Skip to main content

Posts

Showing posts from 2022

Avocado Capucino

"Aku enggak suka kopi. Tapi, kalo ngopinya sama kamu bolehlah" katamu waktu kita tidak sengaja bertemu di coffeshop. Itu adalah pertemuan yang tidak pernah diharapkan. Entah apa yang Tuhan rencanakan kita dipertemukan kembali setelah satu tahun tidak bertukar kabar. "Apa kabar?" Pertanyaan pertama yang kamu lontarkan setelah kita duduk berhadapan. Di meja kecil nomor 29 tepat menghadap jalan. "Baik" jawabku. Untuk beberapa saat, kita terjebak dengan pikiran masing-masing. Memutar otak mencari topik yang cocok untuk dibicarakan. Kamu meneguk Capucinomu. Aku hanya diam, sembari mengaduk-aduk minumanku. "Gimana Jakarta, seru?" "Aku dengar, setelah kepergianku ke Bandung kamu pergi juga. Waktu itu aku kaget dan enggak percaya, karena kamu pergi tanpa pamit". Iya, aku sengaja pergi tanpa pamit. Biar kamu tahu rasanya ditinggal tanpa kata. Kamu, egois Di. Kamu hanya mementingkan mimpi kamu saja, tanpa memikirkan aku. "Iya, Ja

Agustus dan Ceritanya

"Agustus cape, tapi asik banget" Aku setuju dengan itu, apa yang dibilang benar. Agustus kali ini cape, banyak hal yang runtuh, kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, impian yang harus tertunda, dan perpisahan yang tak terelakan. Hati dipaksa untuk ikhlas meski sulit. Tapi harus. Jujur ini cape banget, tapi Allah Maha Baik. Dibalik Agustus yang melelahkan banyak kejutan yang luar biasa, meski tidak langsung menjadi obat tapi setidaknya itu bisa meredakan segala rasa yang mengecewakan. Agustus, terima kasih untuk 31 harinya. Terima kasih untuk segala ceritanya dan semoga september kali ini bisa diajak kerja sama. Mari mengukir cerita bersama. Bahagia terus ya, 🤗 #Tetaphidup #Drieecerita #SeptemberMenulis #SM2022hari01

Berhenti Hidup?

Rasanya enggak adil jika kita berhenti disini. Sementara diluar sana masih banyak orang yang punya masalah jauh lebih berat daripada kita.  Jangan bilang hanya karena keadaanmu enggak sesuai dengan apa yang kamu harapkan kamu ingin berhenti dan ngaku kalah pada kehidupan. Ini hanya masalah waktu dan kesabaran.  Nanti, akan tiba saatnya dimana kita bisa hidup sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bersabar dengan segala proses, step by step, pelan-pelan kita akan sampai tujuan.

Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?

[Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?] Sejatinya tidak ada yang tahu, akan menjadi apa kita di masa depan karena mengetahui bagaimana masa depan kita otu diluar kemampuan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebisa mengkin untuk membuat masa depan kita menjadi lebih baik, salah satu caranya adalah dengan melakukan hal-hal positif atau menerapkan habit baik untuk diri kita. Iya, sok bijak banget kan aku bilang kayak gitu. Seolah-olah aku sudah benar-benar bisa menerapkan hal itu pada diri sendiri, melakulan hal-hal positif, menerapkan habit baru padahal tidak jauh dari sekedar rebahan. So, turut berduka cita sama diri sendiri. Sejujurnya aku benar-benar marah dan enggak tahu harus bagaimana lagi untuk menyikapi diri sendiri yang sudah mengakar dengan zona nyaman yang kuciptkan sendiri. Akhhhh rasanya benar-benar ingin mengoyak diri sendiri, tapi cukup sadar diri bahwa itu akan menyakitkan. Hal yang paling membuatku marah adalah, atas pertanyaan kenapa aku tidak bisa m

Kehilangan (again)

Namanya juga kehilangan (again), jadi kosong. Semua cerita tentang kamu sudah terhapus, hilang.  Tulisan-tulisanku kehilangan tokoh utamanya, bahkan  sampai sekarang belum menemukan penggantinya. Jadinya ya tetap kosong, tanpa cerita sang tokoh utama.  Karena kamu yang awalnya kujadikan tokoh utama dalam setiap tulisan-tulisanku memilih pergi, mengakhiri setiap cerita sebagai tokoh utama. Meski katamu "kamu bisa mencari tokoh utama yang jauh lebih baik daripada aku, sang tokoh yang bisa membuat tulisan-tulisanmu jauh... lebih berwarna dan bahagia" Haaahh... sulit memang. Sang tokoh utama terlalu melekat dalam setiap jari-jari yang merangkai kata tuk menjadikannya tulisan.  Kepada kamu sang tokoh utama dari setiap tulisanku yang lebih memilih pergi meski cerita belum selesai. Terima kasih selama ini sudah menjadi warna dan rasa dari setiap tulisanku.

