Skip to main content

Posts

BTOB dan Daun Semanggen

Awal Mei kemarin BTOB merilis mini album "Wind and Wish" sebagai penanda comeback mereka setelah satu tahun lebih. Jujurly seneng banget karena bisa liat si Sad boy a.k.a Sungjae lagi😭.   Asli keren banget, yang jadi fokusku itu adalah sama konsep albumnya. Dari pemilihan cover album sampai isi albumnya. Kok bisa, mereka kepikiran buat ngejadiin daun semanggen atau dikenal dengan nama ilmiah Marsilea salah satu jenis tanaman termasuk kelompok paku air (Salviniales) sebagai konsep album mereka? Kok kepikiran gitu? Idenya itu luar biasa 😭 Ternyata setelah ditelusuri enggak aneh kalau di album mereka "Wind and Wish" itu menjadikan daun semanggen atau sering di sebut Clover leaf / Four Leaf Clover itu sebagai cover album. Karena emang ada maknanya kalau daun itu sebagai daun keburuntungan.  Bagi sebagian orang yang percaya, kalau kita menyimpan daun itu didepan pintu maka bisa mendatangkan jodoh😆. Bahkan di Irlandia dipercaya bahwa daun Four Leaf Clover i

Episode 01 - Tumbuh

Aku akan bertumbuh, melepas sekiranya luka-luka yang harus kulepas. Merelakan hal-hal yang sebaiknya direlakan dan mengikhlaskan tentang segala apapun yang terjadi dalam hidupku sepanjang 19 tahun ini. Seharusnya ini enggak menjadi kehilangan paling menyakitkan. Karena ketika ku ingat-ingat, aku bahkan pernah kehilangan hal yang penting dan berharga. Limited edition enggak ada duanya di manapun, Bapak. Aku kehilangan bapak tahun 2015 lalu, ketika aku sedang asyik-asyiknya dengan dunia remajaku. "Aku punya sosok yang kuat. Bapakku." pamerku pada diri sendiri di cermin.  Aku selalu menjadi yang paling bersemangat menceritakan tentang segala kehebatannya. Tentang bagaimana bapak selalu berusaha membahagiakan anak gadisnya, membelikannya baju, membuatkannya mobil-mobilan dari kayu, atau sekedar mengajaknya bercanda sampai tertawa lepas.  Dulu aku belum mengerti rasanya bahagia tanpa batas bareng bapak. Rasanya semua hari sama, akan terasa menyenangkan jika dilalui bersama bapak.

Avocado Capucino

"Aku enggak suka kopi. Tapi, kalo ngopinya sama kamu bolehlah" katamu waktu kita tidak sengaja bertemu di coffeshop. Itu adalah pertemuan yang tidak pernah diharapkan. Entah apa yang Tuhan rencanakan kita dipertemukan kembali setelah satu tahun tidak bertukar kabar. "Apa kabar?" Pertanyaan pertama yang kamu lontarkan setelah kita duduk berhadapan. Di meja kecil nomor 29 tepat menghadap jalan. "Baik" jawabku. Untuk beberapa saat, kita terjebak dengan pikiran masing-masing. Memutar otak mencari topik yang cocok untuk dibicarakan. Kamu meneguk Capucinomu. Aku hanya diam, sembari mengaduk-aduk minumanku. "Gimana Jakarta, seru?" "Aku dengar, setelah kepergianku ke Bandung kamu pergi juga. Waktu itu aku kaget dan enggak percaya, karena kamu pergi tanpa pamit". Iya, aku sengaja pergi tanpa pamit. Biar kamu tahu rasanya ditinggal tanpa kata. Kamu, egois Di. Kamu hanya mementingkan mimpi kamu saja, tanpa memikirkan aku. "Iya, Ja

Agustus dan Ceritanya

"Agustus cape, tapi asik banget" Aku setuju dengan itu, apa yang dibilang benar. Agustus kali ini cape, banyak hal yang runtuh, kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan, impian yang harus tertunda, dan perpisahan yang tak terelakan. Hati dipaksa untuk ikhlas meski sulit. Tapi harus. Jujur ini cape banget, tapi Allah Maha Baik. Dibalik Agustus yang melelahkan banyak kejutan yang luar biasa, meski tidak langsung menjadi obat tapi setidaknya itu bisa meredakan segala rasa yang mengecewakan. Agustus, terima kasih untuk 31 harinya. Terima kasih untuk segala ceritanya dan semoga september kali ini bisa diajak kerja sama. Mari mengukir cerita bersama. Bahagia terus ya, 🤗 #Tetaphidup #Drieecerita #SeptemberMenulis #SM2022hari01

Berhenti Hidup?

