Namanya Dikta, seorang gitaris salah satu band sekolah di Cianjur. Selain lihai memainkan gitar dia juga lihai membuat para penontonnya jatuh pada pesonanya. Petikan gitar yang indah nan apik memanjakan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan aku salah satu dari sekian banyak penonton yang ikut jatuh pada pesonanya.
Aku dan Dikta bertemu di salah satu acara Seminar Workshop Sastra yang diadakan di gedung Dewan Kesenian Cianjur. Selain seminar Sastra juga sekaligus pelatihan menulis untuk pembuatan lirik lagu dari band-band sekolah pada saat itu.
Diawal acara kita fokus dengan seminar sastra seperti pembuatan puisi dari bagaimana merangkai diksi, hingga pembacaan puisi, terakhir ada penampilan musikalisasi puisi dari ketua komunitas penggiat seni, dilanjutkan dengan penampilan-penampilan band sekolah.
Ini tidak sama dengan kisahnya Geez dan Ann, yang tidak sengaja bertemu kemudian saling jatuh cinta. Ini hanya tentang Dikta dan pesonanya, seorang gitaris band sekolah yang aku tak sengaja jatuh pada pesonanya.
Ada sekitar 8 band yang tampil, masing-masing membawakan 1-2 lagu. Dari mulai lagu Crisye, Adele, bahkan Coldplay- Fix you, semuanya tampil dengan luar biasa. Satu sampai lima band masih dengan kesan biasa, sampai pada penampilan ke dua dari terakhir para penonton berteriak riuh.
Penonton di sudut kiri depan dengan lantang berteriak menyerukan nama band dan sang gitaris beberapa kali, sampai....
"Tes-tes, 1..2..1..2 Hallo semua, selamat siang"
Suaranya menggema diseluruh ruangan yang kedap suara, lembut dan tegas secara bersamaan. Para penonton hanya membalas sapaan dengan teriakan, dan aku? Jangan tanya aku. Sudah pasti aku terpaku menatap Dikta dengan gitar ditangannya dengan penuh kekaguman. Ternyata sekeren ini ya anak band, aaaa.
Dikta, sinarmu terlalu terang.
Aku hanya bagian terkecil dari gelap yang berharap bisa mendapatkan sedikit cahayamu.
Duniamu terlalu ramai untuk aku si pengagum sepi.
Dikta...
Bolehkah aku beharap?
Suatu hari aku bisa menjadi bagian dari terangmu.
Hanya sebatas ini, kekaguman yang tidak tersampaikan hanya tercurahkan dalam tulisan. See you Dikta, untuk terakhir kalinya kita bertemu. Aku tidak akan berharap bahwa kita akan bertemu lagi, cukup satu kali kita bertemu. Karena aku tidak ingin jatuh pada pesonamu terlalu dalam.
[Diktanya fiksi, tapi seminarnya asli:v]
See you, Driee:)
Dikta, sinarmu terlalu terang.
Aku hanya bagian terkecil dari gelap yang berharap bisa mendapatkan sedikit cahayamu.
Duniamu terlalu ramai untuk aku si pengagum sepi.
Dikta...
Bolehkah aku beharap?
Suatu hari aku bisa menjadi bagian dari terangmu.
Hanya sebatas ini, kekaguman yang tidak tersampaikan hanya tercurahkan dalam tulisan. See you Dikta, untuk terakhir kalinya kita bertemu. Aku tidak akan berharap bahwa kita akan bertemu lagi, cukup satu kali kita bertemu. Karena aku tidak ingin jatuh pada pesonamu terlalu dalam.
[Diktanya fiksi, tapi seminarnya asli:v]
See you, Driee:)
Bonus:v
Comments