Afraid

Perasaan takut sering datang menghampiri orang-orang yang mulai ragu. Ragu akan dirinya sendiri, sehingga hilang rasa percaya dirinya seiring dengan ketakutan yang menguasai diri. Takut akan gagal Takut akan pilihan Takut akan ditinggalkan Takut akan kehilangan Ketakutan akan menjadi penghalang kemajuan diri selama ketakutan itu terus dibiarkan menguasai diri. Lepaskan ketakutan itu, biarkan ketakutan itu pergi. Hilangkan semua keraguan dalam dirimu lalu mulailah melangkah meninggalkan segala ketakutan dan keraguan. Keep fighting, percaya padaku. Selama ketakutan tak dibiarkan menguasai diri maka kamu akan  mencapai apapun yang ingin kamu capai. Jadi, selamat meninggalkan ketakutan🌝.

Berhenti!?

Rasanya Caca ingin pergi jauh sekali, ketempat yang mungkin orang-orang tidak tau keberadaanya. Menghilang sejenak dari keramaian dan rumitnya kehidupan. Hah, barangkali itu salah satu jalan agar bisa membuatnya tenang, pikirnya. Caca berjalan dipinggir jalan, menelusuri trotoar jalan dengan santai. Langkahnya pelan layaknya keong yang tengah membawa rumahnya berjalan, pikirannya kalut, air matanya tertahan menggenang dipelupuk mata. Rasanya bisa sesakit ini, menekan hingga ulu hati paling dalam. Langit semakin pekat, kesunyian semakin mendekap erat mengalahkan riuhnya suara-suara yang ada dipikiran. Berisik. Hembusan napas lelah terdengar, Caca memilih berhenti tepat di bawah lampu jalan. Rasa-rasanya ia belum ingin pulang, ia ingin pikirannya tenang. Berharap angin malam yang menerpa wajahnya halus bisa membawa segala luka yang tengah dirasanya sekarang. Tangisnya pecah. Menangis dalam diam menyembunyikan kepalanya diantara tangan yang memeluk lutut. Lampu jalan menjad

Angkot 03 - part 3 Not in love but just want to say thank you

'Terima kasih' salah satu kata ajaib setelah 'Tolong' dan 'Maaf'. Enggak ada banyak hal yang aku inginkan, hanya ingin bertemu dengannya kembali meski sebentar tapi setidaknya cukup untukku mengucapkan kata Terima Kasih. Hari ini tanpa diduga hujan, dan sialnya payungku tertinggal di bawah meja di kelas karena ketika istirahat tadi aku mengeluarkannya dengan alasan berat. Dan sekarang lihat, rasakan sendiri hujan. Aku berlari pelan namun pasti disepanjang jalan trotoar setelah turun dari pemberhentian pertama menuju halte terdekat. Kebetulan untuk hari ini aku pulang sendirian dikarenakan Neni ada urusan dengan eskul menjahitnya, biasalah orang sibuk enggak bisa diganggu. Aku mengeratkan jas jurusanku, berharap bisa menyalurkan kehangatan meskipun sedikit setidaknya itu lebih baik. Air hujan dengan ganas menyerang jalanan hingga basah kuyup, air-air mengalir tanpa bisa ditahan menuju tempat yang lebih rendah. Cipratan-cipratannya mengenai sepatuku

Tentang Dikta

Namanya Dikta, seorang gitaris salah satu band sekolah di Cianjur. Selain lihai memainkan gitar dia juga lihai membuat para penontonnya jatuh pada pesonanya. Petikan gitar yang indah nan apik memanjakan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan aku salah satu dari sekian banyak penonton yang ikut jatuh pada pesonanya. Aku dan Dikta bertemu di salah satu acara Seminar  Workshop Sastra yang diadakan di gedung Dewan Kesenian Cianjur. Selain seminar Sastra juga sekaligus pelatihan menulis untuk pembuatan lirik lagu dari band-band sekolah pada saat itu.  Diawal acara kita fokus dengan seminar sastra seperti pembuatan puisi dari bagaimana merangkai diksi, hingga pembacaan puisi, terakhir ada penampilan musikalisasi puisi dari ketua komunitas penggiat seni, dilanjutkan dengan penampilan-penampilan band sekolah. Ini tidak sama dengan kisahnya Geez dan Ann, yang tidak sengaja bertemu kemudian saling jatuh cinta. Ini hanya tentang Dikta dan pesonanya, seorang gitaris band sekolah ya