Hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran sari salah satu guru matematikaku mengenai hidup. Kata beliau, "Hidup itu penuh dengan simbol, terkadang tanpa kita sadari untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi manusia selalu menggunakan simbol. Saat kita memberikan coklat pada seseorang itu berarti apa? Saat memberikan bunga? Atau saat memberikan hal-hal lainnya"
Berbicara mengenai matematika sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan matematika, terkadang merangkai kata lebih menarik dari pada harus memikirkan angka. Ah, bukannya benci hanya saja mungkin kesan pertamaku mengenai matematika buruk. Padahal kata bapak "Matematika itu sebenarnya sederhana hanya saja pikiranmu sendiri yang membuatnya rumit" iya sih benar, aku setuju dengan itu. Karena kadang-kadang juga aku selalu teranyuh jatuh dengan matematika.
"Sebenarnya matematika itu sederhana, bahkan rumus hidup pun ada dimatematika kalo kita mau tau. Begini," lalu beliau menggambarkan dua garis horizontal dan satu garis lagi tepat ditengah-tengah keduanya.
(Gambar)
Digaris pertama digambarkan sebagai masa lalu, garis tengah digambarkan kehidupan kita saat ini, dan garis ketiga sebagai garis masa depan. Kalo kita menengok kesebelah kiri otomatis akan melihat masa lalu yang tentunya sudah pasti berlalu dan tak mungkin untuk dilalui kembali. Dan saat melihat ke kanan asa masa depan yang mana saat diumur kita sekarang akan menggalaukan, mengkhawatirkan masa depan yang belum tentu bakal kita alami atau kita lewati. Kata bapak yang terpenting dari diantara kedua kehidupan itu masa lalu atau masa depan adalah masa saat ini, masa yang sedang kita jalani saat ini.
Yang terpenting bagaimana kita menjalani, memanfaatkan waktu dan mengambil makna dari apa yang kita alami saat ini.
Comments