Skip to main content

Posts

Angkot 03 - part 2 Masih Belum Bertemu

Terhitung sejak hari itu, hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya dan pertama kali juga dia membayarkan ongkosku aku belum bertemu dengannya lagi. Ini sudah hari ke lima, aku berharap bisa bertemu dengannya. Harapan dan semangat yang besar perlahan mulai melebur, aku sudah tak terlalu antusias lagi dibandingkan empat hari sebelumnya. Kenyataan seolah-olah memberitahuku kemungkinan terkecil untuk bertemu dengannya. Orang yang tak sengaja satu angkot dan membuatku langsung jatuh hati. Sial, dia terlalu menarik. "Belum ketemu juga Ra" tanya Neni, teman satu arah, sebangku, se-visi dan misi. Aku menceritakan semuanya pada Neni, pertemuan itu, ongkos angkot itu dan usahaku untuk menemukannya. Dia menjadi saksi bagaimana aku semangat dan mengiklarkan bahwa aku akan menemukanmya, mengucapkam terima kasih dan menanyakan namanya. "Belum Nen" , Jawabku dengan lesu. Demi anak kucing penghuni sekolah, aku beneran kehilangan semangatku. "Mungkin emang

Angkot 03 - part 1 Awal Pertemuan

Baru pertaman kali saja sudah memberi efek sehebat ini? Bagaimana jadinya jika selalu bertemu? Bukankan itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan hati? Dan sialnya kenapa kamu malah tersenyum! Sore itu, saat dimana matahari akan berganti peran dengan bulan tepat di depan angkot merah itu kita berpapasan bahkan duduk bersebelahan. Duduk dengan segala keresahan dan kebahagiaan. Kenapa dia duduk di situ, pikirku. Ini kesempatan terbesar harusnya, dengan keadaan yang seperti itu aku seharunya sudah tahu banyak hal tentangnya. Berbicara banyak menggali informasi tentangnya, makanan favorit, minuman favorit, film favorit, musik kesukaannya dan hal-hal lain tentangnya. Ah, jangankan bertanya seperti itu untuk mengatakan "Hai" saja seberat ini rasanya. Bibir seolah-olah terkunci otomatis, kalaupun bisa bicara suarapun seolah-olah ikut menghilang melebur seiring dengan deburan jantung yang menggila. Kakiku kugerakkan tak nyaman, berusaha mengusir kecanggungan yang d

Aku Tau Kamu

Aku tau kamu, ya aku tau kamu. Sekali lagi aku tau kamu. Kamu sosok manusia yang entah bagaimana berhasil mematahkan hati anak manusia ini. Aku tak akan menyalahkanmu perihal luka itu, karena kamu tidak tahu apa-apa mengenai luka. Aku yang membuatnya sendiri karena sudah berani menyukaimu. Sesosok sempurna dengan senyuman yang bagi siapa saja yang melihat akan terpikat. Dan sialnya, aku termasuk salah satunya. Kamu tak perlu meminta maaf, Salahkan saja hati kenapa mudah jatuh hati!

Day2 #30DayWritingChallenge

Write about the things or activities that make you happy Banyak hal di dunia ini yang bisa membuat saya bahagia, salah satunya ngeliat doi senyum aja udah bikin bahagia hehe. Tapi beneran saya itu mudah bahagia, senang menikmati momen juga, makannya meskipun itu hal sederhana bisa bikin saya bahagia. Salah satu contohnya, jajan bareng, sharing isi buku, ngedengerin cerita, ngedengerin musik, nonton drama, jalan-jalan di koridor sekolah, di pinggir jalan raya juga bikin bahagia apalagi sambil beli roti dan masih anget makin-makin deh bahagiannya. Bahagia itu sederhana sebenarnya, bagaimana kita menikmati suasana aja. Sekarang kalo kita lagi nonton konser tapi kitanya nggak menikmati momen bakal bahagia? Kalo kita sedang berada disuatu acara pernikahan tapi kita nggak menikmati, bakal bahagia juga? Enggakkan. Jadi untuk bahagia ataupun tidak itu tergantung bagaimana kita menikmatinya, saya selalu senang dengan apapun yang saya lakukan. Mau itu dalam keadaan hujan, panas,

