Skip to main content

Posts

Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?

[Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?] Sejatinya tidak ada yang tahu, akan menjadi apa kita di masa depan karena mengetahui bagaimana masa depan kita otu diluar kemampuan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebisa mengkin untuk membuat masa depan kita menjadi lebih baik, salah satu caranya adalah dengan melakukan hal-hal positif atau menerapkan habit baik untuk diri kita. Iya, sok bijak banget kan aku bilang kayak gitu. Seolah-olah aku sudah benar-benar bisa menerapkan hal itu pada diri sendiri, melakulan hal-hal positif, menerapkan habit baru padahal tidak jauh dari sekedar rebahan. So, turut berduka cita sama diri sendiri. Sejujurnya aku benar-benar marah dan enggak tahu harus bagaimana lagi untuk menyikapi diri sendiri yang sudah mengakar dengan zona nyaman yang kuciptkan sendiri. Akhhhh rasanya benar-benar ingin mengoyak diri sendiri, tapi cukup sadar diri bahwa itu akan menyakitkan. Hal yang paling membuatku marah adalah, atas pertanyaan kenapa aku tidak bisa m

Kehilangan (again)

Namanya juga kehilangan (again), jadi kosong. Semua cerita tentang kamu sudah terhapus, hilang.  Tulisan-tulisanku kehilangan tokoh utamanya, bahkan  sampai sekarang belum menemukan penggantinya. Jadinya ya tetap kosong, tanpa cerita sang tokoh utama.  Karena kamu yang awalnya kujadikan tokoh utama dalam setiap tulisan-tulisanku memilih pergi, mengakhiri setiap cerita sebagai tokoh utama. Meski katamu "kamu bisa mencari tokoh utama yang jauh lebih baik daripada aku, sang tokoh yang bisa membuat tulisan-tulisanmu jauh... lebih berwarna dan bahagia" Haaahh... sulit memang. Sang tokoh utama terlalu melekat dalam setiap jari-jari yang merangkai kata tuk menjadikannya tulisan.  Kepada kamu sang tokoh utama dari setiap tulisanku yang lebih memilih pergi meski cerita belum selesai. Terima kasih selama ini sudah menjadi warna dan rasa dari setiap tulisanku.

Afraid

Perasaan takut sering datang menghampiri orang-orang yang mulai ragu. Ragu akan dirinya sendiri, sehingga hilang rasa percaya dirinya seiring dengan ketakutan yang menguasai diri. Takut akan gagal Takut akan pilihan Takut akan ditinggalkan Takut akan kehilangan Ketakutan akan menjadi penghalang kemajuan diri selama ketakutan itu terus dibiarkan menguasai diri. Lepaskan ketakutan itu, biarkan ketakutan itu pergi. Hilangkan semua keraguan dalam dirimu lalu mulailah melangkah meninggalkan segala ketakutan dan keraguan. Keep fighting, percaya padaku. Selama ketakutan tak dibiarkan menguasai diri maka kamu akan  mencapai apapun yang ingin kamu capai. Jadi, selamat meninggalkan ketakutan🌝.

Berhenti!?

Rasanya Caca ingin pergi jauh sekali, ketempat yang mungkin orang-orang tidak tau keberadaanya. Menghilang sejenak dari keramaian dan rumitnya kehidupan. Hah, barangkali itu salah satu jalan agar bisa membuatnya tenang, pikirnya. Caca berjalan dipinggir jalan, menelusuri trotoar jalan dengan santai. Langkahnya pelan layaknya keong yang tengah membawa rumahnya berjalan, pikirannya kalut, air matanya tertahan menggenang dipelupuk mata. Rasanya bisa sesakit ini, menekan hingga ulu hati paling dalam. Langit semakin pekat, kesunyian semakin mendekap erat mengalahkan riuhnya suara-suara yang ada dipikiran. Berisik. Hembusan napas lelah terdengar, Caca memilih berhenti tepat di bawah lampu jalan. Rasa-rasanya ia belum ingin pulang, ia ingin pikirannya tenang. Berharap angin malam yang menerpa wajahnya halus bisa membawa segala luka yang tengah dirasanya sekarang. Tangisnya pecah. Menangis dalam diam menyembunyikan kepalanya diantara tangan yang memeluk lutut. Lampu jalan menjad

