Skip to main content

Posts

Perasaan yang Sama-sama Menyebalkan

Kubuka lagi lembaran-lembaran naskah cerita kita yang sempat kutulis Berharap masih ada bab yang bisa kulanjutkan kisahnya Ternyata, naskah itu berhenti di bab perpisahan. Sore itu, sore yang penuh dengan kebisuan. Langit jingga kehilangan keindahannya ditelan malam yang kelam. Udara dingin yang menusuk juga sunyi yang mengusik. Kita terdiam diakhir kata selesai, udah sampai sini aja, tidak bisa lanjut. Bukan karena bosan atau hilang perasaan tapi karena sudah tak sejalan. Kau dengan rasa sakitmu, aku dengan rasa kehilanganku. Perasaan yang sama-sama menyebalkan. 

Sedikit Kecelakaan di Pagi Hari

Saya pernah menulis "Berkendara itu, satu dari sekian cara untuk melihat keegoisan manusia. Kenapa begitu? Karena manusia tidak pernah mau bersabar". Salah satunya saya. Hari ini saya berangkat lebih pagi dari biasanya, dengan harapan bisa menikmati suasana pagi lebih lama dan lebih nyaman. Nyatanya jauh dari harapan. Saya lupa kalau hari ini sudah mulai sekolah, tentu saja jalanan akan jauh lebih ramai dari biasanya. Banyak kendaraan yang berlomba-lomba ingin memimpin garis depan agar sampai tujuan lebih cepat. Saya sendiri lebih lambat dari orang lain. Jika diibaratkan saya berjalan seperti kura-kura yang memangku rumahnya kemana-mana. Saya terlalu asik mendramatisir keadaan sekitar saya, pada ibu yang buang sampah, anak sekolah dengan putih-birunya berlarian di trotoar jalan, seorang ayah yang mengantar putrinya, bapak disudut jalan menikmati rokoknya, juga pak polisi yang sedang menertibkan lalu lintas. Matahari tepat menyoroti wajah saya, hangatnya membelai p

Pikiran Manusia Emang Seriuh Ini Ya?

Saya hampir tenggelam pada lautan pikiran yang tak berdasar. Sebelum akhirnya ditarik kemudian oleh kenyataan. Akhir-akhir ini pikiran saya tidak baik. Banyak hal yang seharusnya saya pikirkan malah menjadi-jadi menciptakan kekhawatiran.  Khawatir akan hari esok, lusa, dan seterusnya. Pertanyaan 'bagaimana kalau' terus bersarang dikepala tanpa pernah menemukan jawaban. Haha pikiran manusia emang seriuh ini ya? Berisik. 

Minggu Pagi Sebelum Kerja

Suasana minggu pagi selalu berbeda. Jalanan yang lebih ramai pejalan kaki dari biasanya, udara yang terasa jauh lebih segar meskipun sama saja. Juga semangat orang-orang yang menguar dari para pejalan kaki. Aku berkendara dengan pelan, penuh penghayatan. Kalau dulu kata Sani, tadabur.  Orang-orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang pemanasan sebelum mulai berolah raga, ibu-ibu pulang belanja dari pasar, penjual dan pembeli bubur untuk sarapan atau hanya sekedar jalan-jalan santai biasa. Saya sendiri sedang duduk didepan toko yang belum buka sembari menikmati dodongkal yang saya beli beberapa menit lalu hehe. Pagi ini penuh kegiatan, bahkan 7.15 yang menurut saya sepagi ini sudah ada yang foto prewedding diperempatan jalan. Untungnya kang foto orang berbeda dengan yang saya temui di sekolah. Aduh, tepat di depan saya sedang take video. Dua pasangan itu sedang berjala dengan bergandengan tangan juga jangan lupakan ekspresi bahagia di wajahnya.  Apakah saya yang