Day1 #30DayWritingChallenge

List things you are grateful for and why? Lima hal yang membuat saya bersyukur dalam hidup: 1. Internet Kenapa internet? Karena dari internet saya menemukan banyak hal, sesuatu yang menurut saya cukup luar biasa bahkan salah satunya kenapa saya bisa menulis disini sekarang adalah karena internet. Dulu, sebelum internet berkembang pesat dan saya juga masih menggunakan handphone Nokia model C2-01 yang masih pake tombol, bisa banyak permainan, dan bisa akses internet meski masih terbatas. Tapi dengan adanya itu saya bersyukur, melalui internet itu saya bisa bertemu dengan blognya Kak Luluk Hf yang mana dia adalah penulis dari buku "Mariposa" (sekarang sudah difilm kan). Itu adalah awal mula kenapa saya termotivasi untuk menulis dan senang membaca. Selain Luluk Hf, bloger yang saya senangi dan menjadi motivasi untuk menulis adalah Raditya Dika, dia dulu sebelum terkenal memulai karirnya dimulai dangan menulis diblog. Selain itu internet juga memudahkan saya men

30 Day Writing Challenge

Tadinya hari ini saya akan mengikuti pelatihan dari salah satu program yang diadakan oleh suatu Universitas namanya program Influencer Academi. Tapi, karena ada perpindahan jadwal dialihkan kehari besok jadi saya gagal pergi. Padahal saya sudah siap-siap, jadinya saya berakhir dengan rebahan sambil cek sosial media padahal udah tau jelas-jelas nggak ada yang chat cuman dari grup aja yang ramenya minta ampun. Sambil scrol-scrol tiba-tiba kepikiran, jadi kangen sama Kevin Anggara udah lama juga nggak baca blognya. Sampe akhirnya setengah jam berlalu saya berlabuh di blognya Kevin Anggara ternyata saya sudah tertinggal jauh, post-an terakhir masih dengan judul " Masih Manusia" tapi ternyata ketika hari ini saya cek Kevin sudah aktif lagi menulis bahkan menantang diri sendiri buat nulis selama 30 hari penuh. Hari ke-30 tantangan menulis tanggal 8 Desember kemarin, saya sudah tertinggal jauh. Jadi kepikiran juga kalo akhir-akhir ini saya sedang memikirkan hal yang

Malam Ini Hujan

Hay, malam ini hujan. Malam yang dingin ditemani riaknya air hujan yang menari-nari di atas atap rumah Seakan tak perduli dengan sang pemilik hati tengah meraung-raung kebingungan Bermain-main dengan rasa ragu Berangan-angan dengan harapan. Udaranya dingin, menelusup pelan membelai halus kulit seakan memberitahu bahwa rindu belum sempat terbaca oleh sang pemilik nama. Rindunya belum sempat terbaca hujannya sudah terlanjur reda. Hay, malam ini hujan Sayangnya hanya sebentar Rindu belum sempat diantar, ragu juga tak kunjung pudar Yang tersisa sekarang hanya malam dengan kesunyian, harapan dan kenyataan Berharap bisa bebas memeluk hujan, kanyataan menampar dengan ketidakmungkinan Berharap bisa bebas memeluk angin, kenyataan menampar dengan ketikamungkinan Aku terlalu jauh berpikir, sampai lupa bahwa aku sudah terlalu jauh berangan-angan sampai patah, terbelenggu ragu hingga kecewa yang pada akhirnya menyisakan sakit sendirian.

Sore Ini Hujan

Hay, sore ini kembali hujan. Banyak orang-orang berlarian mencari perlindungan dari banyaknya air yang turun. Ada yang menggerutu karena hujan semua rencana yang ia rencanakan tak bisa berjalan, ada yang bahagia karena mengingatkannya akan hal-hal manis yang pernah dilakukan, ada yang menangis karena merasa diingatkan akan lukanya. Aku sendiri lebih senang memperhatikan dari setiap bulir hujan yang mengenai bumi, tenang. Seringan itu hujan jatuh? Airnya dengan tenang mengalir, menyelusup pada akar-akar rumput yang erat memberikan kesegaran pada kaki - kaki yang berlarian. Hey, sore ini masih hujan. Dan aku masih terjebak dalam ketengan, terhayut dalam diam yang diciptakan, terlena oleh nada hujan yang memanjakan. Dan masih bingung dengan kosongnya pikiran. Banyak pertanyaan yang ingin kuajukan atas jawaban dari berbagai pertanyaan kenapa dan mengapa. Sesakit ini kenyataan, selelah ini bertahan, dan serapuh ini berjalan sendirian, tanpa tumpuan, tanpa perlindungan.

