Skip to main content

Alvin


Kematian itu memanglah pasti adanya. Bukan hanya sekedar kabar ataupun kata belaka. Entah itu sekarang, besok, atau nanti kita pasti akan mati.

Kau tau, sejatinya kematian itu adalah garis finish kehidupan. Dimana itu adalah kemenangan telak untuk hasil dari kehidupan kita. Kita tidak tau kehidupan seperti apa yang akan kita hadapi setelah melewati garis finish ini.

Maut tak pernah pandang waktu, umur, jabatan, kesehatan, atau apapun itu.  Yang pasti maut akan menjemput siapa saja yang hidup. Dan tentunya setiap makhluk hidup sudah mempunyai garis waktunya masing-masing.

Lantas, bagaimana dengan manusia yang belum sampai pada batas waktu yang di tentukan tapi menginginkan pulang terlebih dahulu?.

Ini kisah Alvin,  sosok remaja yang hampir saja mati tenggelam di sungai karena sengaja menceburkan diri ketika air sungai tengah naik.  Entah apa yang menjadi alasan atas tindakannya yang pasti ada sesuatu yang dia alami.

Terlepas dari keadaan sekolahnya yang bisa di bilang tak baik-baik saja juga ada keluarga yang hancur begitu saja. Kau harusnya sudah tau bukan jika mental seorang remaja itu sangatlah rentan.  Apa lagi jika itu sesuatu yang berhubungan dengan keluarga,  tempat satu-satu kita berpulang di kala kita kalah berperang dengan kehidupan.

Ibu, ayah baginya bukanlah sesuatu yang harus di prioritaskan karena mereka juga telah mencampakannya. Egois dengan diri mereka sendiri,  memilih meninggalkan Alvin dengan sang nenek dan meneruskan hidup di jalan mereka masing-masing.

Teriakan,  ledekan, gunjingan,  bulyan sudah menjadi santapannya setiap hari.
"Dasar oon! "
" Lemah! "
Sejahat itu mulut manusia,  melukai hatinya.

Dengan tarikan napas lembut sembari menikmati udara dingin yang tercampur dengan hujan di atas jembatan Alvin merentangkan tangannya kakinya memiliki pembatas jembatan.  Alvin ingin berteriak melepaskan segala beban berat di pundaknya.  Air sungai yang berwarna coklat mulai naik hampir mengenai jembatan,  meluap-luap tinggi hingga siapa saja yang menatap nya terlalu lama  akan merasa pusing.

Alvin tetap memejamkan matanya dan tangannya masih terlentang. Hujan dengan lembut mengenai wajah putih pucatnya karena dinginnya air hujan,  jangan lupakan bahwa Alvin sudah hampir 2 jam berada di bawah hujan.

Alvin ingin berteriak,
"Bu"
Alvin sudah lelah,
"Yah"

Dengan satu kali tarikan Alvin menjatuhkan dirinya ke sungai yang tengah meluap-luap. Dingin, tenggelam bersamaan dengan meluapnya semua rasa lelah yang selama ini ia rasakan.

Terbawa arus sungai, terombang-ambing, menabrak batu,  tenggelam,  menelan air, sesak air masuk ke paru-paru.  "Apakah ini akan menjadi akhir?"

Tetapi ternyata, Tuhan belum mau Alvin pulang.  Sang Maha pengasih lagi Penyayang itu masih membiarkan Alvin hidup. Terdampar di pinggir sungai diantara dua batu,  dengan baju sekolah yang kotor dan sobek di bagian bawah.

Alvin terbangun setelah beberapa saat ia termenung memikirkan kenapa dia tidak mati?
Dengan langkah gontai dia berjalan pulang sembari memikirkan jawaban kenapa ia belum mati memenuhi kepalanya.

Alvin menatap rumahnya yang nampak ramai,  banyak orang yang berdatangan kerumahnya sembari raut sedih di wajah mereka. Tanpa ingin mau perduli dan memang biasanya Alvin tak peduli ia memasuki rumahnya.

Sekumpulan orang tengah mengerumuni sesuatu di tengah rumah,  dengan suara tangisan yang meraung-raung memohon agar orang yang berbaring kaku agar sadar kembali. Alvin semakin mendekat ingin memastikan apa yang alvin lihat.

"Nggak mungkin," Ucap Alvin hampir tak bersuara.

Ya,  orang yang tengah terbaring kaku itu adalah tubuhnya. Dengan warna wajah pucat dan penuh goresan luka serta baju sokolah yang sobek di bagian bawah.

Alvin melihat tangan nya sendiri,  masih merasa bahwa apa yang Alvin lihat hanyalah sebuah mimpi. Alvin mencoba menyentuh punggung neneknya dan,  tak tersentuh. Alvin masih tak ingin mempercayai apa yang barusan terjadi dia masih berusaha menyentuh orang-orang yang ada di sekitarnya dan hasilnya sama, Alvin tak bisa menyentuh mereka.

