JANJI DIBAWAH SENJA
Aku berjalan gontai menyusuri tepi pantai, tak ada semangat dalam diriku. Setelah aku mengetahui bahwa dia yang selama ini selalu ada bersamaku akan pergi. Ya pergi, untuk waktu yang cukup lama dan jauh sampai aku tak di izinkan untuk ikut. Waktu begitu cepat berlalu hingga saat itu tiba, saat dimana dia harus benar-benar pergi. Tepat pada saat ini ia berdiri dihadapanku dengan bunga dan coklat yang biasa dia kasih setiap hari untuk ku, dia bilang
"itu spesial buat kamu agar kamu selalu semangat dan bahagia"
keheningan mulai menyelimuti, hanya ada suara ombak yang bersorak seakan menertawakanku, aku hanya terpaku menatapnya dihadapanku dan menunggu ia berbicara. sebelum berbicara ia memberiku bunga dan coklat yang tadi ia bawa.. dan "Terima kasih, selama ini kamu sudah mengizinkanku untuk selalu berada di belakangmu, bersamamu, dan juga terima kasih telah memberiku kesempatan untuk membuka hatimu dan membiarkan aku singgah disana," "meskipun aku tak bisa menetap didalamnya hanya ikut singgah diluarnya saja, Hehehe" dia tertawa renyah. "Tapi aku senang, setidaknya kamu udah memberiku kesempatan untuk menyentuhnya." Matahari mulai tenggelam dan aku masih tetap berdiri disini bersamanya, Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jaketnya, memegang tanganku erat dan "ini," ia menunjukan sebuah gelang bermotifkan kupu-kupu "ini aku kasih buat kamu, sebagai kenangan terakhir ku untuk kamu dan tolong jaga ini baik-baik." "kenapa, kamu bilang ini yang terakhir?" "Karena, aku merasa ini adalah terakhir kita bertemu dan terakhir aku bisa melihatmu" ia menunduk memegang erat kedua tangannya. lalu menghembuskan napas kasarnya,seolah ia berat mengatakannya "aku takut, jika aku tak bisa menemui bidadari hatiku lagi. Aku takut jika aku tak bisa menjagamu dan selalu berada disampingmu lagi. Entahlah hatiku berkata bahwa ini yang terakhir kalinya kita bertemu dan aku merasa aku tak bisa kembali lagi dihadapanmu." Ungkapnya. "jangan berkata seperti itu, kita pasti akan bertemu lagi disini, di tempat yang sama. Dan kamu akan menjemputku disini. Ya, itu akan terjadi suatu hari nanti saat kamu kembali" aku meyakinkannya. aku menangis, mendengar semua kata yang ia ucapkan. ini seolah-olah pertanda bahwa ia akan... entahlah, ini sulit untukku jelaskan. Ombak bersorak menemani tangisku yang tak bisa berhenti, sementara dia menenangkanku untuk tidak menangis. "kamu jangan nagis dong,, jika kamu nangis aku akan berat untuk meninggalkanmu" "jika kamu berat meninggalkan aku, tetaplah disini bersamaku. kamu tak usah pergi" dia tersenyum, "aku tak bisa, waktu yang menuntutku untuk pergi.jikalaupun aku bisa memilih, aku akan memilih menetap disini bersamamu, tapi sayangnya tak bisa" aku kembali menagis dalam pelukannya, aku,,aku,,aku tak mau jika dia meninggalkanku. mungkin ini salahku dari awal yang menggantung perasaannya dan tak memberi dia kepastian. Hingga sampai dimana ia harus pergi barulah aku menyadari perasaanku. Dan menyadari bahwa orang yang paling spesial dalam hidupku itu adalah dia.. Benar kata orang,sesuatu akan terasa berharga setelah ia pergi. Dan sekarang aku merasakan kata itu, itu benar-benar terjadi. Sebelum semuanya terlambat, detik itu saat aku berada dlm pelukannya aku mengungkapkan semua perasaanku. Meskipun, itu terlambat tapi setidaknya sebelum ia pergi, ia tau bahwa perasaanya telah terbalas. Dia menangkup kedua pipiku lalu tersenyum. "aku bahagia, bahagia sekali. kamu akhirnya mengungkapkanjoo perasaanmu. Sejak awal aku sudah yakin bahwa kamu akan membalas perasaanku entah itu kapan, maka dari itu aku menunggu dengan sabar sampai rasa itu benar-benar tumbuh dalam hatimu" Aku tetap fokus dengan pandangan matanya, yang seolah-olah mengunciku. Mencari kesungguhan atas apa yang ia ucapkan "dan ternyata saat itu tiba, saat dimana kamu menyampaikan perasaanmu. Sungguh aku sangat bahagia" Ia tersenyum, aku pun ikut tersenyum. sangking bahagianya ia memeluku erat. itu pelukan terakhir sebelum benar-benar pergi. "aku tak akan memaksamu untuk berkomitmen dengan hatimu ketika aku pergi, tapi aku harap ketika suatu saat nanti aku kembali kau masih dengan rasa yang sama." "aku hapap kau juga begitu" aku tersenyum, lalu mengajak ia untuk menautka jari kelingking sebagai tanda perjanjian kita telah sah dibuat.. hehehehe Hari itu bertepatan dengan sunset yang mulai menghilang dia melepaskanku dan pamit untuk pergi, sebelum benar-benar pergi ia berkata. "Jika memang takdir mengijinkan kita bertemu kembali, maka kita akan bertemu lagi ditempat ini. Entah itu kapan, yang pasti jika diizinkan maka kita akan bertemu lagi" dan "Tolong jaga itu baik-baik" menunjuk gelang yang ia berikan "agar suatu hari nanti aku mudah mengenalimu" Dengan perasaan berat aku harus merelakan ia pergi, bagaimanapun juga aku harus bisa. Bisa terbiasa tanpa dirinya. Sejak saat itu, aku berjanji akan menjaga gelang pemberiannya. dan akan menetapkan hati untuknya. Dan aku, akan setia menunggu ia kembali. Sampai ia menjemputku ditempat yang sama lalu akan kembali bersama-sama lagi.
Dari sini aku tau, jangan menyia-nyiakan orang yang benar-benar ada bersama kita.
Karena jika dia sudah pergi, kita akan merasa kehilangan.
18 Desember 2019
Comments