|Terima kasih sudah berkunjung. Ini merupakan bagian dari projek pembiasaan menulis di bulan Februari. 29 hari penuh cerita|
Hai.
Hari ini masih sama nggak kemana-mana, hanya ikut pengajian rutinan sabtu bareng Mamah. Ini kali pertama aku ikut sebelum-sebelumnya aku.... hehehe.
Sejujurnya aku sudah lama enggak ikut kajian seperti ini, mungkin selain malas karena bisikan setan juga waktunya selalu enggak tepat. Soalnya aku sibuk ngejar dunia:). Mekipun belum kekejar juga sih, sampe sekarang sekalipun aku sudah berdarah-darah penuh luka, bermandikan air mata dan ditertawakan semesta.
Acara kajian dilaksanakan di lingkungan pesantren, kebetulan di sebelah selatan rumah hanya tersekat sawah luas. Aku dengan penuh niat baik hari ini melangkah dengan bismillah (cielah wkwkwk gayanya).
Pertama kali masuk ada baner kecil di tiang lampu pinggir jalan "Kawasan Wajib Menutup Aurat". Aku termenung melihat diriku sendiri dan bertanya sudahkan aku menutup aurat dengan baik? Untuk kali ini bisa dikatakan iya, tapi selebihnya apakah sudah benar? Hah, itu cukup mencubit hatiku sebagai perempuan.
Cuaca hari ini cerah, langit biru dan membentang awan-awan kaku menjadi pelengkap keindahan langit hari ini. Aku jadi ingat lagunya Eajpark-Castle in The Sky. Aku ingin membangun kastil di langit. Kalau mau dengarin di sini.
Para jamaah sudah memenuhi bagian dalam masjid. Sebagian ada di luar salah satunya aku. Di luar masih terdengar jelas penjelasan pak ustad membahas mengenai tajwizd dan sifat-sifat wajib di Allah. Di luar aku bisa dengan bebas melihat langit biru dan awan yang bergerak tenang dari pantulan keramik yang mengkilat. It's so beautiful. Ah, ayo kita buat kastil di langit.
Aku duduk dengan tenang. Semilir amgin yang membelai wajah memberiku ketenangan. Jiwaku duduk di sini, tapi pikiranku mengawang jauh menembus awan. Hingga aku menyadari bahwa aku enggak tahu apa-apa. Aku layaknya tong kosong yang ditutup, terlihat penuh padahan enggak ada isinya. Aku merasa seperti bulu-bulu angsa yang diterpa angin, tak memiliki pegangan untuk bertahan selain memasrahkan diri pada angin.
Aku seperti seonggok batu apung di tengah samudra. Setitik hitam di putihnya kertas, noda merah pada kilatan lantai, kesalahan pahatan pada relief. Aku hanya semut kecil diantara segerombolan gajah. Aku enggak tahu apa-apa.
Aku tenggelan pada kecantikan awan-awan, sementara di dalam sana lagi membahas tentang tajwid bagian pembagian idghom kemudian dilanjut membahas mengenai sifat-sifat wajib bagi Allah. Pembahasan itu membawaku untuk berkelana pada masa sekolah agama yang digurui Ustad Asep.
Yang membuatku semkain rindu adalah ketika didalam sana membacakan nadhom koidahnya.
Koidah...
Dulu sebelum pulang kita selalu membaca terlebih dahulu apa yang telah kita pelajari hari ini. Dan yang paling menyenagkan adalah ketika membaca koidah.
Ternyata sejauh itu ya aku dengan pengetahuan agama. Semua nyaluntur karena mungkin tidak kuikat dengan catatan, sebagimana telah dianjurkan.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِّููุฏُูุง ุงูุนِูู
َ ุจุงِููุชุงุจِ
“Jagalah ilmu dengan menulis.” (Shahih Al-Jami’, no.4434. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Allah SWT juga berfirman dalam Q.R Surah Al-Baqarah :282.
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุฅِุฐَุง ุชَุฏَุงَْููุชُู
ْ ุจِุฏٍَْูู ุฅَِٰูู ุฃَุฌٍَู ู
ُุณَู
ًّู َูุงْูุชُุจُُูู
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Imam Asy-Sya’bi pernah berkata,
“Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok.”
Dan
ุงْูุนِْูู
ُ ุตَْูุฏٌ َูุงِْููุชَุงุจَุฉُ َْููุฏُُู * َِّููุฏْ ุตُُْููุฏََู ุจِุงْูุญِุจَุงِู ุงَْููุงุซَِْูู
َูู
َِู ุงْูุญَู
َุงَูุฉِ ุฃَْู ุชَุตِْูุฏَ ุบَุฒَุงَูุฉً َูุชَุชْุฑََُููุง ุจََْูู ุงْูุฎَูุงَุฆِِู ุทَุงَِْููู
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)
Aku lebih tahu bagaimana sepat terjangnya Hyunsuk, Junkyu dan Jeongwoo sebelum debut dibandingkan sepak terjangnya Nabi Muhammad membela islam. Aku lebih hafal isi album Treasure-Rebot dan The Rose-DUAL dibandingkan hadist. Aku lebih cepat khatam nonton drakor dibandingkan baca Al-Qur'an. Aku lebih hafal lagu Just One Day daripada Al-Waqiah. Astagfirullah haladzim, jangan di tiru ya :(. Mari kita memperbaiki diri.
Aku benar-benar jatuh pada kubang dunia yang penuh gemerlap menggoda. Aku benar-benar jatuh dengan tipu dayanya sekalipun tahu bahwa dunia hanyalah senda gurau.
ุงَِّูู
َุง ุงْูุญَٰููุฉُ ุงูุฏَُّْููุง َูุนِุจٌ ٌََّْูููู َูุۗงِْู ุชُุคْู
ُِْููุง َูุชَุชَُّْููุง ُูุคْุชُِูู
ْ ุงُุฌُْูุฑَُูู
ْ ََููุง َูุณَُْْููููٔ
ْ ุงَู
َْูุงَُููู
ْ 36.
"Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu."
Bagaimana menurutmu? Yuk sharing!!
Comments