Skip to main content

4 Alasan Saya Malas Update Blog

Hallo, ini Drie. Hari ini saya tidak sengaja melihat update-an di laman facebook Kumpulan Emak-Emak Blogger tentang blog challenge satu hari satu post, dalam rangka menyambut hari Blogger yang jatuh pada 27 Oktober nanti. Setelah saya cermati, ternyata saya tertarik untuk mengikuti challenge tersebut. Kebetulan saya memang sedang mengkomitmenkan diri untuk konsisten menulis lagi, untuk mencairkan kebekuan kata dalam otak saya, kekakuan saya dalam menulis dan keasiangan saya dengan cerita.


Challenge ini akan saya jadikan sebagai pemantik untuk menulis dan aktif lagi ngeblog, agar ‘rumah’ tempat saya menumpahkan cerita kembali lagi hidup dan terisi. Blog challenge ini akan dilaksanakan mulai dari 19 Oktober s.d 25 Oktober dengan tema berbeda setiap harinya. Tentunya ini akan menjadi tantangan tersendiri buat saya, dan semoga saya bisa berkomitmen hehehe. Bisa lah ya? Cuman 7 hari aja kok. Mari kita lihat, Drie semoga kamu berhasil.


Tulisan pertama ini akan membahas mengenai “Apa yang membuat Emak lama tidak update blog?”. Mari kita awali dengan alasan kenapa saya memutuskan mulai nge-blog, sebenarnya saya mulai tahu dengan istilah blog itu ketika akhir tahun kelas 3 SMP, 2019 lalu. Diawali dengan saya yang sennag dengan membaca cerita-cerita di google, entah itu cerita rakyat, cerpen anak, bahkan cerita romance remaja hehe (waktu itu masih lagi rame-ramenya tentang cerita Rify (Rio-Ify)). Saya sering berkunjung ke blognya kak Luluk Hf penulis yang sukses dengan cerita-ceritanya. 2019 lalu yang sering saya baca adalah ceritanya yang berjudul EL, dan itu seru bangettttt. Selain EL, aku juga membaca cerita lainnya seperti Mariposa, Duplicate, Devi Enlovqer, Revil dan judul lainnya.


Dari situ saya mulai tertarik untuk membuat blog juga, saya ingin punya blog seperti milik kak Luluk Hf untuk tempat memuat cerita-cerita saya. Maka dari itu untuk pertama kalinya saya mencari tahu bagaimana caranya membuat sebuah blog sampai akhirnya saya terdampar diblog ini hehe. Untuk awal-awal saya mengisi blog saya dengan tulisan-tulisan random saya tentang apa yang saya lakukan dihari itu. Lebih mirip ke Diary, bisa dilihat dari postingan terlama saya, kamu bakal nemu cerita alay saya huhu. Ketika saya menginjak kelas 10 SMA, saya mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang berhubungan dengan kepenulisan di sekolah namanya Ekstrakurikuler Karya Ilmiah dan Jurnalistik. 


Dalam salah satu acara semacam kepelatihan dimana kita sebagai peserta diberi kesempatan utntuk bertanya dan dan berperan aktif, bagi peserta yang bertanya dan aktif akan diberi sebuah reward. Waktu itu saya menjadi salah satu yang mendapat reward, saya mendapat sebuah buku dengan judul “Nge-BLOG dengan Hati” karya Ndoro Kakung. Di dalamnya dibahas mengenai seputar dunia blogging, dan saya senang mendapat buku itu karena waktu itu sejalan dengan apa yang sedang saya ingin tekuni, dunia blog. Dari buku itu juga saya jadi tahu kalau Ndoro Kakung ini ternyata sesepuh blog, saya tahu Raditya Dika yang  meniti karir menulisnya dimulai dari ngeblog, Boy Candra dengan blognya Rasa Lelaki, Kevin Aggara yang sampai sekarang masih saya pantengin terus blognya dan masih banyak lagi. Itulah awal mula saya tertarik untuk membangun ‘rumah’ sebagai tempat saya pulang di blog ini. Saya merasa diblog ini, bisa lebih bebas untuk berekspresi tentang perasaan, kemarahan, kekecewaan dan luka-luka yang saya lalui.