Angkot 03 - part 3 Not in love but just want to say thank you

'Terima kasih' salah satu kata ajaib setelah 'Tolong' dan 'Maaf'. Enggak ada banyak hal yang aku inginkan, hanya ingin bertemu dengannya kembali meski sebentar tapi setidaknya cukup untukku mengucapkan kata Terima Kasih. Hari ini tanpa diduga hujan, dan sialnya payungku tertinggal di bawah meja di kelas karena ketika istirahat tadi aku mengeluarkannya dengan alasan berat. Dan sekarang lihat, rasakan sendiri hujan. Aku berlari pelan namun pasti disepanjang jalan trotoar setelah turun dari pemberhentian pertama menuju halte terdekat. Kebetulan untuk hari ini aku pulang sendirian dikarenakan Neni ada urusan dengan eskul menjahitnya, biasalah orang sibuk enggak bisa diganggu. Aku mengeratkan jas jurusanku, berharap bisa menyalurkan kehangatan meskipun sedikit setidaknya itu lebih baik. Air hujan dengan ganas menyerang jalanan hingga basah kuyup, air-air mengalir tanpa bisa ditahan menuju tempat yang lebih rendah. Cipratan-cipratannya mengenai sepatuku

Tentang Dikta

Namanya Dikta, seorang gitaris salah satu band sekolah di Cianjur. Selain lihai memainkan gitar dia juga lihai membuat para penontonnya jatuh pada pesonanya. Petikan gitar yang indah nan apik memanjakan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan aku salah satu dari sekian banyak penonton yang ikut jatuh pada pesonanya. Aku dan Dikta bertemu di salah satu acara Seminar  Workshop Sastra yang diadakan di gedung Dewan Kesenian Cianjur. Selain seminar Sastra juga sekaligus pelatihan menulis untuk pembuatan lirik lagu dari band-band sekolah pada saat itu.  Diawal acara kita fokus dengan seminar sastra seperti pembuatan puisi dari bagaimana merangkai diksi, hingga pembacaan puisi, terakhir ada penampilan musikalisasi puisi dari ketua komunitas penggiat seni, dilanjutkan dengan penampilan-penampilan band sekolah. Ini tidak sama dengan kisahnya Geez dan Ann, yang tidak sengaja bertemu kemudian saling jatuh cinta. Ini hanya tentang Dikta dan pesonanya, seorang gitaris band sekolah ya

Angkot 03 - part 2 Masih Belum Bertemu

Terhitung sejak hari itu, hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya dan pertama kali juga dia membayarkan ongkosku aku belum bertemu dengannya lagi. Ini sudah hari ke lima, aku berharap bisa bertemu dengannya. Harapan dan semangat yang besar perlahan mulai melebur, aku sudah tak terlalu antusias lagi dibandingkan empat hari sebelumnya. Kenyataan seolah-olah memberitahuku kemungkinan terkecil untuk bertemu dengannya. Orang yang tak sengaja satu angkot dan membuatku langsung jatuh hati. Sial, dia terlalu menarik. "Belum ketemu juga Ra" tanya Neni, teman satu arah, sebangku, se-visi dan misi. Aku menceritakan semuanya pada Neni, pertemuan itu, ongkos angkot itu dan usahaku untuk menemukannya. Dia menjadi saksi bagaimana aku semangat dan mengiklarkan bahwa aku akan menemukanmya, mengucapkam terima kasih dan menanyakan namanya. "Belum Nen" , Jawabku dengan lesu. Demi anak kucing penghuni sekolah, aku beneran kehilangan semangatku. "Mungkin emang

Angkot 03 - part 1 Awal Pertemuan

Baru pertaman kali saja sudah memberi efek sehebat ini? Bagaimana jadinya jika selalu bertemu? Bukankan itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan hati? Dan sialnya kenapa kamu malah tersenyum! Sore itu, saat dimana matahari akan berganti peran dengan bulan tepat di depan angkot merah itu kita berpapasan bahkan duduk bersebelahan. Duduk dengan segala keresahan dan kebahagiaan. Kenapa dia duduk di situ, pikirku. Ini kesempatan terbesar harusnya, dengan keadaan yang seperti itu aku seharunya sudah tahu banyak hal tentangnya. Berbicara banyak menggali informasi tentangnya, makanan favorit, minuman favorit, film favorit, musik kesukaannya dan hal-hal lain tentangnya. Ah, jangankan bertanya seperti itu untuk mengatakan "Hai" saja seberat ini rasanya. Bibir seolah-olah terkunci otomatis, kalaupun bisa bicara suarapun seolah-olah ikut menghilang melebur seiring dengan deburan jantung yang menggila. Kakiku kugerakkan tak nyaman, berusaha mengusir kecanggungan yang d