Aku Ada di Sini, Senantiasa Menanti Kepulanganmu

Hari ini aku bertemu adikmu, dia sama kayak kamu, sama persis.  Bedanya dia versi perempuan.  Dia tumbuh cantik, sangat cantik. Kamu pasti membanggakan dia, aku bisa membayangkan kamu bersemangat menceritkan tentang dia.  Bahkan sepanjang hari itu hanya akan kamu isi tentang dia. Aku akan mendengarkan kamu, tenang saja. Bolehkan dia ku ajak ke rumahku? Akan kujadikan dia sebagai tahanan tidak langsung. Aku tidak akan mengijinkan dia pulang, jika kamu tidak menjemputnya. Aku ingin bertemu denganmu. Sejak perpisahan waktu itu, perpisahan yang kuanggap bukan perpisahan (meski akhirnya kamu menghilang) aku tidak pernah bertemu denganmu lagi.  Apakah luka yang kutorehkan padamu terlalu dalam, sampai-sampai kau menyembunyikan diri. Berlari sejauh mungkin agar tidak bertemu dengaku lagi? Apakah, rasa sakit itu masih terasa jelas? Mari aku obati, kata orang terkadang yang bisa menjadi obat atas luka adalah sumber luka itu sendiri. Apakah, semua hal tentangku menjadi ingatan terburu

Kanvas Kesepian

Tidak bisakah kau merasakan bahwa laut tengah menangis kesepian. Meratapi buih-buih yang pergi meninggalkannya sendirian. Tidak bisakah kau merasakan bahwa laut tengah meraung kesakitan. Menyuarakan kekecewaanya pada buih yang meninggalkannya sendirian. Kanvas itu kosong Sepi Sendirian Kanvas itu mulai terisi Penuh dengan goresan-goresan tinta hitam-putih mewakili kekecewaan. Kanvas itu mulai berwarna, Penuh dengan warna-warna cerah lambang kebahagian. Nyatanya kanvas itu masih merasa sendirian Kosong Dan kesepian Itu adalah warna semu yang terpaksa tergoros oleh tangan seseorang yang merindu kebahagian. Tidakkah kau berpikir bahwa aku kesepian Sendirian dalam gelap penuh kesedihan Tenjebak dalam kanvas kesepian.

Kau Bukan Tokoh Utamanya

Kau bukan tokoh utamanya. Hanya aku yang terlalu pandai merangkai kata, menuliskan namamu dalam setiap ceritaku hingga kau tampak sang tokoh utama. Nyatanya, kau bukanlah tokoh utamanya Kau hanya bagian dari kisah-kisah pelarian yang tak kunjung bisa aku wujudkan Kau hanya tokoh pengganti yang kebetulan sama dengannya Kau hanyalah pemeran pengganti untuk dia yang memilih pergi meski cerita belum sempat kuselesaikan. Kau bukan tokoh utamanya

BTOB dan Daun Semanggen

Awal Mei kemarin BTOB merilis mini album "Wind and Wish" sebagai penanda comeback mereka setelah satu tahun lebih. Jujurly seneng banget karena bisa liat si Sad boy a.k.a Sungjae lagi😭.   Asli keren banget, yang jadi fokusku itu adalah sama konsep albumnya. Dari pemilihan cover album sampai isi albumnya. Kok bisa, mereka kepikiran buat ngejadiin daun semanggen atau dikenal dengan nama ilmiah Marsilea salah satu jenis tanaman termasuk kelompok paku air (Salviniales) sebagai konsep album mereka? Kok kepikiran gitu? Idenya itu luar biasa 😭 Ternyata setelah ditelusuri enggak aneh kalau di album mereka "Wind and Wish" itu menjadikan daun semanggen atau sering di sebut Clover leaf / Four Leaf Clover itu sebagai cover album. Karena emang ada maknanya kalau daun itu sebagai daun keburuntungan.  Bagi sebagian orang yang percaya, kalau kita menyimpan daun itu didepan pintu maka bisa mendatangkan jodoh😆. Bahkan di Irlandia dipercaya bahwa daun Four Leaf Clover i