01

Barusan waktu lagi ngerjain tugas Bahasa Sunda, lebih tepatnya mengulas lagi materi karena hari ini planningnya akan ulangan bab 1 dan bab 2. Tapi tiba-tiba nemu salah satu soal yang ini, 6. Dalang wayang golek anu kawentar diantarana.... a. Asep Sunandar Sunarya b. Dede Amung Sutarya c. R. U Partasuanda d. Jawaban a, b, c jeung e bener e. Tarkim Selewat baca soal itu seolah-olah dibawa ke tahun di mana aku masih Sekolah Dasar, waktu itu lagi rame-ramenya wayang golek Cepot-Dewala yang didalangi oleh Asep Sundar Sutarya. Sampe kalo sehari aja nggak dengerin wayang golek rasanya ada yang kurang, ditambah lagi sama alur cerita dan pembawaan sang dalang yang nggak pernah bikin bosen meski udah didengerin berkali-kali. Biasanya waktu masih ada Bapak, wayang golek selalu diputar di hp model jaman dulu selepas solat magrib setelah pulang dari mesjid sambil menunggu waktu isya ditemani secangkir kopi dan sekuntum rokok dijarinya. Kadang Bapak nggak sendirian biasanya suka ada bebe

Kehidupan yang Kita Cari

Lagi-lagi aku tertampar oleh perkataan salah satu guru Ppknku hari ini. "Kita itu terkadang selalu berusaha mencari kehidupan, padahal kehidupan kita yang sebenarnya ada di rumah kita sendiri. Orang tua kita sediri." Iya, perkataan itu berhasil merobohkan pikiranku tentang hidup, aku yang kadang tanpa sadar terlalu fanatik dengan kehidupan berusaha mengatur diri sendiri agar bisa selaras dengan kehidupan, agar bisa mencari apa yang sebenarnya kehidupan. Tapi setelah mendengar perkataan Pak Rahman Hakim, aku merasa tersadar bahwa ternyata selama ini kehidupan yang aku cari sebenarnya ada bersamaku, di sekitarku sendiri. 

Matematika Kehidupan

Hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran sari salah satu guru matematikaku mengenai hidup. Kata beliau, "Hidup itu penuh dengan simbol, terkadang tanpa kita sadari untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi manusia selalu menggunakan simbol. Saat kita memberikan coklat pada seseorang itu berarti apa? Saat memberikan bunga? Atau saat memberikan hal-hal lainnya" Berbicara mengenai matematika sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan matematika, terkadang merangkai kata lebih menarik dari pada harus memikirkan angka. Ah, bukannya benci hanya saja mungkin kesan pertamaku mengenai matematika buruk. Padahal kata bapak "Matematika itu sebenarnya sederhana hanya saja pikiranmu sendiri yang membuatnya rumit" iya sih benar, aku setuju dengan itu. Karena kadang-kadang juga aku selalu teranyuh jatuh dengan matematika. "Sebenarnya matematika itu sederhana, bahkan rumus hidup pun ada dimatematika kalo kita mau tau. Begini," lalu beliau menggambarkan dua garis horizont

Setelah Sekian Lama

Ini adalah kali pertama aku menulis lagi setelah terakhir kali beberapa saat yang lalu.  Entahlah, perasaanku lebih sering tidak menentu saat ini hingga aku tidak berniat untuk menuliskannya. Aku terlalu takut jika hal yang tidak enak aku rasakan terungkapkan secara jelas. Aku hanya ingin menulis tentang hal bahagia saja. Tapi setelah dipikirkan rasanya itu tidak adil jika aku hanya menuliskan perilah bahagianya saja sementara kesedihannya aku sembunyikan. Diawal tujuannya blog ini di bentuk adalah untuk menuliskan hal apa saja yang ingin aku tulisakan entah itu hal yang bermanfaat ataupun hal receh mengenai perbucinanku. Tapi setelah praktek langsung rasanya hasrat untukku menulis hilang secara perlahan padahal banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan entah itu mengenai kacaunya diriku, perasaanku, Kesedihanku dan semua hal yang ingin aku abadikan dengan bebas disini. Hanya saja, aku terlalu takut untuk jujur bahkan kepada diriku sendiri. Aku terlalu takut, dan aku belum siap untu

