Hai.
Gak kerasa udah Februari aja. Semoga bulan ini penuh dengan kebaikan dan hal-hal yang kurencanakan terlaksanakan.
Hari ini dengan teman-teman sekelas pergi menjenguk dosen wali yang minggu lalu melahirkan. Di sana cukup lama sampai menghabiskan 4 buah pisang, Anggur sisa sengahnya, setengah toples sistik, satu tople kecil kerupuk dan satu keranjang air minum hehe. Sayangnya enggak sempat melihat dede bayi karena dede bayinya terlelap tidur.
Oh iya, hari ini hujan dan terima kasih untuk Arin atas jas hujannya. Sehat terus dan bahagia terus ya buat Arin.
Hari ini aku mau bhas radio. Ada yang masih senang mendengarkan radio? Aku juga sudah lama enggao mendengarkan radio, terkahir kali itu entah kapan. Baru hari ini aku mendengarkan radio lagi, itu juga karena nggak ada paket internet dan bingung harus apa. Jadinya mendengarkan radio jadi pilihan dan ternyata masih sama asiknya kayak dulu.
Andai sejak awal kutahu akhirnya begini
Lagu Fabio Asher mengalun memenuhi langit-langit kamar, hinggap di saku pakaian yang kugantung di dinding lalu terbang menghunus hati. Jlebb!! Haha maaf terlalu dramatis. Aku enggak lagi galau hanya lagunya enak didengar saja.
Setelah aku ingat-ingat ternyata aku dari kecil sudah biasa mendengarkan radio karena Bapak senang mendengarkan radio. Pagi-pagi ketika ku baru bangun tidur Bapak sudah standby di depan tungku ditemani segelas kopi hitam dan ceramah pagi yang mengalun dari sebuah handphone model Evercoss N2E dengan headset yang menjuntai sebagi antena.
Biasanya pukul 5-6 pagi diisi dengan acara cermah pagi, murottal Al-qur'an, tanya jawab bareng ustad lalu dilanjutkan dengan lagu-lagu religi. Setiap tepat pukul 6 pagi selalu diputarkan lagu Indonesia Raya dilanjut dengan sekilas berita tentang fenomena sosial maupun alam yang tengah menjadi perbincangan hangat. Untuk sekarang apakah segmen acaranya masih sama atau sudah berubah aku kurang tahu.
Bapak-Mamah juga sering mendengarkan acara dangdut, pop sunda, dan karaokean yang ada di salah satu program saluran radio sembari menemani pekerjaan. Menjelang malam pukul 19.00 ada acara Dongeng Sunda Mang Barna dan ini segmen acara yang paling aku tunggu-tunggu. Setiap malam selepas aku pulang mengaji aku selalu enggak sabar untuk mendengarkan lanjutan cerita dari episode sebelumnya. Waktu itu dongeng yang sempat kudengar sampai tamat berjudul "Dedemit Curug Sanghiang" itu dongeng fantasi dan petualangan. Karena disitu menceritakan tentnag seorang anak yang mendapat kekuatan setelah bertemu siluman ular di salah satu air terjun yaitu bernama Curug Sanghiang.
Keseruan Mendengarkan Radio
Aku mengajak pikiranku berkelana pada masa lalu, yaitu pada keseruan mendengarkan radio bareng Mamah dan Bapak. Kalau saat ini mendengarkan radio mungkin enggak sesering dan seasik dulu. Saat ini orang-orang sudah mulai jarang mendengarkan radio, karena sudah tersedia banyak platform musik dan podcast yang bisa diakses di mana saja tanpa harus pasang headset sebagai antena.
Bapak, bapak harus tahu kalau sekarang untuk mendengarkan musik/radio sudah bisa di mana saja tanpa harus mendownload atau menggunakan headset. Bapak bisa dengan puas mendengarkannya di platform musik, bapak bisa koleksi lagu kesukaan bapak: Doel Sumbang, Nike Ardila, Darso dan lainnya untuk nemenin sore bapak. Bapak bisa memutar acara wayang golek dari youtube untuk nemenin obrolan malam bapak bersama bapak-bapak lainnya sambeari berbagi ceroita-cerita pengalaman bapak yang hebat. Bapak bisa podcast untuk mengganti radio, bapak bisa melihat tutorial membuat rak buku, membuat skeatboard dan bagaimana memperbaiki sepatuku di tiktok. Bapak bisa bertanya ke chat GPT mengenai rekomendasi oleh-oleh untuk anak-istri selain martabak dan buah rambutan. Kapan-kapan aku pengen mekdi pak hehe. Bapak juga bisa bertanya tentang bagaimana membuat umpan ikan yang lezat biar nanti pas mancing dapat banyak ikan.
Saluran radio yang kudengarkan
Ada beberapa saluran radio yang menjadi favorit, beberapa diantaranya:
1. 99.4 FM
2. 101.6 FM
3. 103.9 FM
4. 105.1 FM
5. 90.9 FM
dsb.
Penyiar Radio
Aku pernah berkeinginan menjadi seorang penyiar radio karena tahu Bapak dan Mamah suka mendengarkan radio. Rasanya akan jadi kebanggan tersendiri ketika siaranku didengarkan bapak dan mamah untuk menemani malam mereka. Meski nanti acara radionya tentang bagaimana mengobati patah hati. Aku akan menyapaikan salam dan lagu khusus untuk bapak dan mamah juga dia.
Tapi kayaknya belum ada jalan untuk menjadi seorang penyiar radio, semoga tahun ini jalan itu terbuka.
Oh, iya. Aku juga ada kanalan yang pernah menjadi penyiar radio, Teh Dina (aku biasa manggi Dino, Eno) namanya. Dia pernah berbagai pengalamn bagaimana serunya menjadi penyiar, kebetulan waktu itu dia menjadi penyiar disalah satu stasiun radio di Tegal. Baca salam-salam dari pendengar, sampai punya pendengar. Sekaranf Teh Dino sudah enggak siaran lagi, entah akan berkesempatan bertemu lagi atau enggak. Tapi, semoga Teh Dino sehat terus biar selalu bahagia dan bisa melakukan hal-hal gila, eh? Hehe.
Kalo baca ini, Hallo Teh Eno!! Kresen depan warung udah berbuah lagi belum?
Kenangan tentang radio ternyata seberharga itu aku sampai gak rela harus melupakannya. Maka dari itu, segala kenangan tentang radio akan ku masukan dalam lemari kenangan, tulisan dan merawatnya dengan baik.
Kamu suka mendengarkan radio juga? Biasanya mendengarkan acara apa?
Lebih suka radio atau platform musik online?
Yuk sharing!!
Comments