Yang Terpenting Sebelum Kamu Mencoba untuk Mengenal Orang Lain Lebih Dalam Cobalah Mengenal diri sendiri terlebih dahulu
Yang Terpenting Sebelum Kamu Mencoba untuk Mengenal Orang Lain Lebih Dalam Cobalah Mengenal diri sendiri terlebih dahulu :)
Kemarin ketika aku berselancar di story Wa aku melihat salah satu story kakak kelasku tenatang mencintai diri sendiri. Waktu itu aku yang sedang kalut dengan perasaanku yang tak runut, mencoba berkomentar di story itu
"Gimana teh supaya paham sama diri sendiri?"
Butuh beberapa saat untuk membalas pesanku
"Menurutku paham kepada diri sendiri tuh menolak apa yang mereka mau"
"Tapi sulit teh๐"
"Belajar Ndrii," aku suka saat di panggil seperti itu karena berasa di beri perhatian bukan hanya sekedar panggilan yang akhirnya terasa nyaman untuk mengungkapkan apa yang di rasakan.
"Aku pun masih kurang memahami dalam memahami diri" lanjutnya
Meskipun sudah mendapatkan jawaban seperti itu tetap saja tak membuatku tenang, masih ada pertanyaan yang belum menemukan titik terang.
"Cari tahu apa yang kamu sukai dan bisa bikin kamu bahagia" lanjutnya.
Iya kata orang kalo kita udah mengenal diri kita sendiri secara lebih dalam kita bakal merasakan sesuatu yang mungkin hanya diri sendiri yang merasakan bagaimana kebahagiaannya.
Aku kadang suka susah buat mengenal diriku sendiri, banyak sekali tantangan yang datang mau itu dari teman, keluarga, ataupun orang lain yang potensinya bisa membuat usaha yang kita pertahanin itu jatuh lagi.
Menurut aku sendiri banyak banget tantangannya dari mulai harus menganalisis apa sebenarnya yang kita mau, apa tujuan kita hidup, apa yang menjadi prioritas dan apa-apa yang lainnya dan itu menurut aku agak sedikit merepotkan tapi ya, itu salah satu cara supaya kita bisa mengenal diri kita sendiri.
Kadang kala aku sendiri ataupun temen-temen juga pernah merasakan apa yang aku rasakan (asekk) ngerasa malu jika harus menunjukan bakat kita, merasa tidak percaya diri gitu takut jika orang-orang tak bisa menerima kita tapi malah sebalikya. Takut jika mereka akan menjauh karena kita menunjukan apa yang menjadi keinginan/bakat kita. Karena merasa tak se frekuensi jadinya meninggalkan.
"Kamu masih punya hati, bisa merasakan siapa yang tulus menerima kamu"
Dan itu benar, dari kata itu yang membuat aku membuka pikiranku sendiri. Kenapa aku harus takut melakukan/menunjukan aka yang aku suka. Jika pun meraka tulus menerima aku, mereka tak akan mungkin meninggalkan kamu. Hanya karena apa yang aku suka tak disukai mereka. Mereka pasti menerima aku apa adanya dan mungkin akan membantuku untuk terus semangat.
|Jangan terlalu memikirkan orang lain yang jelas-jelas tak tulus dengan mu|
"Kamu juga akan nemuin orang yang bisa ngertiin kamu sepenuhnya dan itu sifatnya datang sendiri"
Iya dan itu benar, aku telah menemukan seseorang yang bisa ngertiin aku, ngertiin keadaan aku, ngertiin dan bisa menerima apa yang aku suka. Bahkan dia mendukung ku untuk selalu mengembangakan apa yang aku suka. Selalu memperingatiku saat aku salah, selalu memberi ku saran, dan saking baiknya orang itu di selalu mau aja setiao kali aku ngelap ingus di pundaknya saat aku menangis hehe
Untuk beberapa saat, penyataan itu membuat ku berkelana jauh menjalani masa lalu yang tak terbatas. Waktu tergambar dalam pikiranku layaknya trailer film yang di tayangkan. Memasuki ruang imajinasi silih berganti tak kunjung berhenti, menayangkan kisah-kisah masa lalu yang telah dilewati.
Ingin ku kembali ke masa lalu, menjalani kembali setiap waktu yang terganti. Tetapi, seberapa keraspun aku meminta itu mustahil bisa kembali karena masa lalu bukanlah rangkaian film yang bisa di putar kembali jika ingin ataupun musik yang bisa di ulang jika ingin mendengarkan ulang. Masa lalu tetaplah masa lalu dan akan berlalu seiring berjalannya waktu.
Bisa di bilang sih aku orang yang tak rela jika masa lalu harus berlalu, karena aku gak rela jika harus melewatkan atau meninggal kan segala cerita yang terlukis. Waktu dimana aku belum benar-benar tau hiduo yang sebenarnya seperti apa, dimana aku belum tau jiak hal yang paling penting dalam hidup itu bertahan dalam tekanan meskipun rasa sakit menekan.
Disini bisa di bilang aku gak bisa menerima kenyataan dan menerima perubahan. Rasanya tuh tak ingin jika harus mendapat kesedihan dan melepaskan kesenangan. Inginnya tuh bahagia terus... gak mau ada sedihnya(emang aku siapa? Segala gak amu sedih ๐
๐) Tapi ya, apa daya. Putih tak selamanya, putih. Hitam tak selamnya, hitam. Mau gak mau, siap gak siap ya harus bisa menerimanya. Sejatinya perubahan itu memanglah benar adanya. Sejauh manapun kita melangkah perubahan senantiasa menemani.
Ayolah,teruntuk diri sendiri. Mualilah belajar mengenal diri sendiri dan menerima perubahan.
Selasa,
06 september 20
Comments