Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2021

Jangan Menyesali Apapun Karena Kamu Gak Bisa Mengulanginya Lagi

"Jangan Menyesali Apapun Karena Kamu Gak Bisa Mengulanginya Lagi" Pernah gak sih kamu ngambil suatu keputusan dan berakhir dengan penyesalan?  Hmm aku sendiri pernah,  pernah seperti itu dimana aku ngambil suatu keputusan dan akhirnya berakhir dengan penyesalan.  Sebenarnya kalo di pikir ulang lagi sering kali aku seperti itu,  mengulang hal yang sama setiap kali mengambil keputusan.  " Aku udah yakin sama keputusan yang aku ambil,  aku gak akan menyesalinya" Ehh,  tetap aja penyesalan itu selalu datang perlahan mengelus hati,  merayu agar di izinkan untuk masuk. Dan akhirnya masih dengan ending yang sama.  Kalo kamu sendiri gimana sih caranya supaya enggak terjebak dengan ending yang sama dan penyesalan yang sama?  Kadang tuh ya, kalo udah ngerasa salah ambil keputusan suka benci sama diri sendiri. Selalu mempertanyakan kenapa sampe seperti ini,  berakhir seperti ini, kenapa nggak seberuntung orang lain yang kalo ngambil keputusan atau langkah selalu be

Hujan Pembawa Kenangan

Rintik nya menyerang bumi bertubi-tubi. Seolah menyuarakan rindu yang lama terbendung. Aku termenung, menikmati butir demi butir air yang menyentuh halus wajahku. Membawa ku berkelana kedalam kisah masa lalu. Aku terdiam kaku,  bagaikan tugu patung pahlawan. Merasakan setiap tetesan air dengan khidmat. Sembari memejamkan  mata dan mulai mengingat masa itu,  masa dimana saat kita bercanda bersama di bawah riuhnya air hujan. Kamu tertawa, karena bahagia. Sementara aku tersenyum karena melihatmu tertawa.  Dengan tenang kau berkata "aku menyukai hujan".  Kemudian menatapku sembari tersenyum "terlebih saat bersamamu,   aku semakin menyukainya". Kau tau?  Kata yang hanya terdiri dari sepuluh kata itu mampu membuatku melayang setinggi-tingginya. Seperti ada kupu-kupu yang menggelitiki perut, serasa berbaring di taman yang penuh dengan bunga indah. 

Tangisan Tengah Malam

Di bawah cahaya rembulan yang redup. Kesunyian malam mendominasi hanya ada suara jangkrik pemecah kesunyian berusaha  menjadi sosok penghibur malam yang tengah temaram. Aku meratap kaku, kosong tak terbatas. Entah apa yang merasuku pikirku. Tertinggal jauh,  sendirian,  tak pantas, menyedihkan, bahkan mungkin menjijikan. Aku menangis dalam diam, entah apa yang menjadi alasan air mata itu meluncur begitu saja hatiku tiba-tiba sesak, sakit. Menangis keras, ingin ku berteriak menumpahkan segala rasa yang bersemayam dalam diri. Aku menangis tengah malam dalam kesunyian.  Hanya gemercik air kolam yang menjadi musik malam. Udara begitu dingin menandakan bahwa manusia tengah terlelap dengab mimpi indahnya masing-masing. Berbeda dengan diriku yang masih terjaga, enggan menutup mata. Takut jika besok yang menantiku adalah sebuah duka tak di sangka-sangka.

Rasa Sakit, Kecewa, Cape, Penyesalan Berbaur Menyatu

Rasa sakit yang di terima saat dimana aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan,  keluarga,  teman dan keadaan. Kecewa, saat dimana segala keinginan yang sudah di tuliskan sedemikian rupa tak bisa tercapai bahkan untuk memberi penghargaan kepada  orang tersayang pun belum mampu.  Cape,  saat aku harus berusaha menyesuaikan diri dengan orang-orang yang tak ku mengeri dan aku di paksa untuk mengerti. Saat aku berpura-pura mampu padahal tak mampu,  saat aku berusaha sempurna nyatanya tak sesempurna itu,  saat aku harus  merelakan ragaku lelah hanya demi ingin terlihat berkesan di mata orang lain.  Menyesal,  saat di mana aku tak mengikuti keinginan hati,  tak memberi  kesempatan diri sendiri untuk menjadi diri sendiri.  Ya, aku setuju dengan orang yang berkata bahwa memahami sesorang itu sulit dan aku membuktikannya itu benar-benar sulit, terlebih orang itu kerasa kepala dan seseorang itu adalah aku.  Ya aku,  diriku sendiri. Sulit rasanya ketika ingin mengenal diri s

