Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2023

Aku Ada di Sini, Senantiasa Menanti Kepulanganmu

Hari ini aku bertemu adikmu, dia sama kayak kamu, sama persis.  Bedanya dia versi perempuan.  Dia tumbuh cantik, sangat cantik. Kamu pasti membanggakan dia, aku bisa membayangkan kamu bersemangat menceritkan tentang dia.  Bahkan sepanjang hari itu hanya akan kamu isi tentang dia. Aku akan mendengarkan kamu, tenang saja. Bolehkan dia ku ajak ke rumahku? Akan kujadikan dia sebagai tahanan tidak langsung. Aku tidak akan mengijinkan dia pulang, jika kamu tidak menjemputnya. Aku ingin bertemu denganmu. Sejak perpisahan waktu itu, perpisahan yang kuanggap bukan perpisahan (meski akhirnya kamu menghilang) aku tidak pernah bertemu denganmu lagi.  Apakah luka yang kutorehkan padamu terlalu dalam, sampai-sampai kau menyembunyikan diri. Berlari sejauh mungkin agar tidak bertemu dengaku lagi? Apakah, rasa sakit itu masih terasa jelas? Mari aku obati, kata orang terkadang yang bisa menjadi obat atas luka adalah sumber luka itu sendiri. Apakah, semua hal tentangku menjadi ingatan terburu

Kanvas Kesepian

Tidak bisakah kau merasakan bahwa laut tengah menangis kesepian. Meratapi buih-buih yang pergi meninggalkannya sendirian. Tidak bisakah kau merasakan bahwa laut tengah meraung kesakitan. Menyuarakan kekecewaanya pada buih yang meninggalkannya sendirian. Kanvas itu kosong Sepi Sendirian Kanvas itu mulai terisi Penuh dengan goresan-goresan tinta hitam-putih mewakili kekecewaan. Kanvas itu mulai berwarna, Penuh dengan warna-warna cerah lambang kebahagian. Nyatanya kanvas itu masih merasa sendirian Kosong Dan kesepian Itu adalah warna semu yang terpaksa tergoros oleh tangan seseorang yang merindu kebahagian. Tidakkah kau berpikir bahwa aku kesepian Sendirian dalam gelap penuh kesedihan Tenjebak dalam kanvas kesepian.

Kau Bukan Tokoh Utamanya

Kau bukan tokoh utamanya. Hanya aku yang terlalu pandai merangkai kata, menuliskan namamu dalam setiap ceritaku hingga kau tampak sang tokoh utama. Nyatanya, kau bukanlah tokoh utamanya Kau hanya bagian dari kisah-kisah pelarian yang tak kunjung bisa aku wujudkan Kau hanya tokoh pengganti yang kebetulan sama dengannya Kau hanyalah pemeran pengganti untuk dia yang memilih pergi meski cerita belum sempat kuselesaikan. Kau bukan tokoh utamanya