"Alvinnnnnnnn" dari arah pintu seseorang memanggil namanya histeris tanpa mempedulikan apapun lamgsung saja ia memeluk Alvin yang telah kaku tak benyawa.

"Alvin,  bangun nak,  bangun hiks.. hikss... Bangunnn maafin mamah ha ha hikss..  Bangun vin"
"Vin bangun,  ini mamah udah pulang. Vin bangunnnn  yuk mamah janji kalo Alvin bangun mamah akan berhenti kerja dan disini sama Alvin,  vinnn ini mamah" 

Histeris Yuli, dia tak menyangka jika anaknya akan berakhir seperti ini.  Yuli memanglah seorang yang gila kerja,  demi mengalihkan pikirannya yang penuh akan segala problem dia memilih untuk pergi ke negeri orang meninggalkan anak semata wayangnya dengan ibunya.  Selama 8 tahun ini dia tidak pernah pulang,  dia hanya mengirimkan uang setiap bulannya untuk kebutuhan ibu dan Alvin saja.

"Jadi, aku udah mati? "

Alvin menangis,  tat kala ia beruaaha menyentuh wajah ibunya yang selama ini ia rindukan. Selama 8 tahun ini ia hanya bisa menikmati wajah ibunya dari sebuah poto saja,  tapi sekarang ibunya ada di hadapannya. 

"Mungikin emang aku harus mati dulu,  supaya bisa liat wajah mamah"

......... And..... 

Comments

Mungkin kamu suka:

Kenapa Sebuah Jam tangan bisa seharga Jutaan bahkan Miliaran rupiah Rolex, Patek philippe, swiss

Kenapa hanya sebuah jam tangan bisa semahal itu? Hingga ratusan juta. Beberapa minggu lalu saya melihat salah satu vidio kumpulan vidio tiktok yang lagi rame di facebook. Salah satu vidio yang membuat saya tertarik adalah vidio dengan username @Indrakenz, kalian pasti tau dong dia siapa? Pastilah sudah tak asing lagi dengan nama itu. Namanya yang akhir-akhir ini sering muncul di layar beranda sosial media kalian (mungkin, karena di beranda saya dia sering muncul). Orang bilang dia sultan. Setelah saya melihat dan telusuri lebih dalam lagi ternyata emang benar dia sultan hehe.  Karena, cara dia membuat vidio atau menyampaikan ekspresinya dalam akun tik tok pribadinya tak jarang banyak netizen yang gemas dengan tingkah sosok sultan tersebut. Karena terkesan pamer dan sombong dengan kekayaan yang dia punya.Tapi akhir-akhir ini banyak juga yang bilang kalo sosok Indra ini adalah salah satu panutan untuk terus berusaha dalam menggapai kesuksesan. Dalam vidionya terkadang sering

Maaf ya saya jadi berharap banyak

Salahnya saya selalu menyandarkan harapan pada sesuatu. Lebih seringnya pada orang, bahkan ke orang yang baru saya temui pun saya sering menggantungkan harapan dipundaknya. Besar harapan bahwa mereka yang saya gantungi harapan bisa memenuhi harapan-harapan saya. Ternyata tetap saja epilognya kalau menyandarkan harapan pada seseorang itu akan sad ending atau berakhir tidak baik. Karena salah tempat menggantungkan harapan. Satu-satunya tempat yang paling tepat untuk menggantungkan harapa-harapan kita adalah hanya kepada Allah SWT. Allah tempat bergantung atas segala sesuatu. Di jamin deh enggak bakal kecewa. Saya juga sedang berharap banyak, pada seseorang yang tidak sengaja saya temui entah bagaimana memulainya kita terhubung. Saya seperti biasa tidak bisa mengontrol kadar harapan saya, saya selalu membubuhi dia di balik bayangannya harapan yang tinggi. Pada akhirnya ketika hal-hal yang saya harapkan tidak sesuai, saya berakhir kecewa. Sebelum melanjutkan harapan-harapan saya, saya berp

Minta Tolong

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari projek pembiasaan menulis di bulan Februari. 29 hari penuh cerita| Hai. Hari ini ada yang harus kulakukan yaitu followup surat permohonan bantuan piala dan kesedian sambutan kepada bapak Bupati Cianjur untuk acara Ngamumule Budaya Sunda yang diajukan jum'at lalu (26/01/24). Ternyata setelah dikonfirmasi lebih lanjut suratnya masih dalam tahap proses. Jadi, kemungkinan 1-2 hari kedepan kita ke Pemda  lagi. Sebelum berangkat atau mungkin sedari semalam aku memikirkan hal apa yang harus kulakukan setelah dari Pemda atau kemana baiknya aku pergi? Diam di pedestrian sembari menikmati roti dan lalu lalang kendaraan, jalan-jalan di sepanjang trotoar, ke pasar meski hanya sekedar lihat-lihat, menelusuri Pemda, mejeng di alun-alun atau ke Pusda? Pilihanku jatuh ke opsi terakhir yaitu, Pusda. Aku enggak bawa Blacky (motor yang biasa kupakai), pagi tadi berangkat dianterin. Sebelum benar-benar keluar dari Pemda aku memikirk

