Skip to main content

Angkot 03 - part 1 Awal Pertemuan

Baru pertaman kali saja sudah memberi efek sehebat ini? Bagaimana jadinya jika selalu bertemu? Bukankan itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan hati? Dan sialnya kenapa kamu malah tersenyum!

Sore itu, saat dimana matahari akan berganti peran dengan bulan tepat di depan angkot merah itu kita berpapasan bahkan duduk bersebelahan. Duduk dengan segala keresahan dan kebahagiaan. Kenapa dia duduk di situ, pikirku.

Ini kesempatan terbesar harusnya, dengan keadaan yang seperti itu aku seharunya sudah tahu banyak hal tentangnya. Berbicara banyak menggali informasi tentangnya, makanan favorit, minuman favorit, film favorit, musik kesukaannya dan hal-hal lain tentangnya.

Ah, jangankan bertanya seperti itu untuk mengatakan "Hai" saja seberat ini rasanya. Bibir seolah-olah terkunci otomatis, kalaupun bisa bicara suarapun seolah-olah ikut menghilang melebur seiring dengan deburan jantung yang menggila. Kakiku kugerakkan tak nyaman, berusaha mengusir kecanggungan yang diciptakan sendiri.

Aku menumpu kepalaku lelah, memperhatikan lalu lalang kendaraan lain dibelakang. Kepalaku sudah berubah menjadi beku, tak berani melihat bahkan hanya sekedar menggerakan kepala saja rasanya malu minta ampun. Payah.

Aku sendiri hanya bisa melihat bayanganya dari balik kaca mobil yang tak jelas, sial. Aku berharap kaca yang sedang aku pandang sekarang secara ajaib berubah menjadi cermin paling jernih agar aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Kiri mang" dia mengintrupsi agar angkot berhenti. Aku menarik napas lega, untung saja dia turun terlebih dahulu jadinya aku bisa menggerakan kepalaku secara bebas. Dia membayar ongkosnya dengan uang warna ungu sepuluh ribu. Menunggu. Mungkin menunggu kembalian, karena nggak mungkinkan jarak yang tak terlalu jauh bisa menghabiskan uang sepuluh ribuan. Sayang, terlalu boros kalo seperti itu.

"Maaf dek, kembaliannya kurang. Nggak ada uang pas dek?" Jelas Amang anggkot

"Nggak ada mang" menjawab sambil merogoh sakunya. Si Amang tampak bingung dan menanyakan pada penumpang apakah punya uang lima ribu, tapi belum juga ada yang menjawab dia membuka suara.

"Ya sudah mang nggak papa, lima ribu aja, tapi berdua bareng teteh itu" tunjukannya padaku, eh? Apaan nih? Kok? "Dia teman saya" lanjutnya kemudian berlalu dengan diakhiri senyuman singkat menawan yang ia perlihatkan.

"Oh, iya boleh" jawab si Amang, kemudian belalu melanjutkan perjalanan sambil mencari penumpang baru.

Sementara aku masih tertegun sendirian, eh? Apaan barusan dia membayar ongkosku? Padahal kita belum saling kenal satu sama lain. Aghhkkk sial, tingkat harapanku semakin bertambah. Ini bagaikan tertimpa durian runtuh, istilanya seperti nemu berlian di tempat sampah.

"Kiri mang"

Tanpa membayar ongkos. Membenarkan tas, menarik napas pelan, kemudian memandang ujung angkot yang baru saja aku tumpangi sampai hilang diantara mobil-mobil yang sedang malaju. Pokoknya besok harus bisa bertemu lagi dengan dia, untuk mengucapkan terima kasih sekaligus menanyakan namanya.