Cerita Hari Ini | 01 First Day School

Senin, 13 September 2021 Well,  ini berasa mimpi akhirnya setelah sekian lama bersemedi di rumah, bergulat dengan pelajaran dan tugas-tugas online akhirnya bisa kembali merasakan yang namanya duduk di bangku sekolah. Ya meski nggak langsung semuanya masuk, karena ada sesinya. Dari absen 1-18 sesi pertama, dari 19-35 sesi dua, dan karena absenku 11 jadi aku disesi pertama.  Hadeh, mungkin karena emang udah terbiasa dengan segala rutinitas selama hampir satu tahun setengah di rumah. Selama hampir satu setengah tahun ini nggak perlu siap-siap pagi untuk berangkat sekolah, cukup siapkan hp, alat tulis, nyalain data, isi absen, dan tidur eh. Nggak maksudnya belajar. Pagi ini berbeda, aku harus kembali bergulat dengan keributan pagi, dari nasi belum masak, sabuk lupa nyimpen, kaos kaki belum disiapin sama pikiran tugas sekolah yang belum selesai di tambah lagi bangun kesiangan, jadi pagi serasa menjadi lebih indah.  [Kenapa nggak disiapin dari hari sebelumnya?]  Nah,  itu dia sal

Proses Hidup

Kamu tau kan, nggak semua hal di dunia ini bisa didapatkan secara instan. Bahkan mie instan yang dikatakan instan aja perlu melewati beberapa prosedur sampe benar-benar bisa dinikmati.  Begitu juga dengan hidup perlu melewati yang namanya proses. Kalo kata mamah " semua perlu proses, hidup nggak sama dengan halnya ketika kita makan sambel yang bakal pedes saat itu juga. Bisa saja kita melewati hidup tanpa proses tapi nggak bakal lama kayak makan sambel pasti pedesnya sementara dengan minum es teh pasti udah hilang"  Untuk itu kepada aku, kamu dan kita yang sedang berjuang semoga senantiasa bersabar menjalani prosesnya. Kita kudu yakin bahwa proses akan memberi kita sesuatu yang bahkan sang hasil nggak bisa berikan.  Karena dari sebuah perjalanan hidup yang terpenting itu bagaimana kita bisa menikmati sebuah proses daripada hasil akhir. 

Perfeksionis

Pernah nggak ngerasa cuman ngeliat barang nggak rapih dikitt aja rasanya tuh dongkol, kesal dan rasanya ingin mengeluarkan pertanyaan "kenapa nggak rapih?"  atau wudhu dalam satu waktu bisa sampe dua atau tiga kali karena ngerasa nggak khusu, takut kalo itu nggak akan sah. Padahal yang tau sah atau nggaknya cuman Allah yang Maha Tahu. Atau nggak pernah nggak ngunci pintu bisa dicek lagi beberapa kali sampe diri benar-benar yakin kalo tuh pintu udah dikunci,  atau pernah nggak kamu nggak mau pejamin mata hanya karena harus nulis dulu atau kudu baca buku dulu karena dipikiran "baca buku, baca buku, nulis-nulis"  dan hal lain sebagainya.  Jujur perasaan kayak gitu ngeganggu banget asli, aku bukan orang tipe perfeksionis dari awal tapi nggak tau kenapa akhi-akhir ini perasaan perfeksionis itu muncul dalam diriku, tanpa bisa terkendalikan. Misal harus cuci tangan kalo udah keluar atau pegang stang motor, harus belajar benar-benar dari akarnya yang justru itu

Si Aku yang Terperangkap dalam Permainan Rasa

Rasanya kadang sulit hanya untuk memahami apa yang sebenarnya sedang dirasa. Apa itu rasa takut, cemas, khawatir, kecewa dan bahkan perasaan seorang pecundang yang takut menghadapi kenyataan?  Rasa-rasanya sangat nggak nyaman atau bahkan menakutkan jika terus-terusan terpendam dalam diri yang nggak tau bagaimana caranya menguraikan rasa.  Apa itu beneran rasa takut?  Rasa kecewa?  Rasa cemas?  Kenyataannya semua tentang rasa yang biasa seorang pencundang rasa. Iya, aku pecundang. Aku akui itu. Aku takut untuk memulai yang bahkan belum aku mulai, aku takut akan penolakan, aku takut kalo hal itu nggak sesuai denfab apa yang diharapkan dan aku takut.  Bagaimana sudah mirip seorang pecundang bukan?  Tentang diri yang nggan berdamai dengan rasa sakit. Iya, semua rasa takut yang timbul bukan semata-mata ada tanpa ada yang menjadi pemacu dibelakangnya, sedikit ataupun besar pasti ada yang menjadi sebab-akibatnya. Salah satunya takut akan penolakan. Seharusnya udah nggak ngerasa asing lagi den

