangatnya lupa sama apa-apa.  Pengen jalan aja terus,  gak mau berhenti meski buat rehat sejenak. Tapi sekalinya rasa semangat itu turun,  udah fiks bakal nggak mau ngelakuin apa-apa,  bahkan cuman melangkah satu langkah aja nggak bersemangat.  Kadang juga kalo udah turun rasa  semangat buat gapai mimpi dan rencana-rencana yang udah di tata.  Itu pikiran negatif selalu senantiasa berkunjung ke otak (kalian gitu gak,  kalo aku sendiri gitu)  jadinya negatif sama diri sendiri,  sama masa depan,  sama hal-hal yang bahkan belum pasti terjadi. Parahkan?  Gak ada guna stres iya :( Udah gak atu lagi sama diri sendiri mau nya gimana.  Kadang juga ngerasa kalo aku bakal jadi orang gagal. Tapi diri dalam diri aku sendiri menyangkal itu, " aku pasti bakal berhasil. Pasti bisa wujudin semua mimpi-mimpi ku".  Tapi em

Dia Bukan Siapa-Siapa Apa Peduli Mu

Sudah lupakan, dia bukan siapa-siapa. Dia hanya orang asing yang kebetulan singgah saja, kapan saja dia bisa pergi meninggalkan. Jangan terlalu mengambil hati hanya karena dia menganggapmu berarti dan sedikit perhatian. Dunianya bukan cuman tentang kamu.  Jadi, berhenti memikirkan.  Kalaupun dia  benar-benar pergi, it's okay. Itu bukan masalah besar, dia gak punya pengaruh apa-apa dalam hidupmu. Dia pergi bukan berarti hidupmu akan berakhir bukan? 

Mau Tidak Mau Harus Merelakan

P ada akhirnya cepat atau lambat orang-orang yang ada di sekitarmu akan pergi,  entah pergi dengan pamit atau berlalu begitu saja.  Juga tak menutup kemungkinan kamu, dia,  dan orang-orang terdekatmu akan pergi menyisakan dirimu seorang diri. Siap nggak siap kamu harus berakhir sendirian, orang-orang yang saat ini kamu percaya akan selalu berada di sampingmu cepat atau lambat akan meninggalkanmu. Dan jika saat itu tiba kamu harus sudah siap melepaskan dan mengikhlaskan. Meski sakit, tapi tetap harus kamu lakukan. Orang-orang nggak akan berada di samping kamu selamanya,  mereka punya tujuan dan lingkaran hidup sendiri. Kamu nggak bisa selamanya mengekang bahkan menuntut mereka untuk senantiasa berada di sampingmu. Sekalipun itu orang terdekatmu. Lepaskan.... Ikhlaskan.... Lupakan....., dan berakhir Sendirian..... Payah jika kamu nggak bisa hidup sendirian, payah jika kamu tetap nggak bisa mengikhlaskan, hahaha rasanya aku ingin tertawa, menertawakanmu yang sekarang.

Kenapa Harus Aku?

Aku Hanya Lelah

Bisakah ku memulai hari esok dengan sosok baru dalam jiwa? Memperbaiki semua hal yang menjadi kesalahan fatal di awal.  Aku tak menyerah bukan pula kalah Aku hanya lelah dan ingin istirahat barang sejenak,  mengusir rasa penat.  Kata orang aku tersesat,  dalam labirin kehidupan yang tiada ujung. Dan sangat tidak mungkin aku menemukan titik terang untuk keluar Aku tengah terjebak sedalam-dalamnya, yang bahkan tak mampu seorangpun mengulurkan tangannya. Aku sendirian,  dibawah tekanan hidup yang semakin kejam. Tak ada orang yang tau bahwa aku tengah tenggelam dalam lautan kehidupan yang tak berdasar.  Yang orang tau, aku tengah berpesta tanpa melihat fakta bahwa aku berlinang air mata.  Setiap malam,  setiap malam aku tengah termenung dibalik pintu kamar yang gelap,  dengan memeluk lutut erat.  Aku berharap bahwa semua rasa hampa dan ingin menyerah itu hanya berlaku sementara.  Tuhan...  Bisakah ini berakhir?  Bisakah aku menemukan cahaya kehidupan yang baru untuk membawaku p