Note: Cerita ini hasil dari imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Jika ada kesamaan cerita ataupun nama tokoh itu ketidak sengajaan ๐ŸŒ๐Ÿค—

Comments

Mungkin kamu suka:

Kenapa Sebuah Jam tangan bisa seharga Jutaan bahkan Miliaran rupiah Rolex, Patek philippe, swiss

Kenapa hanya sebuah jam tangan bisa semahal itu? Hingga ratusan juta. Beberapa minggu lalu saya melihat salah satu vidio kumpulan vidio tiktok yang lagi rame di facebook. Salah satu vidio yang membuat saya tertarik adalah vidio dengan username @Indrakenz, kalian pasti tau dong dia siapa? Pastilah sudah tak asing lagi dengan nama itu. Namanya yang akhir-akhir ini sering muncul di layar beranda sosial media kalian (mungkin, karena di beranda saya dia sering muncul). Orang bilang dia sultan. Setelah saya melihat dan telusuri lebih dalam lagi ternyata emang benar dia sultan hehe.  Karena, cara dia membuat vidio atau menyampaikan ekspresinya dalam akun tik tok pribadinya tak jarang banyak netizen yang gemas dengan tingkah sosok sultan tersebut. Karena terkesan pamer dan sombong dengan kekayaan yang dia punya.Tapi akhir-akhir ini banyak juga yang bilang kalo sosok Indra ini adalah salah satu panutan untuk terus berusaha dalam menggapai kesuksesan. Dalam vidionya terkadang sering

Maaf ya saya jadi berharap banyak

Salahnya saya selalu menyandarkan harapan pada sesuatu. Lebih seringnya pada orang, bahkan ke orang yang baru saya temui pun saya sering menggantungkan harapan dipundaknya. Besar harapan bahwa mereka yang saya gantungi harapan bisa memenuhi harapan-harapan saya. Ternyata tetap saja epilognya kalau menyandarkan harapan pada seseorang itu akan sad ending atau berakhir tidak baik. Karena salah tempat menggantungkan harapan. Satu-satunya tempat yang paling tepat untuk menggantungkan harapa-harapan kita adalah hanya kepada Allah SWT. Allah tempat bergantung atas segala sesuatu. Di jamin deh enggak bakal kecewa. Saya juga sedang berharap banyak, pada seseorang yang tidak sengaja saya temui entah bagaimana memulainya kita terhubung. Saya seperti biasa tidak bisa mengontrol kadar harapan saya, saya selalu membubuhi dia di balik bayangannya harapan yang tinggi. Pada akhirnya ketika hal-hal yang saya harapkan tidak sesuai, saya berakhir kecewa. Sebelum melanjutkan harapan-harapan saya, saya berp

Minta Tolong

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari projek pembiasaan menulis di bulan Februari. 29 hari penuh cerita| Hai. Hari ini ada yang harus kulakukan yaitu followup surat permohonan bantuan piala dan kesedian sambutan kepada bapak Bupati Cianjur untuk acara Ngamumule Budaya Sunda yang diajukan jum'at lalu (26/01/24). Ternyata setelah dikonfirmasi lebih lanjut suratnya masih dalam tahap proses. Jadi, kemungkinan 1-2 hari kedepan kita ke Pemda  lagi. Sebelum berangkat atau mungkin sedari semalam aku memikirkan hal apa yang harus kulakukan setelah dari Pemda atau kemana baiknya aku pergi? Diam di pedestrian sembari menikmati roti dan lalu lalang kendaraan, jalan-jalan di sepanjang trotoar, ke pasar meski hanya sekedar lihat-lihat, menelusuri Pemda, mejeng di alun-alun atau ke Pusda? Pilihanku jatuh ke opsi terakhir yaitu, Pusda. Aku enggak bawa Blacky (motor yang biasa kupakai), pagi tadi berangkat dianterin. Sebelum benar-benar keluar dari Pemda aku memikirk

Cerpen horor| Misteri jendela kamar

  Misteri Jendela Kamar Oke, aku akan menceritakan kisahku. Mungkin ini cerita pertamaku tentang hal yang berbau mistis aku yang baru mengalaminya pertama kali agak sedikit merinding dan takut. Oke, aku akan mulai menceritakannya.        Ada kejadian janggal di rumahku, kejadian janggal itu sering terjadi setelah mamah aku memutuskan untuk  bekerja dan meninggalkan aku bersama adik ku. Ya aku biasa tinggal di rumah berdua bersama adiku, tapi terkadang adiku menginap bersama temannya sehingga aku sendirian. Aku bisa saja menginap di rumah nenek ku yang tak jauh dari rumah hanya terhalang tiga rumah (cukup dekat bukan?) Tapi karena aku malas untuk keluar ya sudah aku di rumah saja ditemani oleh musik yang melantun dari handhpone. Bisa di bilang aku orangnya pemberani (๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚sombong amat) aku nggak percaya sama yang namanya hantu, pocong atau apapun lah itu namanya, aku sama sekali gak percaya. Meskipun banyak orang yang bilang kalo malam2 itu sering ada hal ini-hal itu tapi

