Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2024

Saya terjebak hujan lagi

Kali ini berteduh tanpa mengaduh. Hanya sebentar, satu menit yang singkat. Hujan yang kedatangannya tak diharapkan, mampu menghilangkan kegundahan. Jalanan aspal dan halaman toko yang siang tadi diterpa panas keos oleh air hujan sekaligus, wangi tanah campur aspal menguar ke udara mendesak indera penciuman.  Dari arah jalur selatan ibu dengan bayi digendongan dan anak-anak kecil dibelakangnya berlarian menghindari hujan. Napasnya tak beraturan, rintikan basah sisa hujan dikerudung pinknya terlihat jelas. 'Ia sedikit gagal menghindari hujan'. Hanya sebentar, menunggu sambil berharap bisa melihat garis hujan seperti Wynn agar bisa melihat masa depan. Kira-kira di masa depan saya jadi apa? Bisa tidak ya, menaklukan ambisi-ambisi saya?. Mari kita lihat. Untuk kesekian kalinya saya katakan bahwa hujannya singkat. Sekelebat, tidak terlalu rapat ataupun tanpa sekat. Mungkin mampir karena sempat. Pada akhirnya, saya bisa melanjutkan perjalanan saya. Terakhir, "Saya harap kali ini,

Kamu marah sama saya?

"Kamu marah sama saya?" "Saya nunggu kedatangan kamu. Maaf saya salah" Saya hanya bisa terdiam mendengar itu tanpa ada reaksi berarti. Kebencian dan kemarahan yang saya bekukan mulai mencair.  Untuk bisa bertatap muka, saya perlu mengumpulkan keberanian yang tak cukup segunung mungkin perlu seluas samudra. Saya harus melawan rasa sakit saya sendiri. Ada yang mengatakan bahwa obat dari rasa sakit adalah sakit itu sendiri. Dan dengan saya memberanikan diri untuk bertemu membuka rasa sakit adalah bagian dari proses saya mengobati rasa sakit. Saya tidak berjanji langsung sembuh hanya dengan satu kali pertemuan, tetapi sedang saya usahakan. Saya usahakan bahwa kebencian dan kemarahan yang saya bekukan menjadi sebab munculnya rasa sakit, saya cairkan. "Saya minta maaf, saya senang kamu datang" Kebencian itu melebur, dua hal yang saya sadari. Pertama, permintaan maaf yang di ucapkan dan kedua harapan bahwa saya datang menemuinya. Selama ini saya menutup hati deng

Maaf ya saya jadi berharap banyak

Salahnya saya selalu menyandarkan harapan pada sesuatu. Lebih seringnya pada orang, bahkan ke orang yang baru saya temui pun saya sering menggantungkan harapan dipundaknya. Besar harapan bahwa mereka yang saya gantungi harapan bisa memenuhi harapan-harapan saya. Ternyata tetap saja epilognya kalau menyandarkan harapan pada seseorang itu akan sad ending atau berakhir tidak baik. Karena salah tempat menggantungkan harapan. Satu-satunya tempat yang paling tepat untuk menggantungkan harapa-harapan kita adalah hanya kepada Allah SWT. Allah tempat bergantung atas segala sesuatu. Di jamin deh enggak bakal kecewa. Saya juga sedang berharap banyak, pada seseorang yang tidak sengaja saya temui entah bagaimana memulainya kita terhubung. Saya seperti biasa tidak bisa mengontrol kadar harapan saya, saya selalu membubuhi dia di balik bayangannya harapan yang tinggi. Pada akhirnya ketika hal-hal yang saya harapkan tidak sesuai, saya berakhir kecewa. Sebelum melanjutkan harapan-harapan saya, saya berp