Waktu itu ketika kamu bilang "aku pergi ya?" sebenarnya aku berat melepasmu. Dan kamu dengan suara tenangmu bilang " aku yakin kamu akan baik-baik saja tanpa aku" aku kira kamu hanya bercanda dan tanpa ragu kamu benar-benar melangkah pergi.
Saat itu kamu hanya tidak tau saja seberapa sakitnya hatiku saat dengar kalo kamu akan pergi, bohong jika aku akan baik-baik saja tanpa kamu. Kamu nggak tau bagaimana berusahnya aku menahan air mataku sendiri agar tidak jatuh di hadapanmu.
Jika emang kalo kamu sudah tidak lagi menginginkan aku di hidupmu, kenapa harus melibatkan aku di kehidupanmu. Jika akhirnya kamu harus melepasku, dan membuat luka hatiku.
Jika sudah seperti ini aku bisa apa? Meski sakit aku di paksa harus melepas. Jika tetap kupertahankan kamu akan semakin menghilang, jika tetap aku genggam kamu akan semakin tenggelam. Layaknya pasir pantai dalam genggaman tangan yang semakin erat di gemgam akan semakin hilang.
Aku sebisa mungkin mengobati rasa sakitku sendiri, mencari obat untuk lukaku sendiri. Kamu tak perlu cemas, seperti yang kamu bilang aku akan baik-baik saja tanpamu meski itu sulit, karena aku harus berpura-pura baik-baik saja di hadapanmu.
Aku harus mati-matian memanipulasi keadaan agar terlihat baik-baik saja meski di balik itu semua aku hancur berkeping-keping.
Comments