Aku Tau Kamu

Aku tau kamu, ya aku tau kamu. Sekali lagi aku tau kamu. Kamu sosok manusia yang entah bagaimana berhasil mematahkan hati anak manusia ini. Aku tak akan menyalahkanmu perihal luka itu, karena kamu tidak tahu apa-apa mengenai luka. Aku yang membuatnya sendiri karena sudah berani menyukaimu. Sesosok sempurna dengan senyuman yang bagi siapa saja yang melihat akan terpikat. Dan sialnya, aku termasuk salah satunya. Kamu tak perlu meminta maaf, Salahkan saja hati kenapa mudah jatuh hati!

Day2 #30DayWritingChallenge

Write about the things or activities that make you happy Banyak hal di dunia ini yang bisa membuat saya bahagia, salah satunya ngeliat doi senyum aja udah bikin bahagia hehe. Tapi beneran saya itu mudah bahagia, senang menikmati momen juga, makannya meskipun itu hal sederhana bisa bikin saya bahagia. Salah satu contohnya, jajan bareng, sharing isi buku, ngedengerin cerita, ngedengerin musik, nonton drama, jalan-jalan di koridor sekolah, di pinggir jalan raya juga bikin bahagia apalagi sambil beli roti dan masih anget makin-makin deh bahagiannya. Bahagia itu sederhana sebenarnya, bagaimana kita menikmati suasana aja. Sekarang kalo kita lagi nonton konser tapi kitanya nggak menikmati momen bakal bahagia? Kalo kita sedang berada disuatu acara pernikahan tapi kita nggak menikmati, bakal bahagia juga? Enggakkan. Jadi untuk bahagia ataupun tidak itu tergantung bagaimana kita menikmatinya, saya selalu senang dengan apapun yang saya lakukan. Mau itu dalam keadaan hujan, panas,

Day1 #30DayWritingChallenge

List things you are grateful for and why? Lima hal yang membuat saya bersyukur dalam hidup: 1. Internet Kenapa internet? Karena dari internet saya menemukan banyak hal, sesuatu yang menurut saya cukup luar biasa bahkan salah satunya kenapa saya bisa menulis disini sekarang adalah karena internet. Dulu, sebelum internet berkembang pesat dan saya juga masih menggunakan handphone Nokia model C2-01 yang masih pake tombol, bisa banyak permainan, dan bisa akses internet meski masih terbatas. Tapi dengan adanya itu saya bersyukur, melalui internet itu saya bisa bertemu dengan blognya Kak Luluk Hf yang mana dia adalah penulis dari buku "Mariposa" (sekarang sudah difilm kan). Itu adalah awal mula kenapa saya termotivasi untuk menulis dan senang membaca. Selain Luluk Hf, bloger yang saya senangi dan menjadi motivasi untuk menulis adalah Raditya Dika, dia dulu sebelum terkenal memulai karirnya dimulai dangan menulis diblog. Selain itu internet juga memudahkan saya men

30 Day Writing Challenge

Tadinya hari ini saya akan mengikuti pelatihan dari salah satu program yang diadakan oleh suatu Universitas namanya program Influencer Academi. Tapi, karena ada perpindahan jadwal dialihkan kehari besok jadi saya gagal pergi. Padahal saya sudah siap-siap, jadinya saya berakhir dengan rebahan sambil cek sosial media padahal udah tau jelas-jelas nggak ada yang chat cuman dari grup aja yang ramenya minta ampun. Sambil scrol-scrol tiba-tiba kepikiran, jadi kangen sama Kevin Anggara udah lama juga nggak baca blognya. Sampe akhirnya setengah jam berlalu saya berlabuh di blognya Kevin Anggara ternyata saya sudah tertinggal jauh, post-an terakhir masih dengan judul " Masih Manusia" tapi ternyata ketika hari ini saya cek Kevin sudah aktif lagi menulis bahkan menantang diri sendiri buat nulis selama 30 hari penuh. Hari ke-30 tantangan menulis tanggal 8 Desember kemarin, saya sudah tertinggal jauh. Jadi kepikiran juga kalo akhir-akhir ini saya sedang memikirkan hal yang