Tapi meskipun begitu, meskipun saya sudah menganggap bahwa blog ini ‘rumah’ saya, ada kalanya saya tidak merawatnya. Saya membiarkannya sepi dari kehangatan dan kesedihan cerita-cerita saya, saya membiarkan sarang laba-laba tinggal diantara bait-bait kata dan cerita yang saya buat, saya membiarkan rumah saya  berteman dengan sepi yang berkepanjangan. Kenapa seperti itu? Setelah saya analisis dan bertanya kembali tentang kenapa saya tidak aktif lagi nge-blog ternyata ada beberapa alasan, diantaranya:

1.      Writer’s Block

Ini permasalahan yang paling utama, saya sering mengalami yang namanya writer’s block. Suatu keadaan di mana saya mengalami kebuntuan tentang apa yang ingin saya tulis, terkadang juga saya merasa kehilangan kemampuan menulis saya yang membuat saya kehilangan minat untuk menulis dan melanjutkan tulisan. Saya merasa selalu memiliki banyak ide dalam kepala saya untuk dituliskan, tentang nenek-nenek yang saya lihat di pinggir jalan, anak sekolah dengan kebutuhan khususnya, kisah cinta anak SMA, amang penjual roti kukus, cara agar tertib berlalu lintas sampai bagaimana cara saya mengobati patah hati. Sialnya ketika writer’s block itu menyerang saya, memblokade kata-kata yang ada dalam kepala saya sehingga tidak bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Saya hanya bisa menatap kosong kertas yang ada dihadapan aya dan menulis “Saya tidak bisa menulis, harus ketemu dia dulu biar jadi lancar menulis” hehe

 

2.      Nama Blog yang Dirasa Kurang Cocok

Ibaranya dalam buku, nama itu adalah cover bagi saya. Saya selalu ingin nama yang bagus, cocok, pas dan yang paling penting adalah nama tersebut bisa mendeskripsikan apa isi blog itu dalam kata lain nama adalah image. Saya sudah beberapa kali mengganti nama blog, dari Best of  Drie, Ngarang Bebas, Positif with Me, sampai Drie’s Journal. Entahlah, saya selalu tiba-tiba saya merasa tidak cocok dengan nama-nama blog saya dan itu membuat saya malas untuk menulis.

 

3.      Tema Blog yang Aghhhk

Hampir sama dengan nama, saya selalu ingin tema yang perfect, perfect gak tuh? dengan hanya bermodalkan gratisan haha jangan tertawakan saya. Sudah tahu yang gartisan itu terbatas temanya, bisa kita desain ulang jika kitanya bisa. Saya ingin tampilan blog saya sekelas tampilan blog Kevin Anggara, Navaenra, Rintik Sedu, A Cup of  Coffe nya Gita Savitri. Tampilan blog yang simpel, terstruktur, bikin betah pembaca, yang paling pneting elegant. Kapan-kapan kamu bisa coba untuk berkunjung ke blog mereka.

 

Ini juga jadi masalah, saya jadi tidak terlalu bersemangat menulis.

 

4.      Konten Tulisan

Untuk konten tulisan, saya selalu ingin menulis bebas tapi tetap terstruktur. Entahlah, terkadang berbagai macam tulisan yang saya buat sering merasa amburadul, saking pengennya terstrukturnya tulisan-tulisan saya tak jarang saya membuat blog baru khusus tema atau jenis tulisan tertentu meskipun pada akhirnya tetap tidak saya isi hehe.

 

Dan perasaan yang selalu merasa apa yang saya buat dan saya tulis itu ‘kurang’ dalam artian ‘tidak sempurna’ itulah yang membuat saya enggan untuk menulis. Saya lebih senang dan berpikir layaknya koki yang memasak. Jika hasil masakkannya ingin enak maka sang koki harus mengumpulkan bahan-bahan dan bumbu-bumbunya terlebih dahulu agar bisa menciptakan masakan yang enak. 


Begitupun ketika saya menulis, apa yang saya alami, ide-ide saya, ituadalah sebagai bumbu dan kemampuan saya sebagai bahan untuk bisa menciptakan tulisan yang bagus yang sayangnya ada hal yang luput dari perhatian saya. Bahwa, untuk menjadi seorang koki yang bisa menyajikan makanan yang lezat maka harus melewati tahapan pelatihan terlebih dahulu. Perlu latihan atau pengulangan sampai akhirnya terciptalah masakan lezat. Begitu juga dengan menulis, harusnya untuk bisa menciptakan tuisan yang bagus maka diperlukan latihan-latihan agar kemampuan menulisnya terlatih.

