Aku akan bertumbuh, melepas sekiranya luka-luka yang harus kulepas. Merelakan hal-hal yang sebaiknya direlakan dan mengikhlaskan tentang segala apapun yang terjadi dalam hidupku sepanjang 19 tahun ini.
Seharusnya ini enggak menjadi kehilangan paling menyakitkan. Karena ketika ku ingat-ingat, aku bahkan pernah kehilangan hal yang penting dan berharga. Limited edition enggak ada duanya di manapun, Bapak. Aku kehilangan bapak tahun 2015 lalu, ketika aku sedang asyik-asyiknya dengan dunia remajaku. "Aku punya sosok yang kuat. Bapakku." pamerku pada diri sendiri di cermin.
Aku selalu menjadi yang paling bersemangat menceritakan tentang segala kehebatannya. Tentang bagaimana bapak selalu berusaha membahagiakan anak gadisnya, membelikannya baju, membuatkannya mobil-mobilan dari kayu, atau sekedar mengajaknya bercanda sampai tertawa lepas.
Dulu aku belum mengerti rasanya bahagia tanpa batas bareng bapak. Rasanya semua hari sama, akan terasa menyenangkan jika dilalui bersama bapak. Memancing ikan, pergi ke rumah Abah, memberi makan ayam, atau menjahili mamah.
Bapak...
Jika bapak ada di hadapanku sekarang mungkin aku akan menangis sejadi-jadinya, dalam pelukanmu. Menumpahkan segala rasa sakit, kecewa, sedih atas apa yang telah ku lalui. Meski aku tahu bapak hanya akan bilang "Sabar, biarkan semuanya terjadi. Sabar".
Bapak...
Aku hanya ingin menangis.
Melaporkan segala keluh kesahku, tentang aku yang gagal mempertahankan peringkat satu, Aku yang gagal menepati janjiku, aku yang belum bisa memenuhi harapanmu.
Bapak...
Comments