Malam Ini Hujan

Hay, malam ini hujan. Malam yang dingin ditemani riaknya air hujan yang menari-nari di atas atap rumah Seakan tak perduli dengan sang pemilik hati tengah meraung-raung kebingungan Bermain-main dengan rasa ragu Berangan-angan dengan harapan. Udaranya dingin, menelusup pelan membelai halus kulit seakan memberitahu bahwa rindu belum sempat terbaca oleh sang pemilik nama. Rindunya belum sempat terbaca hujannya sudah terlanjur reda. Hay, malam ini hujan Sayangnya hanya sebentar Rindu belum sempat diantar, ragu juga tak kunjung pudar Yang tersisa sekarang hanya malam dengan kesunyian, harapan dan kenyataan Berharap bisa bebas memeluk hujan, kanyataan menampar dengan ketidakmungkinan Berharap bisa bebas memeluk angin, kenyataan menampar dengan ketikamungkinan Aku terlalu jauh berpikir, sampai lupa bahwa aku sudah terlalu jauh berangan-angan sampai patah, terbelenggu ragu hingga kecewa yang pada akhirnya menyisakan sakit sendirian.

Sore Ini Hujan

Hay, sore ini kembali hujan. Banyak orang-orang berlarian mencari perlindungan dari banyaknya air yang turun. Ada yang menggerutu karena hujan semua rencana yang ia rencanakan tak bisa berjalan, ada yang bahagia karena mengingatkannya akan hal-hal manis yang pernah dilakukan, ada yang menangis karena merasa diingatkan akan lukanya. Aku sendiri lebih senang memperhatikan dari setiap bulir hujan yang mengenai bumi, tenang. Seringan itu hujan jatuh? Airnya dengan tenang mengalir, menyelusup pada akar-akar rumput yang erat memberikan kesegaran pada kaki - kaki yang berlarian. Hey, sore ini masih hujan. Dan aku masih terjebak dalam ketengan, terhayut dalam diam yang diciptakan, terlena oleh nada hujan yang memanjakan. Dan masih bingung dengan kosongnya pikiran. Banyak pertanyaan yang ingin kuajukan atas jawaban dari berbagai pertanyaan kenapa dan mengapa. Sesakit ini kenyataan, selelah ini bertahan, dan serapuh ini berjalan sendirian, tanpa tumpuan, tanpa perlindungan.

01

Barusan waktu lagi ngerjain tugas Bahasa Sunda, lebih tepatnya mengulas lagi materi karena hari ini planningnya akan ulangan bab 1 dan bab 2. Tapi tiba-tiba nemu salah satu soal yang ini, 6. Dalang wayang golek anu kawentar diantarana.... a. Asep Sunandar Sunarya b. Dede Amung Sutarya c. R. U Partasuanda d. Jawaban a, b, c jeung e bener e. Tarkim Selewat baca soal itu seolah-olah dibawa ke tahun di mana aku masih Sekolah Dasar, waktu itu lagi rame-ramenya wayang golek Cepot-Dewala yang didalangi oleh Asep Sundar Sutarya. Sampe kalo sehari aja nggak dengerin wayang golek rasanya ada yang kurang, ditambah lagi sama alur cerita dan pembawaan sang dalang yang nggak pernah bikin bosen meski udah didengerin berkali-kali. Biasanya waktu masih ada Bapak, wayang golek selalu diputar di hp model jaman dulu selepas solat magrib setelah pulang dari mesjid sambil menunggu waktu isya ditemani secangkir kopi dan sekuntum rokok dijarinya. Kadang Bapak nggak sendirian biasanya suka ada bebe

Kehidupan yang Kita Cari

Lagi-lagi aku tertampar oleh perkataan salah satu guru Ppknku hari ini. "Kita itu terkadang selalu berusaha mencari kehidupan, padahal kehidupan kita yang sebenarnya ada di rumah kita sendiri. Orang tua kita sediri." Iya, perkataan itu berhasil merobohkan pikiranku tentang hidup, aku yang kadang tanpa sadar terlalu fanatik dengan kehidupan berusaha mengatur diri sendiri agar bisa selaras dengan kehidupan, agar bisa mencari apa yang sebenarnya kehidupan. Tapi setelah mendengar perkataan Pak Rahman Hakim, aku merasa tersadar bahwa ternyata selama ini kehidupan yang aku cari sebenarnya ada bersamaku, di sekitarku sendiri. 