 

Jadi, itu dia beberpa alasan saya jarang update dan mmebuarkan blog saya terlantar kesepian. Jangan ditiru ya, jangan menunggu kesempurnaan tapi ciptakanlah kesempurnaan. Good luck!, see you. 



Comments

Ajeng said…
Ternyata rata2 hampir mirip alasannya, hehehe.

Tp yang penting masih ada kemauan buat nulis ya, Mbak.

Salam kenal, ya.
Halo Kak Drie, saya Ilma. Salam kenal!

Baca tulisan Kak Drie ini saya relate banget. Suka males nulis gara2 tema blognya gak cocok. Tapi males juga mau otak-atik ๐Ÿ˜…

Btw, koleksi bacaan blognya banyak banget, Kak! Saya coba cari blognya Luluk HF tapi gak ketemu.

Biasanya saya cuma bacain blog temen2 sesama blogger aja. Jarang baca blog orang terkenal. Jadi penasaran, isi blog mereka se-unik apa ya?

Mungkin kamu suka:

Kenapa Sebuah Jam tangan bisa seharga Jutaan bahkan Miliaran rupiah Rolex, Patek philippe, swiss

Kenapa hanya sebuah jam tangan bisa semahal itu? Hingga ratusan juta. Beberapa minggu lalu saya melihat salah satu vidio kumpulan vidio tiktok yang lagi rame di facebook. Salah satu vidio yang membuat saya tertarik adalah vidio dengan username @Indrakenz, kalian pasti tau dong dia siapa? Pastilah sudah tak asing lagi dengan nama itu. Namanya yang akhir-akhir ini sering muncul di layar beranda sosial media kalian (mungkin, karena di beranda saya dia sering muncul). Orang bilang dia sultan. Setelah saya melihat dan telusuri lebih dalam lagi ternyata emang benar dia sultan hehe.  Karena, cara dia membuat vidio atau menyampaikan ekspresinya dalam akun tik tok pribadinya tak jarang banyak netizen yang gemas dengan tingkah sosok sultan tersebut. Karena terkesan pamer dan sombong dengan kekayaan yang dia punya.Tapi akhir-akhir ini banyak juga yang bilang kalo sosok Indra ini adalah salah satu panutan untuk terus berusaha dalam menggapai kesuksesan. Dalam vidionya terkadang sering

Maaf ya saya jadi berharap banyak

Salahnya saya selalu menyandarkan harapan pada sesuatu. Lebih seringnya pada orang, bahkan ke orang yang baru saya temui pun saya sering menggantungkan harapan dipundaknya. Besar harapan bahwa mereka yang saya gantungi harapan bisa memenuhi harapan-harapan saya. Ternyata tetap saja epilognya kalau menyandarkan harapan pada seseorang itu akan sad ending atau berakhir tidak baik. Karena salah tempat menggantungkan harapan. Satu-satunya tempat yang paling tepat untuk menggantungkan harapa-harapan kita adalah hanya kepada Allah SWT. Allah tempat bergantung atas segala sesuatu. Di jamin deh enggak bakal kecewa. Saya juga sedang berharap banyak, pada seseorang yang tidak sengaja saya temui entah bagaimana memulainya kita terhubung. Saya seperti biasa tidak bisa mengontrol kadar harapan saya, saya selalu membubuhi dia di balik bayangannya harapan yang tinggi. Pada akhirnya ketika hal-hal yang saya harapkan tidak sesuai, saya berakhir kecewa. Sebelum melanjutkan harapan-harapan saya, saya berp