Episode 01 - Tumbuh

Aku akan bertumbuh, melepas sekiranya luka-luka yang harus kulepas. Merelakan hal-hal yang sebaiknya direlakan dan mengikhlaskan tentang segala apapun yang terjadi dalam hidupku sepanjang 19 tahun ini. Seharusnya ini enggak menjadi kehilangan paling menyakitkan. Karena ketika ku ingat-ingat, aku bahkan pernah kehilangan hal yang penting dan berharga. Limited edition enggak ada duanya di manapun, Bapak. Aku kehilangan bapak tahun 2015 lalu, ketika aku sedang asyik-asyiknya dengan dunia remajaku. "Aku punya sosok yang kuat. Bapakku." pamerku pada diri sendiri di cermin.  Aku selalu menjadi yang paling bersemangat menceritakan tentang segala kehebatannya. Tentang bagaimana bapak selalu berusaha membahagiakan anak gadisnya, membelikannya baju, membuatkannya mobil-mobilan dari kayu, atau sekedar mengajaknya bercanda sampai tertawa lepas.  Dulu aku belum mengerti rasanya bahagia tanpa batas bareng bapak. Rasanya semua hari sama, akan terasa menyenangkan jika dilalui bersama bapak.

Avocado Capucino

"Aku enggak suka kopi. Tapi, kalo ngopinya sama kamu bolehlah" katamu waktu kita tidak sengaja bertemu di coffeshop. Itu adalah pertemuan yang tidak pernah diharapkan. Entah apa yang Tuhan rencanakan kita dipertemukan kembali setelah satu tahun tidak bertukar kabar. "Apa kabar?" Pertanyaan pertama yang kamu lontarkan setelah kita duduk berhadapan. Di meja kecil nomor 29 tepat menghadap jalan. "Baik" jawabku. Untuk beberapa saat, kita terjebak dengan pikiran masing-masing. Memutar otak mencari topik yang cocok untuk dibicarakan. Kamu meneguk Capucinomu. Aku hanya diam, sembari mengaduk-aduk minumanku. "Gimana Jakarta, seru?" "Aku dengar, setelah kepergianku ke Bandung kamu pergi juga. Waktu itu aku kaget dan enggak percaya, karena kamu pergi tanpa pamit". Iya, aku sengaja pergi tanpa pamit. Biar kamu tahu rasanya ditinggal tanpa kata. Kamu, egois Di. Kamu hanya mementingkan mimpi kamu saja, tanpa memikirkan aku. "Iya, Ja

Agustus dan Ceritanya

"Agustus cape, tapi asik banget" Aku setuju dengan itu, apa yang dibilang benar. Agustus kali ini cape, banyak hal yang runtuh, kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, impian yang harus tertunda, dan perpisahan yang tak terelakan. Hati dipaksa untuk ikhlas meski sulit. Tapi harus. Jujur ini cape banget, tapi Allah Maha Baik. Dibalik Agustus yang melelahkan banyak kejutan yang luar biasa, meski tidak langsung menjadi obat tapi setidaknya itu bisa meredakan segala rasa yang mengecewakan. Agustus, terima kasih untuk 31 harinya. Terima kasih untuk segala ceritanya dan semoga september kali ini bisa diajak kerja sama. Mari mengukir cerita bersama. Bahagia terus ya, 🤗 #Tetaphidup #Drieecerita #SeptemberMenulis #SM2022hari01

Berhenti Hidup?

Rasanya enggak adil jika kita berhenti disini. Sementara diluar sana masih banyak orang yang punya masalah jauh lebih berat daripada kita.  Jangan bilang hanya karena keadaanmu enggak sesuai dengan apa yang kamu harapkan kamu ingin berhenti dan ngaku kalah pada kehidupan. Ini hanya masalah waktu dan kesabaran.  Nanti, akan tiba saatnya dimana kita bisa hidup sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bersabar dengan segala proses, step by step, pelan-pelan kita akan sampai tujuan.

Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?

[Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?] Sejatinya tidak ada yang tahu, akan menjadi apa kita di masa depan karena mengetahui bagaimana masa depan kita otu diluar kemampuan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebisa mengkin untuk membuat masa depan kita menjadi lebih baik, salah satu caranya adalah dengan melakukan hal-hal positif atau menerapkan habit baik untuk diri kita. Iya, sok bijak banget kan aku bilang kayak gitu. Seolah-olah aku sudah benar-benar bisa menerapkan hal itu pada diri sendiri, melakulan hal-hal positif, menerapkan habit baru padahal tidak jauh dari sekedar rebahan. So, turut berduka cita sama diri sendiri. Sejujurnya aku benar-benar marah dan enggak tahu harus bagaimana lagi untuk menyikapi diri sendiri yang sudah mengakar dengan zona nyaman yang kuciptkan sendiri. Akhhhh rasanya benar-benar ingin mengoyak diri sendiri, tapi cukup sadar diri bahwa itu akan menyakitkan. Hal yang paling membuatku marah adalah, atas pertanyaan kenapa aku tidak bisa m

Kehilangan (again)

Namanya juga kehilangan (again), jadi kosong. Semua cerita tentang kamu sudah terhapus, hilang.  Tulisan-tulisanku kehilangan tokoh utamanya, bahkan  sampai sekarang belum menemukan penggantinya. Jadinya ya tetap kosong, tanpa cerita sang tokoh utama.  Karena kamu yang awalnya kujadikan tokoh utama dalam setiap tulisan-tulisanku memilih pergi, mengakhiri setiap cerita sebagai tokoh utama. Meski katamu "kamu bisa mencari tokoh utama yang jauh lebih baik daripada aku, sang tokoh yang bisa membuat tulisan-tulisanmu jauh... lebih berwarna dan bahagia" Haaahh... sulit memang. Sang tokoh utama terlalu melekat dalam setiap jari-jari yang merangkai kata tuk menjadikannya tulisan.  Kepada kamu sang tokoh utama dari setiap tulisanku yang lebih memilih pergi meski cerita belum selesai. Terima kasih selama ini sudah menjadi warna dan rasa dari setiap tulisanku.

Afraid

Perasaan takut sering datang menghampiri orang-orang yang mulai ragu. Ragu akan dirinya sendiri, sehingga hilang rasa percaya dirinya seiring dengan ketakutan yang menguasai diri. Takut akan gagal Takut akan pilihan Takut akan ditinggalkan Takut akan kehilangan Ketakutan akan menjadi penghalang kemajuan diri selama ketakutan itu terus dibiarkan menguasai diri. Lepaskan ketakutan itu, biarkan ketakutan itu pergi. Hilangkan semua keraguan dalam dirimu lalu mulailah melangkah meninggalkan segala ketakutan dan keraguan. Keep fighting, percaya padaku. Selama ketakutan tak dibiarkan menguasai diri maka kamu akan  mencapai apapun yang ingin kamu capai. Jadi, selamat meninggalkan ketakutan🌝.

Berhenti!?

Rasanya Caca ingin pergi jauh sekali, ketempat yang mungkin orang-orang tidak tau keberadaanya. Menghilang sejenak dari keramaian dan rumitnya kehidupan. Hah, barangkali itu salah satu jalan agar bisa membuatnya tenang, pikirnya. Caca berjalan dipinggir jalan, menelusuri trotoar jalan dengan santai. Langkahnya pelan layaknya keong yang tengah membawa rumahnya berjalan, pikirannya kalut, air matanya tertahan menggenang dipelupuk mata. Rasanya bisa sesakit ini, menekan hingga ulu hati paling dalam. Langit semakin pekat, kesunyian semakin mendekap erat mengalahkan riuhnya suara-suara yang ada dipikiran. Berisik. Hembusan napas lelah terdengar, Caca memilih berhenti tepat di bawah lampu jalan. Rasa-rasanya ia belum ingin pulang, ia ingin pikirannya tenang. Berharap angin malam yang menerpa wajahnya halus bisa membawa segala luka yang tengah dirasanya sekarang. Tangisnya pecah. Menangis dalam diam menyembunyikan kepalanya diantara tangan yang memeluk lutut. Lampu jalan menjad

