Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Daily Life

Sedikit Kecelakaan di Pagi Hari

Saya pernah menulis "Berkendara itu, satu dari sekian cara untuk melihat keegoisan manusia. Kenapa begitu? Karena manusia tidak pernah mau bersabar". Salah satunya saya. Hari ini saya berangkat lebih pagi dari biasanya, dengan harapan bisa menikmati suasana pagi lebih lama dan lebih nyaman. Nyatanya jauh dari harapan. Saya lupa kalau hari ini sudah mulai sekolah, tentu saja jalanan akan jauh lebih ramai dari biasanya. Banyak kendaraan yang berlomba-lomba ingin memimpin garis depan agar sampai tujuan lebih cepat. Saya sendiri lebih lambat dari orang lain. Jika diibaratkan saya berjalan seperti kura-kura yang memangku rumahnya kemana-mana. Saya terlalu asik mendramatisir keadaan sekitar saya, pada ibu yang buang sampah, anak sekolah dengan putih-birunya berlarian di trotoar jalan, seorang ayah yang mengantar putrinya, bapak disudut jalan menikmati rokoknya, juga pak polisi yang sedang menertibkan lalu lintas. Matahari tepat menyoroti wajah saya, hangatnya membelai p

Minggu Pagi Sebelum Kerja

Suasana minggu pagi selalu berbeda. Jalanan yang lebih ramai pejalan kaki dari biasanya, udara yang terasa jauh lebih segar meskipun sama saja. Juga semangat orang-orang yang menguar dari para pejalan kaki. Aku berkendara dengan pelan, penuh penghayatan. Kalau dulu kata Sani, tadabur.  Orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang pemanasan sebelum mulai berolah raga, ibu-ibu pulang belanja dari pasar, penjual dan pembeli bubur untuk sarapan atau hanya sekedar jalan-jalan santai biasa. Saya sendiri sedang duduk didepan toko yang belum buka sembari menikmati dodongkal yang saya beli beberapa menit lalu hehe. Pagi ini penuh kegiatan, bahkan 7.15 yang menurut saya sepagi ini sudah ada yang foto prewedding diperempatan jalan. Untungnya kang foto orang berbeda dengan yang saya temui di sekolah. Aduh, tepat di depan saya sedang take video. Dua pasangan itu sedang berjala dengan bergandengan tangan juga jangan lupakan ekspresi bahagia di wajahnya.  Apakah saya yang

Proses Hidup

Kamu tau kan, nggak semua hal di dunia ini bisa didapatkan secara instan. Bahkan mie instan yang dikatakan instan aja perlu melewati beberapa prosedur sampe benar-benar bisa dinikmati.  Begitu juga dengan hidup perlu melewati yang namanya proses. Kalo kata mamah " semua perlu proses, hidup nggak sama dengan halnya ketika kita makan sambel yang bakal pedes saat itu juga. Bisa saja kita melewati hidup tanpa proses tapi nggak bakal lama kayak makan sambel pasti pedesnya sementara dengan minum es teh pasti udah hilang"  Untuk itu kepada aku, kamu dan kita yang sedang berjuang semoga senantiasa bersabar menjalani prosesnya. Kita kudu yakin bahwa proses akan memberi kita sesuatu yang bahkan sang hasil nggak bisa berikan.  Karena dari sebuah perjalanan hidup yang terpenting itu bagaimana kita bisa menikmati sebuah proses daripada hasil akhir. 

Pada Akhirnya Ini Adalah Tempat Saya Pulang

Pada Akhirnya Ini Adalah Tempat Saya Pulang Saya sempat ragu saat bilang kalo “pada akhirnya ini adalah tempat saya pulang” meski kenyataan begitu adanya. Entahlah saya merasa malu, karena beberapa saat lalu saya sempat ada niat untuk melupakan bahkan mengganti apa yang saya sebut sebagai ‘tempat pulang’ ini. Alasannya cukup clise seperti halnya seorang gadis atau pria yang meminta putus pada pasangannya karena rasa bosan. Dan itu terjadi pada diri saya sendiri, alasannya karena bosan dan sudah tak cukup menarik. Saya terlalu mudah melupakan bagaimana dulu saya membangun ‘tempat pulang’ ini dengan penuh semangat dan perhitungan tapi setelah semuanya berhasil saya bangun dengan mudahnya saya bilang bosan dan akan mencari tempat yang lebih nyaman. Huh, secara sadar nggak sadar itu hal yang paling saya benci dari diri saya sendiri. Tak pernah mau menyelesaikan sesuatu sampai tuntas.  Setelah dipikir dan direnungkan secara mendalam akhirnya saya memilih kembali pulang pada apa