|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan kolaborasi dari SeaSky. –Tempat di mana laut dan langit bertemu di situlah kamu akan menemukan kami|
Hai. Yeayy!! Ini topik terakhir dari 7 hari tantangan menulis bareng Sahara. Aku harap teman-teman pembaca tidak pernah bosan membaca tulisan-tulisan kami. Meskioun ini topik terakhir di SeaSky Colaboration tapi bukan berarti akhir dari kegitan menulis kami. Tentunya untuk kedepannya akan banyak lagi tulisan yang jauh lebih menyenangkan dan menantang. Jadi nantikan terus ya tulisan kami๐, terima kasih untuk teman-teman pembaca setia.
Cianjur, 23 Maret 2024
Kepada Tuan Sang Pengendali Angin
Tuan, izinkan aku menitipkan untaian kata yang kususun dengan penuh perasaan ini untuk sahabat dan adik kecilku. Tuan, tolong selipkan doa-doa yang kulabuhkan pada kotak ajaib agar doa itu segera terkabul untuk kebahagian sahabat dan adik kecilku.
• Kepada Sahabat kecilku,
Ini aku sosok yang sering menjadi alasan kau menangis karena berebut mainan atau kalah pertaruhan kecil, sosok sahabat yang membuatmu muak karena mungkin sering dijadikan bahan perbandingan ketika pembagian raport.
• Kepada adik Kecilku,
Ini kakak yang kamu umpamakan seperti ka Ros dalam serial Upin dan Ipin. Kakak yang sering melototkan matanya ketika tingkah lakumu tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini kakak yang selalu menjadi pelarianmu ketika kamu menangis, kakak yang menjadi pelindung sekaligus sumber rasa takutmu.
Tuan, lihatlah betapa aku menyapa mereka dengan penuh kasih dan sesal. Dengan tertulisnya surat ini tolong sampaikan kepada sang pengabul doa untuk memberikan kebahagiaan untuk keduanya.
Tuan, kau harus tahu. Keduanya tumbuh dengan rasa sakit dan kedewasaan yang dipaksakan tanpa sosok peran Ibu dan Ayah. Keduanya tumbuh dalam rumah tanpa ada kasih sayang secara langsung dari Ibu dan Ayah. Keduanya sudah terbiasa berkawan dengan jarak dan tembok pemisah. Keduanya asing dengan sosok yang kita sebut Ibu dan Ayah.
Tuan, 15 tahun lalu aku selalu iri dengan sahabat kecilku karena kebahagiaan yang ia dapatkan dari sosok Ayah yang menggendongnya dengan penuh hangat, mengajaknya bermain dan tertawa lepas sebelum berangkat bekerja. Aku iri dengan segala yang ia miliki sebelum titik kehancuran perpisahan antara Ibu dan Ayahnya hingga akhirnya tumbuh tanpa keduanya.
Tuan, sahabat kecilku tumbuh dengan sakit yang ia tahan sendiri dengan luka yang ia rawat dalam tangisnya malam-malam. Aku tidak tahu sudah seberapa banyak goresan sakit dalam hatinya, seberapa marahnya ia ketika ia tidak bisa mengendalikan tangisnya. Tuan, dia perlu rumah untuk berpulang. Rumah yang penuh dengan orang-orang menyambutnya riang ketika datang.
Waktu itu, malam yang membuatku menyadari seberapa ia terluka adalah tangisannya yang memilukan. Dia menangis dalam pelukanku untuk pertama kalinya selama 19 tahun.
"Dri, capee"
Dia bersuara ditengah tangisanya. Tangisku langsung pecah, mendengar suara itu seolah meneransferkan luka-luka yang dia rasa padaku. Hati kecilku tercubit penuh sakit.
Tuan, adik kecilku juga sama tumbuh dan dewasa tanpa peran ibu dan ayah yang maksimal, bedanya ini karena takdir. Ayah pergi saat dia berusia 7 tahun ketika ia belum benar-benar paham artinya ditinggalkan. Desember 2018 lagi-lagi ia harus merasakan perasaan ditinggalkan untuk yang kedua kalinya oleh ibu, untuk keberlangsungan hidup. Juni 2022 karena keegoisanku aku juga memilih meninggalkannya sendirian dengan dalih mengobati kekecewaanku tanpa memikirkan perasaanya yang ditinggalkan.
Dalam diam kupandangi adik kecilku yang sedang tertidur, dia tenang dengan napas teraturnya, bulu matanya yang lentik juga hidung kecil yang dulu sering menjadi sasaran cubitanku. Aku menangis, tiba-tiba rasa sesak dan sesal menghampiri diriku. Betapa banyak waktu yang ku buang tanpa melihat pertumbuhannya. Aku melewatkan banyak hal. Aku terlalu fokus mengejar apa yang menjadi ambisiku hingga lupa sosok adik kecilku.
Tuan, betapa ia merasa kesepian dalam diamnya. Betapa ia merasa marah tanpa bisa berkata apa-apa, betapa ia merasa dunianya penuh dengan ketidak adilan. Tuan, sekarang ia tumbuh dengan cepat, tingginya hanya berbeda beberapa senti dariku. Mungkin tahun depan dia yang akan mengganti peran sebagai sosok kakak.
Tuan,
Keduanya pandai menyembunyikan luka dan tangisannya. Antara sahabat dan adik kecilku aku sering tertipu. Sahabat kecilku pandai bercanda, meramaikan suasana, paling konyol dan sipaling tertawa keras. Adik kecilkupun juga sama, pandai bersandiwara dan senantiasa bilang tidak apa-apa.
Tuan sekalipun aku tidak tahu seberapa tebal rasa sedih dan sakit luka keduanya tolong bawa aku untuk bisa menyelami perasan keduanya. Biarpun aku tidak tahu bagaimana caranya menjadi penawar setidaknya biarkan aku juga ikut merasakan sakitnya.
Tuan, sebagai sahabat kecil dan kakak tolong sampaikan permintaanku untuk keduanya pada Sang pengabul doa. Tolong beri mereka kebahagiaan, tolong beri mereka keikhlasan hati dan sabar yang luas, tolong jadikan mereka manusia kuat.
Salam, dari sahabat kecil dan kakak menyebalkanmu.
Driee
Comments