|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan kolaborasi dari SeaSky. –Tempat di mana laut dan langit bertemu di situlah kamu akan menemukan kami|
Hai.
Ini Driee, akhirnya tiba juga dikonten tulisan hari ketiga dan untuk seterusnya semoga lancari sampai akhir.
Topik hari ketiga ini adalah Someone I Miss, seseorang yang kurindukan.
Memikirkan siapa orang yang kurindukan sebenarnya sedikit sulit, karena sudah terlalu banyak rindu yang pada akhirnya kuredam dalam diam. Sudah lama aku mengabaikan rasa rinduku, membiarkannya melebur perlahan hingga terlupakan.
Tapi jika aku merasa rindu, hal yang paling mudah kulakukan adalah menelusuri koleksi fotoku digaleri yang sengaja kusimpan sampai ribuan foto, terakhir ada -+11k foto. Banyaknya foto random sih hehe.
Baik, karena judulnya seseorang yang kurindukan maka rindu yang kupunya kali ini akan kutujukan pada seseorang, lebih tepatnya pada orang-orang yang memang sering menambatkan rasa rindu diingatanku.
Pertama Leni, manusia satu ini lagi. Kalian pasti udah bosan baca nama itu. Kenapa tiba-tiba rindu Len? Salahkan hujan, ternyata selain kenangan tentang dia juga kuselipkan tentang Len. Kenangan itu kutitipkan pada setiap rintik yang mengenai wajahku.
Waktu itu, lagi di masa akhir tahun SMA yang lagi terombang-ambingnya menentukan pilihan. Terjebak pada dilema yang tak berkesudahan antara memilih mengejar PTN atau tidak, masalah keluarga yang sangat memuakkan, hubungan pertemanan, cinta lama bersemi kembali, dan hal-hal lainnya.
Dengan hujan kita meleburkan semua perasaan muak. Kita melarikan diri di bawah hujan, berkendara mengelilingi kota Cianjur dengan tangisan yang berkamuflase menjadi hujan. Hujannya nggak terlalu deras tapi cukup membuat kita basah kuyup. Sepanjang jalan cerita tentang hal-hal yang memuakkan, mengecewakan dan sumber rasa sakit kita lebur satu persatu. Kita tinggalkan di belakang seiring menelusuri jalan, kita titipkan hal-hal itu pada daun-daun yang melambai sepanjang jalan, kita gantungkan harapan-harapan baru pada langit menangis.
Kalau bercerita bareng manusia satu ini enggak pernah ada habisnya, 24 jam itu masih kurang. Kita perlu double 24 jam untuk menyelesaikan satu topik pembahasahan.
Hah, meskipun begitu dia itu sosok orang yang kusayangi sekaligus kubenci dalam satu waktu. Ku sayangi karena dia tempat pelarian yang tepat untuk melabuhkan cerita-ceritaku sekalipun ujungnya dapat ceramahan seperti ibu memarahi anaknya.
Kubenci karena dia meninggalkan langkahku, tapi hal ini juga yang harus menjadi penerimaan paling panjang dan perlu perdamaian dengan diri sendiri agar dengan _legowo_ bisa menerima. Kalau kita memang enggak serta merta harus selalu bersama dalam setiap langkah dan cerita kehidupan.
|ada waktunya kita berjalan di langkah masing-masing Drie.
Terhitung sekitar 50 hari lebih sejak terakhir ketemu. Kita bertemu setiap dia libur semester (itupun kalau dia memutuskan pulang ke Cianjur dan siap menengok luka). Tentang aku yang memutuskan menetap di Cianjur, mungkin sedikit membuat dia kecewa karena 2022 tahun kegagalan kemarin aku bilang akan menyusul.
Tapi ternyata keadaan berkata lain, aku enggak jadi menyusul. Aku memilih menetap di Cianjur yang pada akhirnya membuat kita tetap berteman dengan jarak. Banyak hal yang terjadi selama pertengahan 2023 kemarin, banyak plotwisnya.
Kenapa sekarang rindu? Lagi butuh orang aja sih hehe. Makannya cepet pulang Len, jangan lupa bawa oleh-oleh weh.
Kata-kata terakhir yang paling kuingat dari Len adalah "Dri, Len gak mau kamu jatuh untuk yang kedua kalinya. Kayak kemarin." Itu akhirul kalam dari Len, penutup cerita edisi awal tahun.
Sekarang jika kubilang aku jatuh (lagi) untuk kesekian kalinya, Len.
Selain Len, seseorang yang kurindukan adalah Ibu. Gak tau, meskipun sekarang penghalangnya bukan jarak lagi bahkan bisa kurawat sosok ibu dipelupuk mata setiap hari aku masih merasa jauh, ibu tetap sulit kugapai.
Semakin dekat aku dengan ibu, ternyata aku semakin serakah. Aku tak hanya ingin ibu ada dalam penglihatanku saja tapi lebih dari itu. Bagaimanapun aku ingin ibu. Aku tetap butuh ibu untuk pulang.
Sebenarnya rasa rindu sering hadir begitu saja menghampiri diri tanpa terkendali. Bapak, teman-teman SMA, 5 sekawan (Satria, Rendi, Yoga, Leni), LEITIYA (Leni, Tita, Yeni, Ai), RISH, dan siapapun yang pernah terlibat menjadi bagian cerita dalam hidupku.
_________
Aku mengibaratkan rindu sebagai rumput didepan rumah yang tumbuh menjadi semak-semak tak terurus. Mereka tumbuh tak terkendali karena sang pemilik rumah tidak merawat halaman rumah dengan baik. Rindu itu rumputnya dan sang pemilik rumah itu pertemuannya. Rumput akan terawat dan menjadi indah tatkala sang pemilik rumah merawatnya dengan baik, begitupun dengan rindu. Rindu akan terasa lebih indah jika dirawat dan diobati dengan pertemuan.
Seperti dalam buku Air Mata Kasih - Karya Taufiqurrahman al-Azizy "Pabila rindu aladalah penyakit, hanya pertemuan yang menjadi obatnya" - hal 7.
Kutipan dari buku itu, berlaku untuk rindu-rinduku yang lain tetapi tidak berlaku untuk mengobati rindu antara aku dan ibu.
Mungkin itu saja, terima kasih sudah berkunjung. Kamu, siapa yang kamu rindu?
Comments