Rasanya enggak adil jika kita berhenti disini. Sementara diluar sana masih banyak orang yang punya masalah jauh lebih berat daripada kita.  Jangan bilang hanya karena keadaanmu enggak sesuai dengan apa yang kamu harapkan kamu ingin berhenti dan ngaku kalah pada kehidupan. Ini hanya masalah waktu dan kesabaran.  Nanti, akan tiba saatnya dimana kita bisa hidup sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bersabar dengan segala proses, step by step, pelan-pelan kita akan sampai tujuan.

Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?

[Akan Menjadi Seperti Apa Kamu?] Sejatinya tidak ada yang tahu, akan menjadi apa kita di masa depan karena mengetahui bagaimana masa depan kita otu diluar kemampuan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebisa mengkin untuk membuat masa depan kita menjadi lebih baik, salah satu caranya adalah dengan melakukan hal-hal positif atau menerapkan habit baik untuk diri kita. Iya, sok bijak banget kan aku bilang kayak gitu. Seolah-olah aku sudah benar-benar bisa menerapkan hal itu pada diri sendiri, melakulan hal-hal positif, menerapkan habit baru padahal tidak jauh dari sekedar rebahan. So, turut berduka cita sama diri sendiri. Sejujurnya aku benar-benar marah dan enggak tahu harus bagaimana lagi untuk menyikapi diri sendiri yang sudah mengakar dengan zona nyaman yang kuciptkan sendiri. Akhhhh rasanya benar-benar ingin mengoyak diri sendiri, tapi cukup sadar diri bahwa itu akan menyakitkan. Hal yang paling membuatku marah adalah, atas pertanyaan kenapa aku tidak bisa m

Kehilangan (again)

Namanya juga kehilangan (again), jadi kosong. Semua cerita tentang kamu sudah terhapus, hilang.  Tulisan-tulisanku kehilangan tokoh utamanya, bahkan  sampai sekarang belum menemukan penggantinya. Jadinya ya tetap kosong, tanpa cerita sang tokoh utama.  Karena kamu yang awalnya kujadikan tokoh utama dalam setiap tulisan-tulisanku memilih pergi, mengakhiri setiap cerita sebagai tokoh utama. Meski katamu "kamu bisa mencari tokoh utama yang jauh lebih baik daripada aku, sang tokoh yang bisa membuat tulisan-tulisanmu jauh... lebih berwarna dan bahagia" Haaahh... sulit memang. Sang tokoh utama terlalu melekat dalam setiap jari-jari yang merangkai kata tuk menjadikannya tulisan.  Kepada kamu sang tokoh utama dari setiap tulisanku yang lebih memilih pergi meski cerita belum selesai. Terima kasih selama ini sudah menjadi warna dan rasa dari setiap tulisanku.

Afraid

Perasaan takut sering datang menghampiri orang-orang yang mulai ragu. Ragu akan dirinya sendiri, sehingga hilang rasa percaya dirinya seiring dengan ketakutan yang menguasai diri. Takut akan gagal Takut akan pilihan Takut akan ditinggalkan Takut akan kehilangan Ketakutan akan menjadi penghalang kemajuan diri selama ketakutan itu terus dibiarkan menguasai diri. Lepaskan ketakutan itu, biarkan ketakutan itu pergi. Hilangkan semua keraguan dalam dirimu lalu mulailah melangkah meninggalkan segala ketakutan dan keraguan. Keep fighting, percaya padaku. Selama ketakutan tak dibiarkan menguasai diri maka kamu akan  mencapai apapun yang ingin kamu capai. Jadi, selamat meninggalkan ketakutan🌝.

Berhenti!?