Angkot 03 - part 3 Not in love but just want to say thank you

'Terima kasih' salah satu kata ajaib setelah 'Tolong' dan 'Maaf'. Enggak ada banyak hal yang aku inginkan, hanya ingin bertemu dengannya kembali meski sebentar tapi setidaknya cukup untukku mengucapkan kata Terima Kasih. Hari ini tanpa diduga hujan, dan sialnya payungku tertinggal di bawah meja di kelas karena ketika istirahat tadi aku mengeluarkannya dengan alasan berat. Dan sekarang lihat, rasakan sendiri hujan. Aku berlari pelan namun pasti disepanjang jalan trotoar setelah turun dari pemberhentian pertama menuju halte terdekat. Kebetulan untuk hari ini aku pulang sendirian dikarenakan Neni ada urusan dengan eskul menjahitnya, biasalah orang sibuk enggak bisa diganggu. Aku mengeratkan jas jurusanku, berharap bisa menyalurkan kehangatan meskipun sedikit setidaknya itu lebih baik. Air hujan dengan ganas menyerang jalanan hingga basah kuyup, air-air mengalir tanpa bisa ditahan menuju tempat yang lebih rendah. Cipratan-cipratannya mengenai sepatuku

Tentang Dikta

Namanya Dikta, seorang gitaris salah satu band sekolah di Cianjur. Selain lihai memainkan gitar dia juga lihai membuat para penontonnya jatuh pada pesonanya. Petikan gitar yang indah nan apik memanjakan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan aku salah satu dari sekian banyak penonton yang ikut jatuh pada pesonanya. Aku dan Dikta bertemu di salah satu acara Seminar  Workshop Sastra yang diadakan di gedung Dewan Kesenian Cianjur. Selain seminar Sastra juga sekaligus pelatihan menulis untuk pembuatan lirik lagu dari band-band sekolah pada saat itu.  Diawal acara kita fokus dengan seminar sastra seperti pembuatan puisi dari bagaimana merangkai diksi, hingga pembacaan puisi, terakhir ada penampilan musikalisasi puisi dari ketua komunitas penggiat seni, dilanjutkan dengan penampilan-penampilan band sekolah. Ini tidak sama dengan kisahnya Geez dan Ann, yang tidak sengaja bertemu kemudian saling jatuh cinta. Ini hanya tentang Dikta dan pesonanya, seorang gitaris band sekolah ya

Angkot 03 - part 2 Masih Belum Bertemu

Terhitung sejak hari itu, hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya dan pertama kali juga dia membayarkan ongkosku aku belum bertemu dengannya lagi. Ini sudah hari ke lima, aku berharap bisa bertemu dengannya. Harapan dan semangat yang besar perlahan mulai melebur, aku sudah tak terlalu antusias lagi dibandingkan empat hari sebelumnya. Kenyataan seolah-olah memberitahuku kemungkinan terkecil untuk bertemu dengannya. Orang yang tak sengaja satu angkot dan membuatku langsung jatuh hati. Sial, dia terlalu menarik. "Belum ketemu juga Ra" tanya Neni, teman satu arah, sebangku, se-visi dan misi. Aku menceritakan semuanya pada Neni, pertemuan itu, ongkos angkot itu dan usahaku untuk menemukannya. Dia menjadi saksi bagaimana aku semangat dan mengiklarkan bahwa aku akan menemukanmya, mengucapkam terima kasih dan menanyakan namanya. "Belum Nen" , Jawabku dengan lesu. Demi anak kucing penghuni sekolah, aku beneran kehilangan semangatku. "Mungkin emang