|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan kolaborasi dari SeaSky. –Tempat di mana laut dan langit bertemu di situlah kamu akan menemukan kami|
-Something Inspired of The II Image on Your Phone
Topik kali ini, dua foto dari galeri yang jadi inspirasi. Karena konteksnya berhubungan dengan foto maka lagi-lagi aku harus menjelajahi galeriku yang sudah penuh tak karuan. Sampai-sampai notifikasi "Ruang penyimpanan hampir habis - Beberapa fungsi sistem mungkin tidak dapat bekerja" selalu menghiasi layar handphone.
Selain digaleri kubuka foto palaroid yang sempat kucetak, foto-foto yang lebih banyak memuat momen saat aku SMP. Hingga pada akhirnya jatuh pada salah satu foto yang diambil ketika kelulusan SMP bersama salah satu guru mata pelajaran IPS yaitu, Ibu Teti.
Kenapa foto ini menjadi pilihan untuk dijadikan inspirasi dari sekian banyak foto yang ada? Karena, setiap kali melihat foto ini aku selalu diajak untuk menyapa sosok diriku di tahun 2019, tahun ketiga Sekolah Menengah Pertama. Tahun di mana untuk yang kedua kalinya dilema dengan arah masa depan. Akan ke mana setelah lulus SMP, apakah melanjutkan pendidikan, masuk pesantren atau pergi bekerja merantau ke kota orang?
/anak sekecil itu..../
Aku sendiri di umurku yang ke 15 waktu itu lagi puncaknya masa remaja, masa di mana pencarian jati diri. Remaja yang perlu akan pengakuan dan dorongan dari lingkungan sekitar. Aku terlahir dari latar belakang keluarga yang tak memiliki background pendidikan tinggi dan ekonomi yang terbatas. Ketika teman-teman yang lain sudah memiliki gambaran bahkan sudah ada yang mengarahkan tentang mau bagaimana setelah lulus SMP, Aku masih mencari-cari bagaimana dan apa yang sebaiknya harus aku lakukan. Aku tak punya gambaran harus bagaimana.
Yang kuyakini waktu itu cuman satu, aku ingin melanjutkan pendidikanku. Belajar bersungguh-sungguh ternyata berbuah kebaikan yang tidak sia-sia. Nilai-nilaiku terjaga dengan baik, aku hanya sedang mengusahakan apa yang bisa ku usahakan untuk di tahun terakhir masa SMP ku.
"Indri, belajar dengan baik biar nanti bisa masuk sekolah favorite. Ibu yakin kamu bisa"
Kata beliau, waktu itu ketika kita berjalan beriringan setelah dari ruang guru. Ibu orang yang pertama (setelah ibu) kali mendorongku dan membantu menumbuhkan kembali harapan dan rasa semangat dalam diri untuk melanjutkan pendidikan setelah sebelumnya harapan dan rasa semangat itu tenggelam oleh keadaan.
Iya benar, waktu itu meskipun belum jelas apakah aku bisa melanjutkan pendidikan atau tidak, setidaknya aku harus berusaha mengusahakan hal-hal yang masih bisa ku usahakan. Selalu ada harapan baru untuk tetap bisa berjalan menuju tujuan yang memang benar-benar ingin kita tuju.
Tujuan itu akan tercapai jika diusahakan dengan penuh kesungguhan. Waktu bermain, kesenangan, kumpul-kumpul yang kurelakan terbayar sudah dengan dibukanya kemudahan jalan oleh Allah untuk aku bisa melanjutkan pendidikan sehingga aku bisa berada dititik sekarang.
Jadi setiap kali aku merasa kehilangan motivasi lalu melihat foto ini seperti menjadi cambuk pengingat seberapa kerasnya dulu aku berusaha untuk bisa sampai dititik ini, jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan.
Kedua adalah foto langit Jakarta. Foto ini ku ambil pada Sabtu, 7 Januari 2023 di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.
Hasil dari patah hati karena tertolak PTN pada UTBK 2022 kemarin aku melarikan diri ke Jakarta. Bekerja di salah satu rumah makan masakan Sunda tepat di samping kampus UPN Jakarta. Hari-hari masih terasa berat, bayang-bayang penolakan dan rasa putus asa menjelma bayangan diri yang senantiasa mengikuti kemanapun aku pergi.
Aku merasa gagal.
Ada perasaan marah yang kubawa disetiap langkahku, ada perasaan kecewa disetiap helaan nafasku. Setiap pagi ketika berangkat kerja kulihat para mahasiswa memakai pakian hitam-putih memasuki gerbang kampus. Itu melukaiku dan berhasil membuka luka yang sedang kututup.
Tetapi seiring berjalannya waktu perasaan itu berhasil kuobati. Aku berhasil meleburkan perasaan itu pada langit yang setiap pagi dan sore hari kutatap. Biru yang cerah memberiku ketenangan sekaligus harapan baru. Langit senja yang indah di barat sana memberiku rasa damai, semilir angin yang menerpa membawa rasa sakit dan kecewaku. Aku merasa bebas, meski sesekali sesak masih menghampiri.
Hadiah yang kudapat dari pelarian ini adalah pengalaman yang luar buasa hebat, petualangan seru yang tak pernah terbayangkan akan seseru ini. Rekan kerja yang supportive, konyol, tertawa, menyebalkan, bikin rudet, kambing hitam dan lain sebagainya yang sekarang jadi bahan kangen.
Selain rekan kerja juga pelanggan yang beraneka ragam dengan keunikannya sendiri-sendiri, situkang nyolot, tidak sabaran, si tanpa micin, si paling suka pedas, si paling perfect, si paling aneh, si paling slay, si paling komandan, si paling hallo dek, si paling keibuan, si paling kebapaan, si paling om-om, si paling kantoran, si paling tante, si paling ani-ani eh?, sipaling-paling lainnya yang terkadang di luar nurul.
Pokoknya 8 bulan pelarian itu adalah the best experience dalam 19 tahun hidupku. Semoga kedepannya aku juga menemukan pengalaman-pengalaman yang tak kalah jauh luar biasanya.
Untuk rekan-rekan kerjaku, Teh Upet, Teh Ivi, Teh Eno, Teh Ecol, Teh Mei, Teh Eboh, Teh Ara, Teh, Bulan, Teh Lani, Teh Listi (si paling emak aku), Mi Awi, Tita, Sarah, Mang Ade, Ndin, Mang Doni, Ufi, Mang Alif, Mang Iqbal, Mang Karna, dan Mang-Mang lainnya dan Ibu-Bapak yang udah membukakan pintun dan memberiku kesempatan aku ucapkan terima kasih untuk pengalaman luar biasanya, terima kasih karena secara tidak langsung menjadi motivasi diri, terima kasih karena pelarian patah hati itu menjadi pelarian yang (sempat) tak ingin membuat ku pulang. Semoga selalu diberi kesehatan, diberi kelancaran disetiap usahanya, diberi kemudahan rezekinya, dipanjangkan umurnya agar bisa dipertemukan kembali, dan semoga senantiasa bahagia.
Semua kenangan yang kuukir di Jakarta ku selipkan pada langit senja Jakarta yang ku abadikan. Jadi, setiap kali aku melihat foto langit itu akan ada kata yang selalu ku ingat "Aku pernah sejatuh dan sekehilangan arah itu, tapi akan selalu ada hal baik yang kita temui disetiap ketersesatan itu. Jadi, jangan berhenti hanya karena arahnya tidak sesuai lagi."
Mungkin itu saja, dua foto/gambar yang memberiku inspirasi karena kisah dibaliknya. Bagaimana denganmu?
Comments