Rasanya Caca ingin pergi jauh sekali, ketempat yang mungkin orang-orang tidak tau keberadaanya. Menghilang sejenak dari keramaian dan rumitnya kehidupan. Hah, barangkali itu salah satu jalan agar bisa membuatnya tenang, pikirnya. Caca berjalan dipinggir jalan, menelusuri trotoar jalan dengan santai. Langkahnya pelan layaknya keong yang tengah membawa rumahnya berjalan, pikirannya kalut, air matanya tertahan menggenang dipelupuk mata. Rasanya bisa sesakit ini, menekan hingga ulu hati paling dalam. Langit semakin pekat, kesunyian semakin mendekap erat mengalahkan riuhnya suara-suara yang ada dipikiran. Berisik. Hembusan napas lelah terdengar, Caca memilih berhenti tepat di bawah lampu jalan. Rasa-rasanya ia belum ingin pulang, ia ingin pikirannya tenang. Berharap angin malam yang menerpa wajahnya halus bisa membawa segala luka yang tengah dirasanya sekarang. Tangisnya pecah. Menangis dalam diam menyembunyikan kepalanya diantara tangan yang memeluk lutut. Lampu jalan menjad

Angkot 03 - part 3 Not in love but just want to say thank you

'Terima kasih' salah satu kata ajaib setelah 'Tolong' dan 'Maaf'. Enggak ada banyak hal yang aku inginkan, hanya ingin bertemu dengannya kembali meski sebentar tapi setidaknya cukup untukku mengucapkan kata Terima Kasih. Hari ini tanpa diduga hujan, dan sialnya payungku tertinggal di bawah meja di kelas karena ketika istirahat tadi aku mengeluarkannya dengan alasan berat. Dan sekarang lihat, rasakan sendiri hujan. Aku berlari pelan namun pasti disepanjang jalan trotoar setelah turun dari pemberhentian pertama menuju halte terdekat. Kebetulan untuk hari ini aku pulang sendirian dikarenakan Neni ada urusan dengan eskul menjahitnya, biasalah orang sibuk enggak bisa diganggu. Aku mengeratkan jas jurusanku, berharap bisa menyalurkan kehangatan meskipun sedikit setidaknya itu lebih baik. Air hujan dengan ganas menyerang jalanan hingga basah kuyup, air-air mengalir tanpa bisa ditahan menuju tempat yang lebih rendah. Cipratan-cipratannya mengenai sepatuku

Tentang Dikta

Namanya Dikta, seorang gitaris salah satu band sekolah di Cianjur. Selain lihai memainkan gitar dia juga lihai membuat para penontonnya jatuh pada pesonanya. Petikan gitar yang indah nan apik memanjakan telinga siapa saja yang mendengarnya, dan aku salah satu dari sekian banyak penonton yang ikut jatuh pada pesonanya. Aku dan Dikta bertemu di salah satu acara Seminar  Workshop Sastra yang diadakan di gedung Dewan Kesenian Cianjur. Selain seminar Sastra juga sekaligus pelatihan menulis untuk pembuatan lirik lagu dari band-band sekolah pada saat itu.  Diawal acara kita fokus dengan seminar sastra seperti pembuatan puisi dari bagaimana merangkai diksi, hingga pembacaan puisi, terakhir ada penampilan musikalisasi puisi dari ketua komunitas penggiat seni, dilanjutkan dengan penampilan-penampilan band sekolah. Ini tidak sama dengan kisahnya Geez dan Ann, yang tidak sengaja bertemu kemudian saling jatuh cinta. Ini hanya tentang Dikta dan pesonanya, seorang gitaris band sekolah ya

Angkot 03 - part 2 Masih Belum Bertemu

Terhitung sejak hari itu, hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya dan pertama kali juga dia membayarkan ongkosku aku belum bertemu dengannya lagi. Ini sudah hari ke lima, aku berharap bisa bertemu dengannya. Harapan dan semangat yang besar perlahan mulai melebur, aku sudah tak terlalu antusias lagi dibandingkan empat hari sebelumnya. Kenyataan seolah-olah memberitahuku kemungkinan terkecil untuk bertemu dengannya. Orang yang tak sengaja satu angkot dan membuatku langsung jatuh hati. Sial, dia terlalu menarik. "Belum ketemu juga Ra" tanya Neni, teman satu arah, sebangku, se-visi dan misi. Aku menceritakan semuanya pada Neni, pertemuan itu, ongkos angkot itu dan usahaku untuk menemukannya. Dia menjadi saksi bagaimana aku semangat dan mengiklarkan bahwa aku akan menemukanmya, mengucapkam terima kasih dan menanyakan namanya. "Belum Nen" , Jawabku dengan lesu. Demi anak kucing penghuni sekolah, aku beneran kehilangan semangatku. "Mungkin emang

