Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2024

Ini Arahnya ke Mana Ya?

Ini Arahnya ke Mana Ya? Saya berdiri sedari tadi tanpa arah. Catatan tujuan yang sudah ku rencanakan sepenuh hati harus lenyap dibawa  burung merpati yang tak sengaja menepi. Saya kehilangan arahnya. Kompas penunjuk mata angin tak berfungsi. Saya buta arah. Barat yang saya tuju tapi timur yang saya tempuh. Selatan yang ingin saya singgahi, utara yang saya jejaki. Hidup tanpa tau setelah ini arahnya ke mana. Membiarkan kaki berjalan tanpa arah dan tujuan ternyata cukup membuat lelah. Saya kehilangan arahnya. Kereta yang ingin saya tumpangi telah berangkat lebih dulu tepat sebelum saya sampai. Saya kalah cepat. Pikiran saya berlarian, keyakinan saya berhamburan dan harapan saya berguguran. Setelah ini arahnya kemana ya? Tak ada seorangpun yang memberitahu. Menunjukkan arah bahwa jalan yang saya tuju salah. Bahkan angin sekalipun tak membisikan apapun. Ia hanya diam-diam memperhatikan dan menertawakan. Udara malam kini semakin mencekam saya rasakan. Pahitnya kenyataan ke

Titik Muak

|Selamat membaca dan memaknai. Pada awalnya kau mungkin suka rela terbuka mengulurkan tanganmu untuk memudahkan orang terkasihmu. Kau tak ingin ketika kau tak mengulurkan tanganmu maka kasih sayang yang ia janjikan akan hilang.  Setengah waktu kemudian kau masih merasa senang. Sepenuh hati tetap melayani dengan penuh perhatian. Tanpa kau tau bahwa itu akan menyeretmu pada keadaan yang lebih sulit. Ia membuaimu dengan janji-janji manis penuh arti. Janji yang melebur kemudian tanpa arti dan pembuktian yang pasti. Tetapi hatimu terlalu suci untuk mengakui kedustaanya. Kau dengan segenap hati tetap mempercayai. Ia membutakanmu dengan harapan diatas awan meski pada kenyataan yang ia berikan seonggok kotoran. Kau bodoh. Cinta dan ketakuan membutakanmu hingga tidak bisa membedakan. Kau batu, ya, hatimu sekeras batu. Sekalipun ibu menyematkan wejangan pada telinga kananmu, kau membiarkannya berlari melalui telinga kirimu. Penuh waktu. Akhirnya kau mulai sadar tentang seberapa tebal