Pada Akhirnya Ini Adalah Tempat Saya Pulang

Pada Akhirnya Ini Adalah Tempat Saya Pulang Saya sempat ragu saat bilang kalo “pada akhirnya ini adalah tempat saya pulang” meski kenyataan begitu adanya. Entahlah saya merasa malu, karena beberapa saat lalu saya sempat ada niat untuk melupakan bahkan mengganti apa yang saya sebut sebagai ‘tempat pulang’ ini. Alasannya cukup clise seperti halnya seorang gadis atau pria yang meminta putus pada pasangannya karena rasa bosan. Dan itu terjadi pada diri saya sendiri, alasannya karena bosan dan sudah tak cukup menarik. Saya terlalu mudah melupakan bagaimana dulu saya membangun ‘tempat pulang’ ini dengan penuh semangat dan perhitungan tapi setelah semuanya berhasil saya bangun dengan mudahnya saya bilang bosan dan akan mencari tempat yang lebih nyaman. Huh, secara sadar nggak sadar itu hal yang paling saya benci dari diri saya sendiri. Tak pernah mau menyelesaikan sesuatu sampai tuntas.  Setelah dipikir dan direnungkan secara mendalam akhirnya saya memilih kembali pulang pada apa

Harus ikhlas, Sabar, dan Lapangkan Hati

"Harus ikhlas, sabar dan lapangkan hati" Cengeng banget sih hari ini, hanya karena melijat kerumunan orang yang sedang mengantri untuk membeli Lks (buku tunjangan belajar)  tiba-tiba aja air matanya mau jatuh untung ketahan, kalo enggak malu banget sama orang.   Ngerasa miris aja sama hati, saat melihat orang tua murid ada ayah, ibu yang rela ikut antri untuk membeli buku lks anaknya. Perhatian banget sih,  sementara aku ikut desak-desakan huh, tapi seru juga jadi kerasa perjuangannya. Asli, rasanya pengen teriak kenceng banget tapi malu sama orang, takut lagi enak-enak teriak ada yang nanya "Lagi ngapain Neng?"  kan jadi enggak nikmat teriaknya keburu malu.  Yaudah, jalan terbaik Istigfar aja dalam hati sebanyak-banyaknya, bilang ke Allah kalo aku rindu Mamah. 

Self Healing

  Hal yang paling bisa bikin bahagia itu adalah saat dimana diri sendiri bisa menikmati apa yang sedang di jalani,  seperti saat ini aku tengah duduk di tempat yang menurut aku nyaman sembari menikmati beberapa makanan.  Apalagi kalo ditemani roti kukus pengkolan,  rasanya menjadi semakin damai dan tenang meski beberapa kali orang-orang yang lewat menatap bingung, "Tuh orang lagi ngapain?"  pikirnya.  Dimata orang pasti terlihat aneh karena melihatku yang tengah tersenyum riang sambil memakan makanan yang sempat aku beli tadi, bukan karena aku mulai tidak waras hanya karena memikirkan permasalahan hidup yang tidak kunjung menemukan ujung. Tapi, aku hanya sedang menikmati. Bisa dibilang ini salah satu cara terbaik untuk menghilangkan beban pikiran, kalo kata orang "Self Healing"  iya ceritanya gitu.  Sebelum aku berakhir di tempat ini,  aku tadi sempat menyelesaikan sesuatu yang harusnya diselesaikan. Berdiskusi mengenai proker-proker eskul yang harus seg

Terlalu Fokus Pada Apa yang Telah Hilang

Malam ini hujan turun tak terkira, membasahi bumi yang sempat kering tadi siang. Kali ini aku tak akan mengeluh perihal hujan hanya karena berhasil mengingatkan aku tentang dirimu, dia, ataupun mereka aku sudah tak perduli. Bagaimana pun itu tentang lukanya ataupun bahagia, aku akan tetap suka.  Hujan nya membuat irama di atas rumah seiring dengan berjalannya waktu menambah kesyahduanku tat kala aku tengah dirundung rindu masa lalu. Hehe, iya masa lalunya terlalu indah hingga sulit untuk dilepas.  Kalo kata Len " Kita terlalu fokus pada apa yang hilang"  Iya, sampai-sampai tak menyadari ada hal lain yang lebih istimewa di depan mata. Aku terlalu memikirkan bagaimana caranya mengembalikan mereka yang telah pergi, terlalu fokus dengan apa yang telah hilang hingga tak menyadari bahwa di depan mata ada yang lebih istimewa, kenapa tak mencoba memperbaiki keadaan yang ada hingga menjadi hal yang istimewa?  Agghh,  kalo sudah seperti ini baru menyadari bahwa banyak waktu