Angkot 03 - part 1 Awal Pertemuan

Baru pertaman kali saja sudah memberi efek sehebat ini? Bagaimana jadinya jika selalu bertemu? Bukankan itu tidak baik untuk kesehatan jantung dan hati? Dan sialnya kenapa kamu malah tersenyum! Sore itu, saat dimana matahari akan berganti peran dengan bulan tepat di depan angkot merah itu kita berpapasan bahkan duduk bersebelahan. Duduk dengan segala keresahan dan kebahagiaan. Kenapa dia duduk di situ, pikirku. Ini kesempatan terbesar harusnya, dengan keadaan yang seperti itu aku seharunya sudah tahu banyak hal tentangnya. Berbicara banyak menggali informasi tentangnya, makanan favorit, minuman favorit, film favorit, musik kesukaannya dan hal-hal lain tentangnya. Ah, jangankan bertanya seperti itu untuk mengatakan "Hai" saja seberat ini rasanya. Bibir seolah-olah terkunci otomatis, kalaupun bisa bicara suarapun seolah-olah ikut menghilang melebur seiring dengan deburan jantung yang menggila. Kakiku kugerakkan tak nyaman, berusaha mengusir kecanggungan yang d

Aku Tau Kamu

Aku tau kamu, ya aku tau kamu. Sekali lagi aku tau kamu. Kamu sosok manusia yang entah bagaimana berhasil mematahkan hati anak manusia ini. Aku tak akan menyalahkanmu perihal luka itu, karena kamu tidak tahu apa-apa mengenai luka. Aku yang membuatnya sendiri karena sudah berani menyukaimu. Sesosok sempurna dengan senyuman yang bagi siapa saja yang melihat akan terpikat. Dan sialnya, aku termasuk salah satunya. Kamu tak perlu meminta maaf, Salahkan saja hati kenapa mudah jatuh hati!

Day2 #30DayWritingChallenge

Write about the things or activities that make you happy Banyak hal di dunia ini yang bisa membuat saya bahagia, salah satunya ngeliat doi senyum aja udah bikin bahagia hehe. Tapi beneran saya itu mudah bahagia, senang menikmati momen juga, makannya meskipun itu hal sederhana bisa bikin saya bahagia. Salah satu contohnya, jajan bareng, sharing isi buku, ngedengerin cerita, ngedengerin musik, nonton drama, jalan-jalan di koridor sekolah, di pinggir jalan raya juga bikin bahagia apalagi sambil beli roti dan masih anget makin-makin deh bahagiannya. Bahagia itu sederhana sebenarnya, bagaimana kita menikmati suasana aja. Sekarang kalo kita lagi nonton konser tapi kitanya nggak menikmati momen bakal bahagia? Kalo kita sedang berada disuatu acara pernikahan tapi kita nggak menikmati, bakal bahagia juga? Enggakkan. Jadi untuk bahagia ataupun tidak itu tergantung bagaimana kita menikmatinya, saya selalu senang dengan apapun yang saya lakukan. Mau itu dalam keadaan hujan, panas,

Day1 #30DayWritingChallenge

List things you are grateful for and why? Lima hal yang membuat saya bersyukur dalam hidup: 1. Internet Kenapa internet? Karena dari internet saya menemukan banyak hal, sesuatu yang menurut saya cukup luar biasa bahkan salah satunya kenapa saya bisa menulis disini sekarang adalah karena internet. Dulu, sebelum internet berkembang pesat dan saya juga masih menggunakan handphone Nokia model C2-01 yang masih pake tombol, bisa banyak permainan, dan bisa akses internet meski masih terbatas. Tapi dengan adanya itu saya bersyukur, melalui internet itu saya bisa bertemu dengan blognya Kak Luluk Hf yang mana dia adalah penulis dari buku "Mariposa" (sekarang sudah difilm kan). Itu adalah awal mula kenapa saya termotivasi untuk menulis dan senang membaca. Selain Luluk Hf, bloger yang saya senangi dan menjadi motivasi untuk menulis adalah Raditya Dika, dia dulu sebelum terkenal memulai karirnya dimulai dangan menulis diblog. Selain itu internet juga memudahkan saya men