Sebuah Langkah Mencintai Diri Sendiri|Surat Dari Raga Untuk Jiwa

Teruntuk jiwaku,  ini untuk kesekian kalinya aku menyadarkanmu untuk melepaskan segala hal yang mengikat. Jiwaku, ragamu memohon kali ini tolong dengarkanlah,  dengar segala keluh kesahnya,  dengarkan segala keinginannya, rasakan segala rasa sakitnya agar kau tau bagaimana keadaanya sekarang. Jiwaku, baikan ya. Yuk,  berdamai dengan raga, keadaan, dan masa lalu. Jangan terlalu mengikuti kata nafsu karena seleranya terlalu tinggi kamu gak akan kuat untuk mengimbanginya.  Jiwaku,  berdamai yak. Raga sudah terlalu lelah mengikuti semua keinginanmu.  Mari kita beristirahat barang sejenak saja.   Jiwaku,  aku memohon untuk ragaku.  Berhenti memberi racun candu nonton drama,  berhenti memprovokasi nya untuk bergadang,  berhenti mengajaknya bermain-main dengan pikiran.  Jiwaku,  raga sudah lelah. Sudah tidak sanggup lagi memenuhi segala tuntutanmu.  Aku juga perlu istirahat. Jiwaku,  untuk sekarang sengarkanlah suara ragamu ini.  Raga

Sebuah Langkah Mencintai Diri Sendiri| Surat Cinta Untuk Aku

Dear diriku tersayang... Semangat ya, jangan mau kalah sama keadaan. Jangan hanya karena keadaan tak memihakmu kamu menyerah,  jangan hanya apa yang kamu inginkan belum ada dalam genggaman kamu mundur, jangan ya.  Aku ingin kamu kuat.  Kuat menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Kamu pasti bisa menghilangkan perasaan dan perbedaan itu.  Yakini bahwa kamu unik, kamu langka tak sama dengan orang lain.  Kamu harus bisa menunjukkan bahwa dalam diri kamu ada sesuatu hal yang luar biasa dalam diri kamu. Tunjukan pada orang yang selama ini memandang jamu lemah, kamu bisa mengalahkannya Tak apa sekarang orang lain tak melihatmu tetaplah jadi diri sendiri  dan apa adanya.  Syukuri apa yang kamu bisa dan miliki karena apa yang saat ini ada pada diri kamu belum tentu ada di orang lain.  Teruntuk diriku terima kasih,  sejauh ini kamu mau berjuang bahkan bertahan. Terima kasih, karena sudah menjadi sosok yang kuat.  Terima kasih atas semua pencapaianmu dan kurangin ya begadang dan over

Januari Kelabu

Ku kira Januari ku akan indah dengan cerita-cerita bahagia.  Nyatanya tetap sama penuh luka.  75% dari 100% isinya hanya perihal luka dan kecewa. Semangat akan hak baru itu hanya menggebu di tanggal satu selebihnya hanya menjadi kelabu.  Resolusi 2021 itu hanya menjadi kiasan, memenuhi catatan dengan harapan-harapan yang belum tentu terrealisasikaan. Tapi itu lebih baik dari pada tak ada tujuan. Kegelisahan,  kekecewaan, kesedihan sudah menjadi teman setia setiap malam yang kian hari semakin mengakar dalam hati,  tak terima atas kegagalan yang datang menghampiri. Aku menangis dalam diam menikmati setiap luka hatu yang menggerogoti kian dalam. Kelabu, ya januariku kelabu.. Semoga di bulan Februari nanti lekas membaik. 

Kamu Punya Apa, Yang Harus Di Banggain?

Kamu punya apa sih,  yang harus di banggain? Punya uang banyak,  rupa yang menawan, otak pintar? Hyyy saudaraku, jangan terlalu sombong ya.  Gimana kalo ternyata apa yang kamu punya,  apa yang menjadi kebanggaan kamu itu sama Allah  diambil tiba-tiba.  Kamu bisa apa? Sejatinya,  kamu dan aku sama-sama manusia. Terlahir nggak bawa apa-apa,  nanti kalo mati juga gak akan bawa apa-apa. Kecuali,  amal.  Kamu makan nasi, aku juga makan nasi, kamu minum aku juga minum,  kamu tidur aku juga tidur.  Lihat sama kan?  Mau tau apa yang menjadi pembedanya?...  Yang menjadi pembedanya itu adalah akhlak, kamu ini bisa di bilang orang yang berpendidikan, punya gelar tinggi,  lebih dewasa,  tapi sayang gak ada akhlak.  Hanya sekedar tau bagaimana cara menghargai orang lain saja kamu nggak tau,  tapi kamu sendiri mau dihargai sama orang lain.  Tau cara memperlakukan baik aja kamu nggak tau,  tapi diri sendiri mau diperlakukan dengan baik.  Kalo kamu mau di hargai sama orang lain,  ya