Minta Tolong

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari projek pembiasaan menulis di bulan Februari. 29 hari penuh cerita| Hai. Hari ini ada yang harus kulakukan yaitu followup surat permohonan bantuan piala dan kesedian sambutan kepada bapak Bupati Cianjur untuk acara Ngamumule Budaya Sunda yang diajukan jum'at lalu (26/01/24). Ternyata setelah dikonfirmasi lebih lanjut suratnya masih dalam tahap proses. Jadi, kemungkinan 1-2 hari kedepan kita ke Pemda  lagi. Sebelum berangkat atau mungkin sedari semalam aku memikirkan hal apa yang harus kulakukan setelah dari Pemda atau kemana baiknya aku pergi? Diam di pedestrian sembari menikmati roti dan lalu lalang kendaraan, jalan-jalan di sepanjang trotoar, ke pasar meski hanya sekedar lihat-lihat, menelusuri Pemda, mejeng di alun-alun atau ke Pusda? Pilihanku jatuh ke opsi terakhir yaitu, Pusda. Aku enggak bawa Blacky (motor yang biasa kupakai), pagi tadi berangkat dianterin. Sebelum benar-benar keluar dari Pemda aku memikirk

Cerpen horor| Misteri jendela kamar

  Misteri Jendela Kamar Oke, aku akan menceritakan kisahku. Mungkin ini cerita pertamaku tentang hal yang berbau mistis aku yang baru mengalaminya pertama kali agak sedikit merinding dan takut. Oke, aku akan mulai menceritakannya.        Ada kejadian janggal di rumahku, kejadian janggal itu sering terjadi setelah mamah aku memutuskan untuk  bekerja dan meninggalkan aku bersama adik ku. Ya aku biasa tinggal di rumah berdua bersama adiku, tapi terkadang adiku menginap bersama temannya sehingga aku sendirian. Aku bisa saja menginap di rumah nenek ku yang tak jauh dari rumah hanya terhalang tiga rumah (cukup dekat bukan?) Tapi karena aku malas untuk keluar ya sudah aku di rumah saja ditemani oleh musik yang melantun dari handhpone. Bisa di bilang aku orangnya pemberani (๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚sombong amat) aku nggak percaya sama yang namanya hantu, pocong atau apapun lah itu namanya, aku sama sekali gak percaya. Meskipun banyak orang yang bilang kalo malam2 itu sering ada hal ini-hal itu tapi

Cakue Special untuk Sehan

Penawaran Pertama Mau saya belikan cakue?, kebetulan saya lagi mampir jajan dulu 17.54 Tawarku melalui pesan singkat yang sengaja kirim. Entah, ketika aku mengetik penawaran itu rasanya sedikit hm.. malu? Sekaligus senang. Karena dengan sedikit keberanian yang kupunya, akhirnya aku bisa menawarinya jajanan favoritku. Status di bawah nama kontak itu berubah menjadi mengetik, menandakan dia sedang mengetik untuk membalas pesan yang kukirimkan. Aku dengan harap cemas memperhatikan status mengetik itu. Aku tidak sabar menunggu balasannya. Enggak 17.56 Singkat, jelas dan padat. Sial. Sebenanya jawaban yang dia berikan cukup membuat aku tersadar, bahwa kita sejauh itu. Aku tidak sedekat itu untuk menawari apa yang ingin aku beli. Sedikit memutar otak, kutemukan jawaban yang pas  untuk mengalihkan perasaan ngenesku karena tawaran ditolak. Kalaupun mau juga beli sendiri sih wkwk 17.56 Jawabku agar penawaran yang sebelumnya terkesan sekedar basa-basi. Dia menjawab. Tuh kan, udah ketebak bakal k

Hal-hal yang saya sadari ketika tidak menulis

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari project pembiasaan diri menulis, jadi selamat berkelana| Hi, Sudah lima hari saya enggak menulis untuk melaporkan kegiatan atau perasaan saya. Dan saya menyesal karena pikiran saya tidak tertuang dengan baik. Saya telah membiarkannya menumpuk dalam kepala hingga rasanya ingin pecah. Lima hari ini kepala saya penuh dengan kemarahan-kemarahan kecil yang sengaja saya sembunyikan, rasa kecewa yang entah bagaimana hinggap di kepala (lagi), rasa sedih yang kembali mengkungkungi hati dan rasa takut yang menjelma bayangan senantiasa memeluk jiwa. Saya kembali terlena oleh luka-luka dan rasa takut dari masa lalu. Saya kembali terjebak pada pikiran-pikiran keraguan hingga saya ingin berhenti dan menyerah. Melihat diri seperti itu, saya merenung dan berusaha menganalisis perasaan yang dirasakan dan tetap menjaga kesadaran agar tetap bisa mengendalikan diri. Hal-hal yang tidak saya tulis adalah hal-hal yang saya selalu lari darinya. Keti