30 Day Writing Challenge

Tadinya hari ini saya akan mengikuti pelatihan dari salah satu program yang diadakan oleh suatu Universitas namanya program Influencer Academi. Tapi, karena ada perpindahan jadwal dialihkan kehari besok jadi saya gagal pergi. Padahal saya sudah siap-siap, jadinya saya berakhir dengan rebahan sambil cek sosial media padahal udah tau jelas-jelas nggak ada yang chat cuman dari grup aja yang ramenya minta ampun. Sambil scrol-scrol tiba-tiba kepikiran, jadi kangen sama Kevin Anggara udah lama juga nggak baca blognya. Sampe akhirnya setengah jam berlalu saya berlabuh di blognya Kevin Anggara ternyata saya sudah tertinggal jauh, post-an terakhir masih dengan judul " Masih Manusia" tapi ternyata ketika hari ini saya cek Kevin sudah aktif lagi menulis bahkan menantang diri sendiri buat nulis selama 30 hari penuh. Hari ke-30 tantangan menulis tanggal 8 Desember kemarin, saya sudah tertinggal jauh. Jadi kepikiran juga kalo akhir-akhir ini saya sedang memikirkan hal yang

Malam Ini Hujan

Hay, malam ini hujan. Malam yang dingin ditemani riaknya air hujan yang menari-nari di atas atap rumah Seakan tak perduli dengan sang pemilik hati tengah meraung-raung kebingungan Bermain-main dengan rasa ragu Berangan-angan dengan harapan. Udaranya dingin, menelusup pelan membelai halus kulit seakan memberitahu bahwa rindu belum sempat terbaca oleh sang pemilik nama. Rindunya belum sempat terbaca hujannya sudah terlanjur reda. Hay, malam ini hujan Sayangnya hanya sebentar Rindu belum sempat diantar, ragu juga tak kunjung pudar Yang tersisa sekarang hanya malam dengan kesunyian, harapan dan kenyataan Berharap bisa bebas memeluk hujan, kanyataan menampar dengan ketidakmungkinan Berharap bisa bebas memeluk angin, kenyataan menampar dengan ketikamungkinan Aku terlalu jauh berpikir, sampai lupa bahwa aku sudah terlalu jauh berangan-angan sampai patah, terbelenggu ragu hingga kecewa yang pada akhirnya menyisakan sakit sendirian.

Sore Ini Hujan

Hay, sore ini kembali hujan. Banyak orang-orang berlarian mencari perlindungan dari banyaknya air yang turun. Ada yang menggerutu karena hujan semua rencana yang ia rencanakan tak bisa berjalan, ada yang bahagia karena mengingatkannya akan hal-hal manis yang pernah dilakukan, ada yang menangis karena merasa diingatkan akan lukanya. Aku sendiri lebih senang memperhatikan dari setiap bulir hujan yang mengenai bumi, tenang. Seringan itu hujan jatuh? Airnya dengan tenang mengalir, menyelusup pada akar-akar rumput yang erat memberikan kesegaran pada kaki - kaki yang berlarian. Hey, sore ini masih hujan. Dan aku masih terjebak dalam ketengan, terhayut dalam diam yang diciptakan, terlena oleh nada hujan yang memanjakan. Dan masih bingung dengan kosongnya pikiran. Banyak pertanyaan yang ingin kuajukan atas jawaban dari berbagai pertanyaan kenapa dan mengapa. Sesakit ini kenyataan, selelah ini bertahan, dan serapuh ini berjalan sendirian, tanpa tumpuan, tanpa perlindungan.

01

Barusan waktu lagi ngerjain tugas Bahasa Sunda, lebih tepatnya mengulas lagi materi karena hari ini planningnya akan ulangan bab 1 dan bab 2. Tapi tiba-tiba nemu salah satu soal yang ini, 6. Dalang wayang golek anu kawentar diantarana.... a. Asep Sunandar Sunarya b. Dede Amung Sutarya c. R. U Partasuanda d. Jawaban a, b, c jeung e bener e. Tarkim Selewat baca soal itu seolah-olah dibawa ke tahun di mana aku masih Sekolah Dasar, waktu itu lagi rame-ramenya wayang golek Cepot-Dewala yang didalangi oleh Asep Sundar Sutarya. Sampe kalo sehari aja nggak dengerin wayang golek rasanya ada yang kurang, ditambah lagi sama alur cerita dan pembawaan sang dalang yang nggak pernah bikin bosen meski udah didengerin berkali-kali. Biasanya waktu masih ada Bapak, wayang golek selalu diputar di hp model jaman dulu selepas solat magrib setelah pulang dari mesjid sambil menunggu waktu isya ditemani secangkir kopi dan sekuntum rokok dijarinya. Kadang Bapak nggak sendirian biasanya suka ada bebe