Matematika Kehidupan

Hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran sari salah satu guru matematikaku mengenai hidup. Kata beliau, "Hidup itu penuh dengan simbol, terkadang tanpa kita sadari untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi manusia selalu menggunakan simbol. Saat kita memberikan coklat pada seseorang itu berarti apa? Saat memberikan bunga? Atau saat memberikan hal-hal lainnya" Berbicara mengenai matematika sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan matematika, terkadang merangkai kata lebih menarik dari pada harus memikirkan angka. Ah, bukannya benci hanya saja mungkin kesan pertamaku mengenai matematika buruk. Padahal kata bapak "Matematika itu sebenarnya sederhana hanya saja pikiranmu sendiri yang membuatnya rumit" iya sih benar, aku setuju dengan itu. Karena kadang-kadang juga aku selalu teranyuh jatuh dengan matematika. "Sebenarnya matematika itu sederhana, bahkan rumus hidup pun ada dimatematika kalo kita mau tau. Begini," lalu beliau menggambarkan dua garis horizont

Setelah Sekian Lama

Ini adalah kali pertama aku menulis lagi setelah terakhir kali beberapa saat yang lalu.  Entahlah, perasaanku lebih sering tidak menentu saat ini hingga aku tidak berniat untuk menuliskannya. Aku terlalu takut jika hal yang tidak enak aku rasakan terungkapkan secara jelas. Aku hanya ingin menulis tentang hal bahagia saja. Tapi setelah dipikirkan rasanya itu tidak adil jika aku hanya menuliskan perilah bahagianya saja sementara kesedihannya aku sembunyikan. Diawal tujuannya blog ini di bentuk adalah untuk menuliskan hal apa saja yang ingin aku tulisakan entah itu hal yang bermanfaat ataupun hal receh mengenai perbucinanku. Tapi setelah praktek langsung rasanya hasrat untukku menulis hilang secara perlahan padahal banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan entah itu mengenai kacaunya diriku, perasaanku, Kesedihanku dan semua hal yang ingin aku abadikan dengan bebas disini. Hanya saja, aku terlalu takut untuk jujur bahkan kepada diriku sendiri. Aku terlalu takut, dan aku belum siap untu

Cerita Hari Ini | 01 First Day School

Senin, 13 September 2021 Well,  ini berasa mimpi akhirnya setelah sekian lama bersemedi di rumah, bergulat dengan pelajaran dan tugas-tugas online akhirnya bisa kembali merasakan yang namanya duduk di bangku sekolah. Ya meski nggak langsung semuanya masuk, karena ada sesinya. Dari absen 1-18 sesi pertama, dari 19-35 sesi dua, dan karena absenku 11 jadi aku disesi pertama.  Hadeh, mungkin karena emang udah terbiasa dengan segala rutinitas selama hampir satu tahun setengah di rumah. Selama hampir satu setengah tahun ini nggak perlu siap-siap pagi untuk berangkat sekolah, cukup siapkan hp, alat tulis, nyalain data, isi absen, dan tidur eh. Nggak maksudnya belajar. Pagi ini berbeda, aku harus kembali bergulat dengan keributan pagi, dari nasi belum masak, sabuk lupa nyimpen, kaos kaki belum disiapin sama pikiran tugas sekolah yang belum selesai di tambah lagi bangun kesiangan, jadi pagi serasa menjadi lebih indah.  [Kenapa nggak disiapin dari hari sebelumnya?]  Nah,  itu dia sal

Proses Hidup

Kamu tau kan, nggak semua hal di dunia ini bisa didapatkan secara instan. Bahkan mie instan yang dikatakan instan aja perlu melewati beberapa prosedur sampe benar-benar bisa dinikmati.  Begitu juga dengan hidup perlu melewati yang namanya proses. Kalo kata mamah " semua perlu proses, hidup nggak sama dengan halnya ketika kita makan sambel yang bakal pedes saat itu juga. Bisa saja kita melewati hidup tanpa proses tapi nggak bakal lama kayak makan sambel pasti pedesnya sementara dengan minum es teh pasti udah hilang"  Untuk itu kepada aku, kamu dan kita yang sedang berjuang semoga senantiasa bersabar menjalani prosesnya. Kita kudu yakin bahwa proses akan memberi kita sesuatu yang bahkan sang hasil nggak bisa berikan.  Karena dari sebuah perjalanan hidup yang terpenting itu bagaimana kita bisa menikmati sebuah proses daripada hasil akhir.