Cerpen horor| Misteri jendela kamar

  Misteri Jendela Kamar Oke, aku akan menceritakan kisahku. Mungkin ini cerita pertamaku tentang hal yang berbau mistis aku yang baru mengalaminya pertama kali agak sedikit merinding dan takut. Oke, aku akan mulai menceritakannya.        Ada kejadian janggal di rumahku, kejadian janggal itu sering terjadi setelah mamah aku memutuskan untuk  bekerja dan meninggalkan aku bersama adik ku. Ya aku biasa tinggal di rumah berdua bersama adiku, tapi terkadang adiku menginap bersama temannya sehingga aku sendirian. Aku bisa saja menginap di rumah nenek ku yang tak jauh dari rumah hanya terhalang tiga rumah (cukup dekat bukan?) Tapi karena aku malas untuk keluar ya sudah aku di rumah saja ditemani oleh musik yang melantun dari handhpone. Bisa di bilang aku orangnya pemberani (๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚sombong amat) aku nggak percaya sama yang namanya hantu, pocong atau apapun lah itu namanya, aku sama sekali gak percaya. Meskipun banyak orang yang bilang kalo malam2 itu sering ada hal ini-hal itu tapi

Cakue Special untuk Sehan

Penawaran Pertama Mau saya belikan cakue?, kebetulan saya lagi mampir jajan dulu 17.54 Tawarku melalui pesan singkat yang sengaja kirim. Entah, ketika aku mengetik penawaran itu rasanya sedikit hm.. malu? Sekaligus senang. Karena dengan sedikit keberanian yang kupunya, akhirnya aku bisa menawarinya jajanan favoritku. Status di bawah nama kontak itu berubah menjadi mengetik, menandakan dia sedang mengetik untuk membalas pesan yang kukirimkan. Aku dengan harap cemas memperhatikan status mengetik itu. Aku tidak sabar menunggu balasannya. Enggak 17.56 Singkat, jelas dan padat. Sial. Sebenanya jawaban yang dia berikan cukup membuat aku tersadar, bahwa kita sejauh itu. Aku tidak sedekat itu untuk menawari apa yang ingin aku beli. Sedikit memutar otak, kutemukan jawaban yang pas  untuk mengalihkan perasaan ngenesku karena tawaran ditolak. Kalaupun mau juga beli sendiri sih wkwk 17.56 Jawabku agar penawaran yang sebelumnya terkesan sekedar basa-basi. Dia menjawab. Tuh kan, udah ketebak bakal k

4 Alasan Saya Malas Update Blog

Hallo, ini Drie. Hari ini saya tidak sengaja melihat update-an di laman facebook Kumpulan Emak-Emak Blogger tentang blog challenge satu hari satu post, dalam rangka menyambut hari Blogger yang jatuh pada 27 Oktober nanti. Setelah saya cermati, ternyata saya tertarik untuk mengikuti challenge tersebut. Kebetulan saya memang sedang mengkomitmenkan diri untuk konsisten menulis lagi, untuk mencairkan kebekuan kata dalam otak saya, kekakuan saya dalam menulis dan keasiangan saya dengan cerita. Challenge ini akan saya jadikan sebagai pemantik untuk menulis dan aktif lagi ngeblog, agar ‘rumah’ tempat saya menumpahkan cerita kembali lagi hidup dan terisi. Blog challenge ini akan dilaksanakan mulai dari 19 Oktober s.d 25 Oktober dengan tema berbeda setiap harinya. Tentunya ini akan menjadi tantangan tersendiri buat saya, dan semoga saya bisa berkomitmen hehehe. Bisa lah ya? Cuman 7 hari aja kok . Mari kita lihat, Drie semoga kamu berhasil. Tulisan pertama ini akan membahas men

Hal-hal yang saya sadari ketika tidak menulis

|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari project pembiasaan diri menulis, jadi selamat berkelana| Hi, Sudah lima hari saya enggak menulis untuk melaporkan kegiatan atau perasaan saya. Dan saya menyesal karena pikiran saya tidak tertuang dengan baik. Saya telah membiarkannya menumpuk dalam kepala hingga rasanya ingin pecah. Lima hari ini kepala saya penuh dengan kemarahan-kemarahan kecil yang sengaja saya sembunyikan, rasa kecewa yang entah bagaimana hinggap di kepala (lagi), rasa sedih yang kembali mengkungkungi hati dan rasa takut yang menjelma bayangan senantiasa memeluk jiwa. Saya kembali terlena oleh luka-luka dan rasa takut dari masa lalu. Saya kembali terjebak pada pikiran-pikiran keraguan hingga saya ingin berhenti dan menyerah. Melihat diri seperti itu, saya merenung dan berusaha menganalisis perasaan yang dirasakan dan tetap menjaga kesadaran agar tetap bisa mengendalikan diri. Hal-hal yang tidak saya tulis adalah hal-hal yang saya selalu lari darinya. Keti