Cakue Special untuk Sehan

Penawaran Pertama Mau saya belikan cakue?, kebetulan saya lagi mampir jajan dulu 17.54 Tawarku melalui pesan singkat yang sengaja kirim. Entah, ketika aku mengetik penawaran itu rasanya sedikit hm.. malu? Sekaligus senang. Karena dengan sedikit keberanian yang kupunya, akhirnya aku bisa menawarinya jajanan favoritku. Status di bawah nama kontak itu berubah menjadi mengetik, menandakan dia sedang mengetik untuk membalas pesan yang kukirimkan. Aku dengan harap cemas memperhatikan status mengetik itu. Aku tidak sabar menunggu balasannya. Enggak 17.56 Singkat, jelas dan padat. Sial. Sebenanya jawaban yang dia berikan cukup membuat aku tersadar, bahwa kita sejauh itu. Aku tidak sedekat itu untuk menawari apa yang ingin aku beli. Sedikit memutar otak, kutemukan jawaban yang pas  untuk mengalihkan perasaan ngenesku karena tawaran ditolak. Kalaupun mau juga beli sendiri sih wkwk 17.56 Jawabku agar penawaran yang sebelumnya terkesan sekedar basa-basi. Dia menjawab. Tuh kan, udah ketebak bakal k

4 Alasan Saya Malas Update Blog

Hallo, ini Drie. Hari ini saya tidak sengaja melihat update-an di laman facebook Kumpulan Emak-Emak Blogger tentang blog challenge satu hari satu post, dalam rangka menyambut hari Blogger yang jatuh pada 27 Oktober nanti. Setelah saya cermati, ternyata saya tertarik untuk mengikuti challenge tersebut. Kebetulan saya memang sedang mengkomitmenkan diri untuk konsisten menulis lagi, untuk mencairkan kebekuan kata dalam otak saya, kekakuan saya dalam menulis dan keasiangan saya dengan cerita. Challenge ini akan saya jadikan sebagai pemantik untuk menulis dan aktif lagi ngeblog, agar ‘rumah’ tempat saya menumpahkan cerita kembali lagi hidup dan terisi. Blog challenge ini akan dilaksanakan mulai dari 19 Oktober s.d 25 Oktober dengan tema berbeda setiap harinya. Tentunya ini akan menjadi tantangan tersendiri buat saya, dan semoga saya bisa berkomitmen hehehe. Bisa lah ya? Cuman 7 hari aja kok . Mari kita lihat, Drie semoga kamu berhasil. Tulisan pertama ini akan membahas men

Hal-hal yang saya sadari ketika tidak menulis

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari project pembiasaan diri menulis, jadi selamat berkelana| Hi, Sudah lima hari saya enggak menulis untuk melaporkan kegiatan atau perasaan saya. Dan saya menyesal karena pikiran saya tidak tertuang dengan baik. Saya telah membiarkannya menumpuk dalam kepala hingga rasanya ingin pecah. Lima hari ini kepala saya penuh dengan kemarahan-kemarahan kecil yang sengaja saya sembunyikan, rasa kecewa yang entah bagaimana hinggap di kepala (lagi), rasa sedih yang kembali mengkungkungi hati dan rasa takut yang menjelma bayangan senantiasa memeluk jiwa. Saya kembali terlena oleh luka-luka dan rasa takut dari masa lalu. Saya kembali terjebak pada pikiran-pikiran keraguan hingga saya ingin berhenti dan menyerah. Melihat diri seperti itu, saya merenung dan berusaha menganalisis perasaan yang dirasakan dan tetap menjaga kesadaran agar tetap bisa mengendalikan diri. Hal-hal yang tidak saya tulis adalah hal-hal yang saya selalu lari darinya. Keti